Hadis itu pada dasarnya bukan masalah jender tapi memang putri kisra itu
orangnya  lemah , plin plan , suka histeris dll.Kalau hadis itu berlaku
umum niscaya tidak ada satu bangsa pun di dunia ini yang mencapai
kejayaan  ketika dipimpin perempuan.

Namun nyatanya Inggris mencapai puncak kejayaannya bahkan menguasai 2/3
wilayah dunia saat dipimpin Ratu Victoria  dan Elizabeth I , Russia mencapai
puncak kejayaannya pada pemerintahan  Tsarina Chaterina Agung ,
Belanda pun jaya pada masa Ratu Wilhemina dan Juliana.

Di abad modern ada Golda Meir dari Israel yang sukses menggebuk pasukan
Arab  yang dipimpin laki-laki , Margareth Thatcher yang mengeluarkan
negrinya dari krisis keuangan sekaligus memenangkan perang Malvinas.
Landasan dasar kemajuan India di sektor pendidikan , industri dan IT
dibangun pada masa Indira Gandhi.

Jadi ini bukan masalah jender tapi kemampuan dan kemampuan tidak
melihat jender.Apa kalau dipimpin laki-laki akan selalu jaya nyatanya
tidak kan  , ini tergantung kemampuan dia juga.

Masalah masa lalu tidak ada pemimpin perempuan bukan karena tidak
mampu tapi tidak diberi kesempatan karenapandangan yang miring
seperti anda.

Dan itu kan hadis gharib anda sendiri pasti tau hal ini , sejak kapan hadis
gharib boleh dijadikan dalil penentuan hukum..? hadis gharib cuma bisa
dipakai untuk masalah amalan-amalan sunnah bukan penentuan hukum.
Hadis gharib kastanya paling rendah diantara hadis ahad.

----- Original Message -----
From: "H. M. Nur Abdurrahman" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Friday, September 01, 2006 8:59 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan Islami


> BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
>
> WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
> [Kolom Tetap Harian Fajar]
> 640 Perang Unta dan Kepemimpinan Perempuan
>
> Saat Nabi Muhammad SAW mendengar kabar suksesi kekaisaran Persia kepada
> putri Kaisar, beliau bersabda:
> -- Lan Yufliha Qawmun Wallaw Amrahumu Mraatan [H.R. Bukhariy], artinya:
> Sekali-kali tidak beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka
kepada
> perempuan. Hadits ini, seperti dinyatakan oleh Imam Ibn Hajar, diungkapkan
> berkaitan dengan hadits-hadits lain tentang kisah kesewenang-wenangan
Kaisar
> Persia. Ia kemudian di kudeta dan dibunuh, dan kemudian terjadi pelimpahan
> kekuasaan ketangan puteri Kaisar. Dalam pandangan Muhammad al-Syawaribi,
> hadits tersebut tidak bisa dijadikan rujukan untuk hal yang ilzamiyah
> (normatif), karena diriwayatkan secara ahad (satu jalur). Hadits ahad
hanya
> bersifat ikhbariyah (informatif), sehingga tidak memiliki konsekwensi
hukum
> apapun. Dalam kaidah Ushul Fiqh untuk hal-hal yang sangat prinsip yaitu
> ilzamiyah, haruslah berlandaskan kepada teks yang diriwayatkan secara
> mutawatir (kolektif).
>
> Dalam penelusuran DR. Wahbah al-Zuhaili, tak ditemukan satupun ulama
> terdahulu yang membenarkan kepemimpinan perempuan dalam konteks di bidang
> politik. Dikatakan bahwa ulama Islam telah konsensus (ijma') dengan
> pernyataan bahwa kelelakian merupakan salah satu syarat utama bagi
> kepemimpinan tertinggi dalam lapangan politik (alFiqh alIslami, VII:
6179).
> Sementara pemikir Islam kontemporer juga tidak sedikit yang menyuarakan
hal
> yang sama. Sebutlah misalnya Syah Waliyullah alDahlawi, alMawdudi dan yang
> lain. Dengan demikian, berarti bahwa perempuan dalam pandangan Syari'ah
> tidak dibenarkan untuk menduduki kepemimpinan politik tertinggi.
Jamaluddin
> Al Afghani dalam bukunya yang berjudul 'Aisyah wa alSiyasah, menulis
secara
> lengkap tentang biografi St Aisyah dan mencoba memberikan nasehat bagi
> generasi mendatang tentang keberadaan perempuan dalam politik praktis.
>
> Itu dalam wacana. Bagaimana di lapangan?
> 1. Kenyataan bahwa Nabi Muhammad Saw tidak menyerahkan kepemimpinan beliau
> kepada puteri beliau, Siti Fathimah, ataupun kepada Ummu lMu'minin St
> 'Aisyah yang keduanya-duanya adalah cerdas dan bijak. Keduanya memang
cerdas
> dan bijak dalam konteks ukuran keseharian, namun bukan dalam konteks
bidang
> siyasah (politik).
> 2. Siti 'Aisyah, walaupun sukses dapat memimpin puluhan ribu pasukan
perang
> di bawah kendali perintahnya, tetapi ujung-ujungnya beliau kalah, karena
> tidak matang menterjemahkan situasi politik sebagai dasar untuk bertindak.
> St 'Aisyah menunjukkan terpuruknya peran perempuan di wilayah politik,
yaitu
> menarik sekelompok orang untuk membangkang dan terjun ke dalam perang
> memimpin sebuah pasukan yang menentang keabsahan khalifah keempat, 'Ali
bin
> Abu Thalib. Peperangan ini terjadi di Basrah pada hari Ahad 12 Jumadil
Akhir
> 36 H / 4 Desember 656 M. menentang khalifah 'Ali bin Abi Thalib.
>
> Ketika Khalifah 'Utsman bin Affan wafat, warga Madinah dan tiga pasukan
dari
> Mesir, Basrah dan Kufah bersepakat memilih 'Ali bin Abu Thalib sebagai
> khalifah baru. Sebermula beliau menolak penunjukan itu. Namun semua
mendesak
> untuk memimpin ummat. Pembaiatan beliaupun berlangsung di Masjid Nabawi.
> Sebagai Khalifah beliau mewarisi pemerintahan yang sangat kacau. Juga
> ketegangan politik akibat pembunuhan Khalifah ketiga, 'Utsman bin Affan.
> Keluarga Umayyah menguasai hampir semua kursi pemerintahan. Dari 20
gubernur
> yang ada, hanya Gubernur Iraq yaitu Abu Musa Al Asyari yang bukan keluarga
> Umayyah. Mereka menuntut Khalifah 'Ali bin Abu Thalib untuk mengadili
> pembunuh Khalifah 'Utsman. Tuntutan demikian juga diajukan St 'Aisyah.
Namun
> Khalifah berpandangan bahwa pengadilan sulit dilaksanakan sebelum situasi
> politik reda. Khalifah bermaksud menyatukan negara lebih dahulu. Untuk
itu,
> beliau mendesak Muawiyah bin Abu Sofyan, Gubernur Syam, yang juga pimpinan
> keluarga Umayyah untuk segera berbaiat kepadanya.
>
> Muawiyyah menolak berbaiat sebelum pembunuh Khalifah 'Ustman dihukum.
Bahkan
> Muawwiyah menyiapkan pasukan dalam jumlah besar untuk menentang Khalifah.
> Maka Khalifah segera menyusun pasukan. Khalifah berangkat ke Kufah,
wilayah
> yang masyarakatnya mendukung Khalifah. Beliau tinggalkan ibu kota Madinah
> sepenuhnya. Sementara itu St 'Aisyah, telah bergerak memimpin 30 ribu
> pasukan dari Makkah. Pasukan Khalifah yang semula diarahkan ke Syam
terpaksa
> dibelokkan untuk menghadapi pasukan St 'Aisyah, yang memimpin pasukannya
> dalam tandu tertutup di atas unta. Banyak pasukan juga mengendarai unta,
> sehingga pasukan itu dari pihak St 'Aisyah disebut Ashhab alJamal (Pasukan
> Unta). Maka perang itu disebut Perang Unta. St 'Aisyah tertawan setelah
> tandunya penuh dengan anak panah. Adapun dari pihak Khalifah 'Ali pasukan
> 'Aisyah disebutnya An Nakits (N-K-TS), yang diambil dari Firman Allah:
> -- FMN NKTS FANMA YNKTS 'ALY NFSH (S. ALFTh, 48:10), dibaca: faman nakatsa
> fainnama- yankutsu 'ala- nafsihi-, artinya barangsiapa yang menebas
> (bai'ah), maka (bahaya) penebasannya atas dirinya sendiri.
>
> Kerugian peperangan itu sangat besar.
> -- Pertama, kerugian jiwa, yaitu dari pihak St 'Aisyah sejumlah 16,796
orang
> terbunuh, dan dari pihak Khalifah 1,070 orang.
> -- Kedua, perpecahan mazdhab, mereka para penyokong St 'Aisyah dan
Muawiyah
> disebut Ahlussunnah, dan para penyokong Khalifah disebut Syi'ah (partai)
> 'Ali, dan yang menyedihkan ialah yang pada mulanya hanya berupa mdzhab
> politik, namun ujung-ujungnya menjadi madzhab theologi, yaitu Madzhab
> Ahlussunnah dan Madzhab Syi'ah (tanpa menyebutkan 'Ali lagi).
>
> ***
>
> Ala kulli hal, dalam Hadits yang telah dikutip di atas, ungkapan "urusan
> mereka" (Amruhum), adalah urusan dalam konteks kancah politik. Alhasil,
> tidak akan beruntung kaum yang mendiami sebuah negeri, tidak terkecuali
> Indonesia ini, jika dipimpin oleh perempuan dalam urusan politik.
Sedangkan
> St 'Aisyah yang begitu cerdas dan bijak dalam kehidupan keseharian, akan
> tetapi gagal dalam kepemimpinan politik, maka betapa pula oleh perempuan
> yang biasa-biasa saja. WaLlahu a'lamu bisshwab.
>
> *** Makassar, 29 Agusutus 2004
>         [H.Muh.Nur Abdurrahman]
>




=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke