"Dia menjanjikan keluasan rizki kepada siapa saja yang menempuhnya
serta menggunakan cara-cara itu, Allah juga memberikan jaminan bahwa
mereka pasti akan sukses serta mendapatkan rizki dengan tanpa
disangka-sangka."

Saya berpendapat bahwa rizki yg tiba2 adalah lebih merupakan suatu
perkecualian. Rizki tiba2 ini tidak patut didambakan karena selain
frekuensinya kecil dan hanya sedikit yg memperolehnya.

Yg perlu dikejar ialah rizki yg kontinu, yg dapat diandalkan dan dapat
diprediksi turunnya yg akan jatuh kepada semua orang.  Rizki kontinu
ini menurut pengamatan dari sisi yg ilmiah lebih bertumpu pada:

1.  Mengejar ilmu demi meningkatkan produktivitas.
2.  Hidup hemat tetapi menabung supaya dapat berinvestasi.
3.  Bekerja dg keras dan baik.
4.  Patuhi hukum dan bersikaplah adil thd sesama.
5.  Menjaga amanat dari setiap pihak yg memberikan amanat tsb.
6.  Bayar pajak dg patuh.
7.  Bangunlah keluarga yg baik dan hiduplah secara sehat.
8.  Berpartisipasi dalam komunitas sekitarnya.
9.  Melakukan kegiatan sosial, berderma.
10.  Peliharalah dan jagalah kelestarian alam.

Nicsaya kalau semua kita jalankan rizki kontinu alias kesejahteraan
ekonomi yg berkesinambungan dapat dicapai.

--- In [EMAIL PROTECTED], "Muhammad Haryo"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh
> 
> Berikut saya copy-kan sebuah artikel Islami.
> Semoga bermanfaat & menambah ilmu bagi kita semua.
> 
> Wassalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh
> 
> Note : harap turut menyebarluaskan risalah ini
> --
> Muhammad Haryo
> http://haryodakwah.my.or.id/ <http://annajiyah.notlong.com/>
> --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
> Jika email ini masuk folder spam/ bulk/ junk, harap tandai sebagai
NOT spam/
> bulk/ junk
> --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
> 
> Sebab-Sebab Turunnya Rizki - www.alsofwah.or.id
> Kamis, 13 Mei 04
> 
> Akhir-akhir ini banyak orang yang mengeluhkan masalah penghasilan atau
> rizki, entah karena merasa kurang banyak atau karena kurang berkah.
Begitu
> pula berbagai problem kehidupan, mengatur pengeluaran dan kebutuhan
serta
> bermacam-macam tuntutannya. Sehingga masalah penghasilan ini menjadi
sesuatu
> yang menyibukkan, bahkan membuat bingung dan stress sebagian orang.
Maka tak
> jarang di antara mereka ada yang mengambil jalan pintas dengan menempuh
> segala cara yang penting keinginan tercapai. Akibatnya bermunculanlah
> koruptor, pencuri, pencopet, perampok, pelaku suap dan sogok, penipuan
> bahkan pembunuhan, pemutusan silaturrahim dan meninggal kan ibadah
kepada
> Allah untuk mendapatkan uang atau alasan kebutuhan hidup.
> 
> Mereka lupa bahwa Allah telah menjelaskan kepada hamba-hamba-Nya
sebab-sebab
> yang dapat mendatangkan rizki dengan penjelasan yang amat gamblang. Dia
> menjanjikan keluasan rizki kepada siapa saja yang menempuhnya serta
> menggunakan cara-cara itu, Allah juga memberikan jaminan bahwa
mereka pasti
> akan sukses serta mendapatkan rizki dengan tanpa disangka-sangka.
> 
> Diantara sebab-sebab yang melapangkan rizki adalah sebagai berikut:
> 
>    - *Takwa Kepada Allah*
>    Takwa merupakan salah satu sebab yang dapat mendatangkan rizki dan
>    menjadikannya terus bertambah. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman,
>    artinya,
>    "Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan
>    baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidada
>    disangka-sangkanya." (At Thalaq 2-3)
> 
>    Setiap orang yang bertakwa, menetapi segala yang diridhai Allah dalam
>    segala kondisi maka Allah akan memberikan keteguhan di dunia dan
di akhirat.
>    Dan salah satu dari sekian banyak pahala yang dia peroleh adalah
Allah akan
>    menjadikan baginya jalan keluar dalam setiap permasalahan dan
problematika
>    hidup, dan Allah akan memberikan kepadanya rizki secara tidak
terduga.
>    Imam Ibnu Katsir berkata tentang firman Allah di atas, "Yaitu barang
>    siapa yang bertakwa kepada Allah dalam segala yang diperintahkan dan
>    menjauhi apa saja yang Dia larang maka Allah akan memberikan
jalan keluar
>    dalam setiap urusannya, dan Dia akan memberikan rizki dari arah
yang tidak
>    disangka-sangka, yakni dari jalan yang tidak pernah terlintas
sama sekali
>    sebelumnya."
> 
>    Allah swt juga berfirman, artinya,
>    "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa,
>    pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit
dan bumi,
>    tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa
mereka
>    disebabkan perbuatannya." (QS. 7:96)
> 
>    - *Istighfar dan Taubat*
>    Termasuk sebab yang mendatang kan rizki adalah istighfar dan taubat,
>    sebagaimana firman Allah yang mengisahkan tentang Nabi Nuh
Alaihissalam ,
>    "Maka aku katakan kepada mereka:"Mohonlah ampun kepada Rabbmu,
>    sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun" niscaya Dia akan
mengirimkan hujan
>    kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan
>    mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya)
untukmu
>    sungai-sungai." (QS. 71:10-12)
>    Al-Qurthubi mengatakan, "Di dalam ayat ini, dan juga dalam surat Hud
>    (ayat 52,red) terdapat petunjuk bahwa istighfar merupakan
penyebab turunnya
>    rizki dan hujan."
> 
>    Ada seseorang yang mengadukan kekeringan kepada al-Hasan al-Bashri,
>    maka beliau berkata, "Beristighfarlah kepada Allah", lalu ada
orang lain
>    yang mengadukan kefakirannya, dan beliau menjawab,
"Beristighfarlah kepada
>    Allah". Ada lagi yang mengatakan, "Mohonlah kepada Allah agar
memberikan
>    kepadaku anak!" Maka beliau menjawab, "Beristighfarlah kepada Allah".
>    Kemudian ada yang mengeluhkan kebunnya yang kering kerontang,
beliau pun
>    juga menjawab, "Beristighfarlah kepada Allah."
>    Maka orang-orang pun bertanya, "Banyak orang berdatangan mengadukan
>    berbagai persoalan, namun anda memerintahkan mereka semua agar
>    beristighfar." Beliau lalu menjawab, "Aku mengatakan itu bukan
dari diriku,
>    sesungguhnya Allah swt telah berfirman di dalam surat
Nuh,(seperti tersebut
>    diatas, red)
> 
>    Istighfar yang dimaksudkan adalah istighfar dengan hati dan lisan
lalu
>    berhenti dari segala dosa, karena orang yang beristighfar dengan
lisannnya
>    saja sementara dosa-dosa masih terus dia kerjakan dan hati masih
senantiasa
>    menyukainya maka ini merupakan istighfar yang dusta. Istighfar
yang demikian
>    tidak memberikan faidah dan manfaat sebagaimana yang diharapkan.
> 
>    - *Tawakkal Kepada Allah*
>    Allah swt berfirman, artinya,
>    "Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan
>    mencukupkan (keperluan)nya." (QS. 65:3)
>    Nabi saw telah bersabda, artinya,
>    "Seandainya kalian mau bertawakkal kepada Allah dengan
>    sebenar-benarnya maka pasti Allah akan memberikan rizki kepadamu
sebagaimana
>    burung yang diberi rizki, pagi-pagi dia dalam keadaan lapar dan
kembali
>    dalam keadaan kenyang." (HR Ahmad, at-Tirmidzi dan dishahihkan
al-Albani)
> 
>    Tawakkal kepada Allah merupakan bentuk memperlihatkan kelemahan diri
>    dan sikap bersandar kepada-Nya saja, lalu mengetahui dengan yakin
bahwa
>    hanya Allah yang memberikan pengaruh di dalam kehidupan. Segala
yang ada di
>    alam berupa makhluk, rizki, pemberian, madharat dan manfaat,
kefakiran dan
>    kekayaan, sakit dan sehat, kematian dan kehidupan dan selainnya
adalah dari
>    Allah semata.
> 
>    Maka hakikat tawakkal adalah sebagaimana yang di sampaikan oleh
>    al-Imam Ibnu Rajab, yaitu menyandarkan hati dengan sebenarnya
kepada Allah
>    Azza wa Jalla di dalam mencari kebaikan (mashlahat) dan
menghindari madharat
>    (bahaya) dalam seluruh urusan dunia dan akhirat, menyerahkan
seluruh urusan
>    hanya kepada Allah serta merealisasikan keyakinan bahwa tidak ada
yang dapat
>    memberi dan menahan, tidak ada yang mendatangkan madharat dan
manfaat selain
>    Dia.
> 
>    - *Silaturrahim*
>    Ada banyak hadits yang menjelaskan bahwa silaturrahim merupakan salah
>    satu sebab terbukanya pintu rizki, di antaranya adalah sebagai
berikut:
>    -Sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, artinya,
>    " Dari Abu Hurairah ra berkata, "Aku mendengar Rasulullah Shalallaahu
>    alaihi wasalam bersabda, "Siapa yang senang untuk dilapangkan
rizkinya dan
>    dipanjangkan umurnya maka hendaklah menyambung silaturrahim." (HR Al
>    Bukhari)
>    -Sabda Nabi saw, artinya,
>    "Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , Nabi Shalallaahu alaihi
wasalam
>    bersabda, " Ketahuilah orang yang ada hubungan nasab denganmu
yang engkau
>    harus menyambung hubungan kekerabatan dengannya. Karena sesungguhnya
>    silaturrahim menumbuhkan kecintaan dalam keluarga, memperbanyak
harta dan
>    memperpanjang umur." (HR. Ahmad dishahihkan al-Albani)
>    Yang dimaksudkan dengan kerabat (arham) adalah siapa saja yang ada
>    hubungan nasab antara kita dengan mereka, baik itu ada hubungan
waris atau
>    tidak, mahram atau bukan mahram.
> 
>    - *Infaq fi Sabilillah*
>    Allah swt berfirman, artinya,
>    "Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan
menggantinya
>    dan Dia lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya." (QS. 34:39)
>    Ibnu Katsir berkata, "Yaitu apapun yang kau infakkan di dalam hal
yang
>    diperintahkan kepadamu atau yang diperbolehkan, maka Dia (Allah) akan
>    memberikan ganti kepadamu di dunia dan memberikan pahala dan
balasan di
>    akhirat kelak."
>    Juga firman Allah yang lain,artinya,
> 
>    "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian
>    dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari hasil usahamu
yang
>    baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi
untuk kamu.
>    Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari
>    padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
>    memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha
Kaya lagi
>    Maha Terpuji. Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan
kemiskinan
>    dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan
>    untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya)
>    lagi Maha Mengetahui." (QS. 2:267-268)
>    Dalam sebuah hadits qudsi Rasulullah saw bersabda, Allah swt
>    berfirman, "Wahai Anak Adam, berinfaklah maka Aku akan berinfak
kepadamu."
>    (HR Muslim)
> 
>    - *Menyambung Haji dengan Umrah*
>    Berdasarkan pada hadits Nabi Shalallaahu alaihi wasalam dari Ibnu
>    Mas'ud Radhiallaahu anhu dia berkata, Rasulullah Shalallaahu
alaihi wasalam
>    bersabda, artinya,
>    "Ikutilah haji dengan umrah karena sesungguhnya keduanya akan
>    menghilangkan kefakiran dan dosa sebagaimana pande besi
menghilangkan karat
>    dari besi, emas atau perak, dan haji yang mabrur tidak ada balasannya
>    kecuali surga." (HR. at-Tirmidzi dan an- Nasai, dishahihkan
al-Albani)
>    Maksudnya adalah, jika kita berhaji maka ikuti haji tersebut dengan
>    umrah, dan jika kita melakukan umrah maka ikuti atau sambung
umrah tersebut
>    dengan melakukan ibadah haji.
> 
>    - *Berbuat Baik kepada Orang Lemah*
>    Nabi saw telah menjelaskan bahwa Allah akan memberikan rizki dan
>    pertolongan kepada hamba-Nya dengan sebab ihsan (berbuat baik) kepada
>    orang-orang lemah, beliau bersabda, artinya,
>    "Tidaklah kalian semua diberi pertolongan dan diberikan rizki
>    melainkan karena orang-orang lemah diantara kalian." (HR. al-Bukhari)
>    Dhu'afa' (orang-orang lemah) klasifikasinya bermacam-macam, ada
>    fuqara, yatim, miskin, orang sakit, orang asing, wanita yang
terlantar,
>    hamba sahaya dan lain sebagainya.
> 
>    - *Serius di dalam Beribadah*
>    Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, dari Nabi
>    Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, "Allah Subhannahu wa Ta'ala
berfirman,
>    artinya,
>    "Wahai Anak Adam Bersungguh-sungguhlah engkau beribadah kepada Ku,
>    maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kecukupan dan Aku menanggung
>    kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukan itu maka Aku akan
memenuhi dadamu
>    dengan kesibukan dan Aku tidak menanggung kefakiranmu."
>    Tekun beribadah bukan berarti siang malam duduk di dalam masjid serta
>    tidak bekerja, namun yang dimaksudkan adalah menghadirkan hati
dan raga
>    dalam beribadah, tunduk dan khusyu' hanya kepada Allah, merasa sedang
>    menghadap Pencipta dan Penguasanya, yakin sepenuhnya bahwa
dirinya sedang
>    bermunajat, mengadu kepada Dzat Yang menguasai Langit dan Bumi.
> 
> Dan masih banyak lagi pintu-pintu rizki yang lain, seperti hijrah,
jihad,
> bersyukur, menikah, bersandar kepada Allah, meninggalkan kemaksiatan,
> istiqamah serta melakukan ketaatan, yang tidak dapat di sampaikan secara
> lebih rinci dalam lembar yang terbatas ini. Mudah-mudahan Allah
memberi kan
> taufik dan bimbingan kepada kita semua. Amin.
> 
> *( Sumber: Kutaib "Al Asbab al Jalibah lir Rizqi", al-qism al-ilmi Darul
> Wathan. )*
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke