AWW. Mohon maaf Pak Joni dan Pak Syafril, saya memang harus banyak belajar lagi tapi bukan berarti tidak boleh berkomentar kan?
----- Original Message ----- From: "Syafril Hermansyah" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Thursday, November 07, 2002 9:25 PM Subject: [yonsatu] Re: Arab vs. Israel (Re: Arab, huh! & New World) > On Wed, 6 Nov 2002 01:27:58 +0700 Akhmad Bukhari Saleh (ABS) wrote: > > [ analisis yg bagus sekali ] > > > Wah, wah, jangan naif dan dangkal dong Sodik, perseteruan > > Israel-Palestina itu samasekali bukan permusuhan antara agama-agama, > > antara agama Islam dengan agama Yahudi. Wong istrinya Yasser Arafat > > itu orang Kristen. Wong orang Arab Libanon yang dibantai Israel itu > > kebanyakan Kristen. Masih ingat nggak beberapa bulan lalu bagaimana > > orang Palestina Kristen dan Islam sama-sama melawan tentara Israel di > > gereja kelahiran Isa Almasih di Betlehem? Memang banyak juga orang > > Arab Islam yang dibantai Israel, tetapi bukan karena mereka Islam > > lantas dibantai, tetapi karena mereka Arab. > > > > Itu kan urusan rebutan tanah, antara bani Israel melawan orang Arab, > > yang sudah berlangsung ribuan tahun, nggak ada hubungannya sama Islam, > > wong waktu itu agama Islam (yang berkitabkan Al Quran) pun belum > > "lahir". Mulanya perang Arab-Israel mungkin bukan karena masalah agama, namun berikutnya berkembang menjadi masalah agama dan masalah lainnya yang sangat kompleks. Saya katakan mungkin, karena orang-orang Yahudi itu mengklaim bahwa wilayah Israel sekarang dan Palestina adalah wilayah yang dijanjikan oleh Tuhan mereka sebagai tanah mereka ketika dibawa hijrah oleh Musa a.s. dari Mesir, dan itu adalah masalah agama. Memang istri Arafat bukanlah muslim, sehingga bagi kelompok pejuang Palestina yang lain Arafat tidak dianggap sebagai representasi "pejuang Islam", Arafat hanyalah seorang nasionalis Palestina yang kebetulan beragama Islam. Oleh karena itu mereka yang melihat perjuangan Arafat dan kawan-kawannya melawan Israel akan menyimpulkan bahwa hal itu bukanlah perjuangan Islam, tapi hanya "sekedar" perjuangan mewujudkan eksistensi negara Palestina yang sekuler. Hal ini berbeda dengan pejuang Islam lainnya seperti Hamas yang memang tidak di bawah kontrol Arafat. Bahwa banyak warga Palestina non muslim yang meninggal akibat serbuan Israel, hal itu terjadi karena memang peluru tidak pandang bulu. Yang diburu oleh Israel adalah para pejuang Islam yang memiliki keberanian luar biasa, bahkan mereka sanggup melakukan "bom syahid", bom bunuh diri menurut istilah barat dan israel, kebetulan mereka bersembunyi di wilayah yang dihuni juga oleh warga Kristen, bahkan bersembunyi di gereja yang tentu saja tempat beribadahnya umat Kristen. Israel kalap, akhirnya dibombardirlah gereja itu. Jadi kalau pun banyak warga kristen meninggal, hal itu bukan tujuan Isreal. Saat ini Arafat dipersalahkan oleh Israel, tidak dalam kapasitas sebagai otak dari serangan para pejuang Islam, karena kalau dianggap otaknya pasti dalam hitungan detik Israel mampu melumpuhkan Arafat dan para pengawalnya. Beliau dipersalahkan karena dipandang tidak mampu mengendalikan para pejuang muslim ini. Israel sangat takut terhadap para pejuang muslim yang dengan gagah berani mengorbankan segalanya, bahkan nyawanya. Hal itu terjadi karena mereka merasa terusik bukan sekedar perasaan nasionalismenya saja tapi sudah menyentuh wilayah transenden. Jadi menurut saya, sangat jelas latar belakang ideologis perjuangan Arafat dan para pejuang muslim melawan Israel. Satu hal yang pasti dalam terminologi Islam, umat Musa a.s. dan Isa a.s. mereka semuanya adalah muslim bukan Yahudi atau Nasrani seperti sekarang ini. Jadi mereduksi perang Arab-Israel sebagai perebutan tanah belaka, adalah sebuah upaya mensekularisasikan persoalan, seakan-akan semuanya hanya persoalan dunia dan tidak ada hubungannya dengan agama. (dalam sudut pandang Islam kaffah, Islam tidak mendikotomikan antara persoalan "dunia" dan "agama"). Bahwa dalam faktanya pemerintah negara-negara Arab terkesan berperang karena perebutan tanah dan sumber daya lainnya tidaklah menjadi justifikasi bahwa persoalan itu yang menjadi wacananya. Hal ini harus dilihat secara komprehensif karena ketergantungan pemerintah negara-negara Arab terhadap barat. Tapi lihatlah bahwa banyak warga dari negara-negara Arab ini yang tidak sejalan dengan kebijakan pemerintahnya, Usamah bin Ladin misalnya. > > > Di lain segi, negara-negara Arab pun jelas melawan Israel karena > > urusan duniawi (tanah wilayah, sumber daya alam minyak), samsekali > > bukan karena fisabilillah. Kalau perjuangannya demi Islam, fokusnya > > kan mustinya bagaimana supaya Jeruzalem aman dan nyaman diziarahi > > penganut semua agama yang menganggap tempat itu suci, termasuk kaum > > Muslimin. Misalnya dengan mengutamakan upaya mencapai kompromi > > menjadikan Jeruzalem kota bebas di bawah pengelolaan PBB, tidak lagi > > di kelola orang Yahudi. > > Benar. > Kenapa banyak orang kita tidak terpikir kesana ya dari jaman dulu? > > > Tapi nyatanya perjuangan orang Arab, baik yang Islam maupun Kristen, > > kan memunculkan negara Palestina, dan mengakuisisi Jeruzalem menjadi > > ibukotanya. Jadi jelas urusan tanah wilayahlah yang mereka ributkan. > > Ngapain kita musti ikut ngurusin, sampai ikut merasa terjajah segala!? > > Bener juga. > > > > Bahkan banyak tokoh organisasi Islam terbesar kita, NU, Gus Dur di > > antaranya, yang malahan lebih jauh lagi melihat bahwa selain itu bukan > > soal Islam, ternyata JUGA BUKAN soal kolonialisme (karena mereka > > melihat nyatanya dulu Palestinalah yang menjajah Israel). Itu > > melainkan seratus persen perseteruan antar etnis di Timur Tengah sana, > > yang tidak perlu kita campuri. > > > > Bahkan menurut pandangan mereka, kalau Indonesia sebagai negara Islam > > terbesar di dunia, berhubungan baik dengan Israel, justru akan lebih > > besar manfaatnya bagi kepentingan Islam di tanah suci Jeruzalem, > > khususnya di Masjidil Aqsa, karena Israel akan lebih mudah memberikan > > konsesi keIslaman pada Indonesia daripada pada negara Srab. Mereka > > sampai pada kesimpulan mendingan baikan sama Israel daripada baikan > > sama Palestina. Kata mereka, apa untungnya mbelain Palestina buat > > Islam? > > Ah ya, sekarang jelas untuk saya alasan Gus Dur dulu hari yg mendekati > Israel bahkan mau berkunjung kesana. > Cuma kok soal dasar pemikiran Gus Dur maupun Tokoh Islam yg lain itu > tidak terdengar ya, terus terang baru sekarang ini saya mendengarnya. > > > Buat kita-kita yang selama ini dicekoki pemahaman bahwa yang terjadi > > di sana itu permusuhan Islam melawan agama lain, pandangan NU itu > > mbalelo. Tapi kalau dilihat secara nalar, koq ya make sense... > > Selain NU siapa lagi yg mbalelo Pak ? > Pandangan Gus Dur dan pengikutnya (misalnya JIL) pasti demikian, karena pemahaman mereka tentang sekularisasi agama. Buat mereka Islam hanya sekedar satpam moral dan 'personal pietesm', tidak ada kaitannya dengan negara kecuali itu tadi, penjaga moralitas agar tidak KKN dan melanggar hukum. Jadi sangat wajar kalau beliau tidak akan mengaitkan perjuangan umat Islam di mana pun sebagai perjuangan agama, paling banter beliau akan mengatakan perjuangan masyarakat/warga/bangsa yang kebetulan beragama Islam. Pandangan ini berbeda, kalaupun tidak disebut berlawanan, dengan mereka yang disebut kaffah (fundamentalis), yang senantiasa mengaitkan semua persoalan di dunia ini dengan masalah agama. Karena menurut sudut pandang mereka tidak satu persoalan pun di dunia ini yang tidak ada hubungannya atau tidak berimplikasi pada masalah agama. Jangankan persoalan menjaga kehormatan negara, harta, akal, keturunan, dan hukum, maaf......kentut pun diurus oleh agama. Soal Palestina dulu menjajah Israel saya kira Gus Dur naif. Setahu saya Israel baru ada tahun 1948 (?). Kalaupun yang dimaksud daerah yang sekarang menjadi Israel dahulunya dijajah Palestina, lalu apa yang akan kita katakan terhadap bangsa Eropa yang sekarang menguasai Amerika dan Australia atau Indonesia terhadap Timor Timur? Sekali lagi pandangan Gus Dur demikian karena memang Gus Dur tidak melihat ada persoalan agama di sana, semuanya dunia Karena itu bagi Gus Dur membuka hubungan dagang bahkan diplomatik pun tidak ada masalah. Pak Joni Saleh pasti tahu bahwa fosfat yang digunakan sebagai bahan baku pupuk di Petrokimia diimpor dari mana. Sekuler atau kaffah semuanya memang pendekatan seorang muslim untuk mengamalkan Islam, banyak varian di antara keduanya. Masalah mana yang benar, tentu bukan urusan kita, tapi siapapun berhak untuk menyatakan bahwa keyakinanannyalah yang benar dan mempromosikannya kepada yang lain selama tidak dengan cara kekerasan dan intimidasi. Siapa tahu pendekatan sekuler yang diyakini Gus Dur yang benar, tapi tidak tertutup kemungkinan pandangan kaffahlah (fundamentalis) yang lebih benar. Tapi apapun namanya Islam hanyalah Islam, sekuler ataupun fundamentalis hanyalah sebutan yang kita ada-adakan saja. Wassalam. DZArifin. --[YONSATU - ITB]---------------------------------------------------------- Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net> Moderators : <mailto:yonsatu-moderators@;mahawarman.net> Unsubscribe : <mailto:yonsatu-unsubscribe@;mahawarman.net> Vacation : <mailto:listar@;mahawarman.net?BODY=vacation%20yonsatu> 1 Mail/day : <mailto:listar@;mahawarman.net?BODY=set%20yonsatu%20digest>