AWW. WCDS.

----- Original Message -----
From: "Syafril Hermansyah" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, November 08, 2002 11:29 AM
Subject: [yonsatu] Re: Arab vs. Israel (Re: Arab, huh! & New World)


> On Thu, 7 Nov 2002 23:23:40 +0700 Doedoeng Z. Arifin (DZA) wrote:
>
> > Satu hal yang pasti dalam terminologi Islam, umat Musa a.s. dan Isa
> > a.s. mereka semuanya adalah muslim bukan Yahudi atau Nasrani seperti
> > sekarang ini.
>
> Ah yg benar ah :-) Bukannya kaum-2x itu yg sering disebut kaum 'pemegang
> kitab'.

Benar! mereka memang pemegang kitab atau tepatnya 'ahli kitab', mereka
disebut demikian karena tidak menegakkan hukum atau isi al kitab mereka
secara kaffah, bahkan sebagian dikurangi dan sebagian lagi ditambah,
sehingga isi al kitabnya menjadi tidak murni lagi sebagaimana diturunkan
pada Musa as atau Isa as.

Mumpung lagi shaum kita lihat Al Quran surat Al Maidah (surat ke lima) ayat
68 (Quran Surat = QS 5/68) dengan terjemahan dari Depag. Dalam ayat tersebut
dikatakan bahwa "para ahli kitab itu tidak dipandang beragama sedikitpun
hingga mereka menegakkan Taurat atau Injil atau Al Quran"

Kemudian dalam QS 2/111-113 disebutkan klaim Yahudi dan Nasrani bahwa mereka
yang akan masuk sorga dan memiliki pegangan yang benar. Namun Alloh
menyatakan bahwa hanya Islamlah yang akan selamat.

QS 2/130-132 Agama Ibrahim dan keturunannya yaitu Ismail, Ishaq dan Yaqub
(nama lain dari Israel) dst. adalah Islam. Khusus tentang Islamnya Isa as
dapat dilihat pada QS 3/52.
Pernyataan ini diperkuat lagi oleh Alloh swt bahwa agama Ibrahin dan anak
cucunya (termasuk Musa as dan Isa as) adalah Islam, lihat QS 2/140 dan 3/67.
Secara khusus Alloh menyatakan bahwa agama yang diridhoi-Nya adalah Islam
dapat dilihat pada QS 3/19, 83-85 dan 5/3

> > Jadi mereduksi perang Arab-Israel sebagai perebutan tanah belaka,
> > adalah sebuah upaya mensekularisasikan persoalan,  seakan-akan
> > semuanya hanya persoalan dunia dan tidak ada hubungannya
> > dengan agama. (dalam sudut pandang Islam kaffah, Islam tidak
> > mendikotomikan antara persoalan "dunia" dan"agama").
>
> Eit tunggu dulu, apa itu pengertian sekularisasi yg Anda sampaikan
> disini ?

Sekularisasi adalah proses atau upaya mensekularkan atau memisahkan
permasalah agama dengan masalah dunia, isu terbesarnya pemisahan masalah
agama dengan negara yang dianggap semata-mata persoalan dunia.

> > > > Bahkan banyak tokoh organisasi Islam terbesar kita, NU, Gus Dur di
> > > > antaranya, yang malahan lebih jauh lagi melihat bahwa selain itu
> > > > bukan soal Islam, ternyata JUGA BUKAN soal kolonialisme (karena
> > > > mereka melihat nyatanya dulu Palestinalah yang menjajah Israel).
> > > > Itu melainkan seratus persen perseteruan antar etnis di Timur
> > > > Tengah sana, yang tidak perlu kita campuri.
>
> > Pandangan Gus Dur dan pengikutnya (misalnya JIL) pasti demikian,
> > karena pemahaman mereka tentang sekularisasi agama. Buat mereka Islam
> > hanya sekedar satpam moral dan 'personal pietesm', tidak ada kaitannya
> > dengan negara kecuali itu tadi, penjaga moralitas agar tidak KKN dan
> > melanggar hukum. Jadi sangat wajar kalau beliau tidak akan mengaitkan
> > perjuangan umat Islam di mana pun sebagai perjuangan agama, paling
> > banter beliau akan mengatakan perjuangan masyarakat/warga/bangsa yang
> > kebetulan beragama Islam.
>
> Lalu apakah pandangan itu bertentangan dg Quran ?

Saya tentu tidak dalam kapasitas untuk mengatakan apakah pandangan itu
bertentangan atau tidak. Namun menurut berbagai referensi yang saya baca
bahwa memisahkan persoalan agama dengan negara adalah prinsip yang tertuang
dalam Injil Matius 22/21: "Render unto caesar the things which are caesar's
and unto God the thing which are God's", sedangkan dalam Islam tertuang
dalam QS 3/112 "hablun min Alloh wa hablun min al nas".
Artinya permasalahan kehidupan umat Islam mengintegrasikan hubungan vertikal
(hablun minalloh) dengan berbagai kaidah dan aturan yang baku dan horizontal
(hablun minanas) dengan berbagai dimensi kemasyarakatan yang dinamis. Karena
integrasi, maka keduanya tidak boleh dipisahkan

> > Pandangan ini berbeda, kalaupun tidak disebut berlawanan, dengan
> > mereka yang disebut kaffah (fundamentalis), yang senantiasa mengaitkan
> > semua persoalan di dunia ini dengan masalah agama. Karena menurut
> > sudut pandang mereka tidak satu persoalan pun di dunia ini yang tidak
> > ada hubungannya atau tidak berimplikasi pada masalah agama. Jangankan
> > persoalan menjaga kehormatan negara, harta, akal, keturunan, dan
> > hukum, maaf......kentut pun diurus oleh agama.
>
> Lalu apakah Islam tidak membolehkan orang lain berbeda pendapat, harus
> mengikuti cara dia ?

Sangat boleh. Islam adalah agama yang sangat demokratis (namun Islam tidak
sama dengan demokrasi). Bagi pemilik Islam yaitu Alloh swt, beriman atau
tidak sama saja QS 17/107. Bahkan untuk memasuki Islam atau tidak pun tidak
ada paksaan, lihat QS 2/256, namun tentunya kalau kita sudah memilih sesuatu
maka kita harus konsisten dan konsekwen dengan pilihan kita tersebut. Jangan
mengambil SIM kalau kita mengemudi tidak mau mentaati peraturan lalu lintas.

> > Sekuler atau kaffah semuanya memang pendekatan seorang muslim untuk
> > mengamalkan Islam, banyak varian di antara keduanya. Masalah mana yang
> > benar, tentu bukan urusan kita, tapi siapapun berhak untuk menyatakan
> > bahwa keyakinanannyalah yang benar dan mempromosikannya kepada yang
> > lain selama tidak dengan cara kekerasan dan intimidasi. Siapa tahu
> > pendekatan sekuler yang diyakini Gus Dur yang benar, tapi tidak
> > tertutup kemungkinan pandangan kaffahlah (fundamentalis) yang lebih
> > benar. Tapi apapun namanya Islam hanyalah Islam, sekuler ataupun
> > fundamentalis hanyalah sebutan yang kita ada-adakan saja.
>
> Saya kok tergelitik dg kata-2x sekuler yg bolak balik Anda sampaikan.
> Dulu saat akhir-2x kuliah di Bandung, saya dipinjami teman buku yg
> judulnya Islam dan Sekularisme, yg ngarang ulama dari Singapore (lupa
> namanya, kalau tidak salah ingat terbitan Salman).
>
> Menurut beliau ini, Islam tidak mengenal Sekularisme, karena semua
> mazhab punya 1 pegangan y.i. Quran. Jika Ijtihad atau qias atau
> interprestasi apapun yg Anda lakukan bertentangan dg Al Quran, pasti
> batal. Yg ada dan banyak terjadi di Islam justru Bidah
> (melebih-lebihkan) dan taqlid (ikut saja apa yg dikatakan Kiai, Imam
> tanpa berpikir). 2 hal tsb banyak perannya dalam kemunduran Islam.

Pernyataan Pak Syafril yang bersumber dari buku tersebut benar (saya
sependapat), kalau tidak salah pengarangnya Syed Naquib Al Attas (?). Memang
dalam Islam tidak ada sekularisme, segala permasalahan harus dipandang dari
sudut agama, dan tidak ada satu pun permasalahan yang lepas dari perhatian
Islam. Karena itu kita tidak boleh berpandangan sekular. Dalam Islam juga
tidak ada fundamentalisme seperti yang didefinisikan barat, sekali lagi
atribut tersebut hanyalah upaya barat untuk mengadu domba antar umat Islam.
Islam hanyalah Islam yang sumbernya Al Quran dan As Sunnah seperti yang pak
Syafril sebutkan itu.

Tapi rupa-rupanya kita umat Islam juga terprovokasi, ada sebagian umat Islam
yang mengatakan bahwa apabila ada sekelompok umat Islam yang ingin
mengintegrasikan masalah agama dengan negara, maka mereka itu adalah
kelompok fundamentalis, misalnya ABB cs. (lihat juga email saya dulu tentang
Islam-Arab, fundamentalis, radikal, dan anarkis). Kelompok yang memberi cap
fundamentalis ini biasanya oleh kelompok "fundamentalis" kemudian diberi
stempel "sekular".

Wassalam. DZArifin



--[YONSATU - ITB]----------------------------------------------------------
Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
Moderators     : <mailto:yonsatu-moderators@;mahawarman.net>
Unsubscribe    : <mailto:yonsatu-unsubscribe@;mahawarman.net>
Vacation       : <mailto:listar@;mahawarman.net?BODY=vacation%20yonsatu>
1 Mail/day     : <mailto:listar@;mahawarman.net?BODY=set%20yonsatu%20digest>

Kirim email ke