INILAH.COM, Jakarta - Greenpecae meminta konsumen memboikot produk kertas APP. 
Permintaan LSM lingkungan itu membuat semua saham emiten kertas dan pulp 
langsung rontok.

Isu lingkungan hidup kini tengah membayang-bayangi Asia Pulp dan Paper (APP), 
anak usaha Indah Kiat Pulp & Paper (INKP). Adalah Greenpeace yang menuduh 
perusahaan milik Sinar Mas Group itu melakukan perusakan hutan tropis di 
Indonesia.

Dalam laporannya yang berjudul "Bagaimana Sinar Mas Meluluhkan Bumi", LSM yang 
bermarkas di Amsterdam Belanda itu menyerukan agar konsumen seperti Kentucky 
Fried Chicken dan hipermarket berhenti berbisnis dengan Sinar Mas.

Bukan hanya APP yang tergangu laporan Greenpeace itu, tapi para investor dan 
emiten industri kertas dan bubur kertas (pulp). Maklum, gara-gara berita itu, 
hampir semua saham yang terkait dengan industri kertas dan pulp langsung 
melorot.

INKP, misalnya, harganya langsung jatuh Rp20 menjadi tinggal Rp1.800. Sementara 
saham PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (TKIM) turun Rp10 menjadi Rp1.890. Tak hanya 
Grup Sinar Mas, penurunan juga dialami oleh PT Toba Pulp Lestari yang Selasa 
(6/7) kemarin melemah Rp70 menjadi Rp600. Sedangkan saham PT Kertas Basuki 
Rachmat (KBRI) turun Rp4 per unitnya.

Pihak Sinar Mas tentu menolak tudingan Greenpeace itu. Sebab, sejak 90-an, 
perusahaan milik taipan Eka Tjiptawidjaja ini sudah tegas dalam menerapkan zero 
burning policy.

"Selain itu, kami tak lagi menyentuh lahan hutan tropis karena sudah sebagian 
besar dipasok dari hutan tanaman industri (HTI)," ujar seorang pejabat di Sinar 
Mas. Nah, kalau benar begitu, lantas atas dasar apa Greenpeace menuduh APP 
telah merusak hutan tropis? "Tudingan itu tak lebih dari kampanye negatif untuk 
kepentingan bisnis," ujarnya.

Entah apa maksud si pejabat itu. Yang jelas, produk APP terus menggerogoti 
pangsa pasar kertas dari benua Eropa dan Kanada. Perusahaan-perusahaan itulah 
kabarnya yang meminta Greenpeace menekan APP.

Kabar lain menyebutkan, isu lingkungan itu sengaja juga dihebuskan sejumlah 
kreditor Sinar Mas yang tak suka tagihannya direstruktrurisasi. "Mereka ingin 
utangnya dijadikan saham Sinar Mas," kata sebuah sumber. [mdr

Kirim email ke