Tingginya taraf pendidikan dan beratnya sekolah di Perancis memberi
kontribusi dalam sikap bangsa Perancis yang rata-rata kritis, ilmiah, suka
berdebat, sok tahu, suka mempersulit orang lain, agak sombong dan meremehkan
bangsa lain

artikel saya posting di bagian bawah email.
http://machine-vision-adhiguna.blogspot.com/2008/10/contoh-bodohnya-orang-perancis.html


salam,
papabonbon.wordpress.com


2010/7/28 Ferdy <ferdy.na...@yahoo.com>

> wow, menarik... ada info dari negara lain bagaimana?
>
> us : encouraging
> france : kejam
> indo : mempersulit / budaya menghukum
>
> Regards,
> Ferdynando, Tjok
> http://ferdydsavio.blogspot.com
>


====

ini mas salah satu uraiannya.
http://machine-vision-adhiguna.blogspot.com/2008/10/contoh-bodohnya-orang-perancis.html

Selasa, 21 Oktober 2008  Superioritas Pendidikan
Perancis<http://machine-vision-adhiguna.blogspot.com/2008/10/contoh-bodohnya-orang-perancis.html>
 Pekerja Perancis adalah pekerja yang santai. Di kantor mereka tidak
terlihat bekerja dengan tegang seperti orang Asia. Mereka bekerja hanya 35
jam seminggu. Bangsa Perancis juga senang sekali melakukan mogok masal dan
banyak sekali liburan dan cuti di Perancis. Tapi, kenapa Perancis bisa
menjadi salah satu negara industri paling produktif di dunia ?


<http://2.bp.blogspot.com/_iA8u09VPJdw/SRIs_CJ5MOI/AAAAAAAAAFo/_EAwSYql9aU/s1600-h/produktifitas+prancis.JPG>

Juga negara pengekspor ke-lima terbesar di dunia ?


<http://2.bp.blogspot.com/_iA8u09VPJdw/SRIt_cSUnVI/AAAAAAAAAFw/ajvCnGpi5E8/s1600-h/produktifitas+prancis2.JPG>


Menurut saya jawabannya adalah dalam bekerja mereka sangat produktif,
efisien dan kreatif (pengalaman saya pribadi, HANYA DI PERUSAHAAN SWASTA, di
Government dan civil servant mereka sangat lamban dan malas). Rekan-rekan
Perancis saya biasanya memiliki dasar yang sangat kuat di matematika, fisika
dan logika/filosofi, juga computer programming.

Mengapa mereka bisa produktif dan jago di bidang eksakta ?

Jawabannya adalah karena sistem pendidikan Perancis yang memang superior.

Di Perancis, anak-anak memulai sekolah sangat awal, biasanya pada usia 2-3
tahun. Sekolah wajib sampai usia 16 tahun (sekolah di Perancis nyaris
gratisdari SD hingga universitas). Namun, sekolah di Perancis amatlah
berat.
Anak-anak Perancis menghabiskan waktu di sekolah lebih banyak daripada
anak-anak Eropa lain. Guru-guru di Perancis sangat otoriter dan tidak
segan-segan untuk mempermalukan anak-anak yang bodoh dan malas belajar di
depan kelas. Sistem pendidikan Perancis menekankan pada penghukuman pada
anak yang malas belajar dan bukan pengembangan kepribadian (makanya orang
Perancis kayak gitu..). Setiap saat, dari sekolah dasar sampai Universitas,
guru dan profesor menyebutkan nilai dan ranking setiap anak keras-keras.
Ranking setiap siswa ditulis besar-besar di ijasah dari SD hingga
Universitas. Sistem ujian Perancis ditekankan pada soal-soal konseptual
berupa essai dan juga oral exam tanpa pilihan ganda.

Penulis melihat sendiri soal-soal matematika dan fisika di buku teks SMU
Perancis sangat sulit karena menekankan pemahaman konseptual, bukan sekedar
ketelitian dan ketrampilan menghitung. Contoh, di SMU Indonesia kita disuruh
untuk mengalikan matrix 4 x 4 sampai 6 x 6 ! (suatu pekerjaan yang hanya
membutuhkan ketelitian dan ketrampilan menghitung) di SMU Perancis mereka
disuruh membuat suatu algoritma yang paling efisien untuk mengalikan matrix
n x n.

Penilaian di Perancis sangat sulit, siswa mendapat skor 0 (terendah) - 20
(tertinggi). Mendapat skor diatas 14 sangat sulit. Siswa-siswa yang mendapat
nilai 9-11 (ekuivalen dengan C) di Perancis bisa dengan mudah mendapat nilai
A di Amerika Serikat atau UK. Batas nilai adalah 9 (50 persen).

Jika rata-rata dibawah 50 % maka otomatis siswa akan drop out/tinggal kelas
(dan professor Perancis tega-tega saja melakukan itu, ingat bahwa mereka
orang Perancis, mempersulit hidup orang lain adalah salah satu tujuan hidup
mereka).

Pendidikan matematika dan ilmu alam di Perancis sangat berat. Siswa
diajarkan konsep dasar matematika, logika dan filosofi secara mendalam dan
sedini mungkin. Jika siswa tidak pandai dalam matematika, dipastikan dia
tidak akan bisa bertahan dalam sistem pendidikan Perancis dan kemungkinan
tidak akan lulus "Baccalauereat".

Ujian akhir SMU atau "Baccalauréat" or "Bac" adalah sangat penting karena
memberikan mereka akses ke universitas tanpa seleksi lanjutan. Bac adalah
ujian yang sangat berat tanpa pilihan berganda, hanya essai dan ujian Oral.
Waktu ujian adalah dua hingga empat hari. 30% dari siswa yang menempuh Bac
gagal.

Untuk memberikan gambaran sukarnya pendidikan di Perancis, berikut contoh soal
latihan ujian untuk Bac matematika :


<http://4.bp.blogspot.com/_iA8u09VPJdw/SRTfysZv4cI/AAAAAAAAAGI/VMu0WYAkR9o/s1600-h/bac+math.JPG>



Ini adalah ujian bagi anak SMU yang mau masuk sekolah persiapan masuk Grande
Ecole :

Matematika :

<http://4.bp.blogspot.com/_iA8u09VPJdw/SRTSholD01I/AAAAAAAAAF4/dR7ltRnT_7w/s1600-h/soal+math.JPG>

Fisika :

<http://4.bp.blogspot.com/_iA8u09VPJdw/SRTaGcO0TcI/AAAAAAAAAGA/OKZtO-udh4Y/s1600-h/fisika2.JPG>

Anda-anda yang bangga bisa lulus UMPTN dan tembus ke ITB dan UI silakan coba
mengerjakan soal diatas, (oh saya dengar suara anda minta pilihan ganda
seperti di UMPTN, sayangnya NGGAK ADA PILIHAN GANDA BOS!! )

Sistem pendidikan Perancis membedakan University dan "Grand Ecoles". Grand
Ecole adalah Sekolah-sekolah tinggi terspesialisasi yang sangat bergengsi.
Antara lain Ecole Polytechnique, Ecole Normale Supérieure, Ecole Nationale
d'Administration, Hautes Etudes Commerciales (HEC), Ecole des Mines, Ecole
Centrale, Institut d'Etudes Politiques dsb

Grande Ecole sangat sangat kompetitif, kurikulumnya sangat berat dan
lulusnya juga sangat sulit. Lulusannya dipastikan menjadi manajer dan
pemimpin pemerintahan di Perancis(mungkin seperti masuk Universitas negeri
di Indonesia seperti UI, ITB, IPB, UGM,ITS,Unpad dengan Sipenmaru/UMPTN pada
zaman dahulu).

Untuk masuk Grande Ecole, siswa-siswa terbaik Perancis mempersiapkan diri di
Sekolah persiapan, dimana untuk masuk sekolah persiapan pun mereka harus
melewati ujian yang sangat berat. Di sekolah persiapan, mereka mempersiapkan
diri dengan mempelajari ilmu-ilmu dasar(matematika, fisika, ekonomi,
filosofi, dsb) selama dua hingga tiga tahun. Sekolah persiapan sangat berat,
dimana mereka secara konstan mendapatkan pekerjaan rumah yang sangat banyak
dan ujian-ujian tiap minggu.

Setelah siap, mereka mengikuti ujian grand ecole yang sangat sulit dan
kurang dari 10% bisa diterima di Grand Ecole sesuai ranking mereka.


Di Grand Ecole, mereka belajar keras dari jam 8 pagi hingga jam 8 malam
selama 2-3 tahun, dengan banyak pekerjaan rumah dan ujian-ujian. Mereka
lulus dengan gelar Diplome d'Ingenieur (setaraf dengan master atau Bac+5
yang artinya 5-7 tahun setelah lulus SMU seperti halnya Jerman yang
pendidikannya model diplom juga).

Universitas di Perancis juga sebenarnya tidak kalah beratnya dari Grand
Ecole dimana siswa-siswa diberi 8-9 mata kuliah dalam satu semester dengan
banyak sekali tugas dan ujian-ujian namun karena Universitas di Perancis
menerima mahasiswa-mahasiswa yang tidak terseleksi dengan baik seperti di
Grand Ecole, tingkat Drop Out di Universitas sangat tinggi.

Riset di Universitas Perancis sangat advanced di ilmu-ilmu dasar seperti
Matematika, Kimia, Ekonomi dan Fisika juga ilmu terapan seperti applied
physics dan engineering, terutama teknik Elektro dan Informatika.

Negara yang dikenal sebagai kiblat mode ini adalah salah satu negara teratas
dalam meraih penghargaan scientific bergengsi. 9 dari 44 Fields
Medal<http://en.wikipedia.org/wiki/Fields_Medal>diraih oleh Perancis.
2 dari 8 Abel
prize <http://en.wikipedia.org/wiki/Abel_Prize>diraih oleh Perancis.

Bangsa Perancis juga peringkat 4 dalam jumlah peraih
Nobel<http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_Nobel_laureates_by_country>:
1.USA 309
2.UK 114
3.Jerman 101
4.Perancis 57
6.Swedia 28
7.Swiss 25
8.Russia 22
9.Italy 20
10.Austria 19
11.Belanda 18
12.Kanada 17
13.Jepang 16

Dalam 5 besar jumlah publikasi ilmiah, Perancis peringkat 4.

1. Amerika (799)
2. UK (465)
3. Jerman (408)
4. Perancis (376)
5. Jepang (372)

Sistem pendidikan universitas di Perancis menggunakan LMD (License,Maitrise
,Doctorat) yang ekuivalen dengan Bachelor (3 tahun), master (2 tahun) dan
doktor (3-5 tahun).

Untuk meraih posisi white collar, pemuda-pemudi Perancis wajib untuk
menyelesaikan study 5 tahun setelah SMU (dimana di negara lain seperti US
dan Indonesia setaraf dengan Master).

Mereka yang hanya menyelesaikan pendidikan 3 atau 4 tahun setelah SMU
(istilahnya Bac+3atau Bac+4) hanya dapat meraih posisi blue collar atau
teknisi.

Jadi menyandang gelar master di Perancis adalah hal yang sangat biasa karena
hampir setiap pegawai white collar memiliki pendidikan 5 tahun setelah SMU
(Bac+5) setaraf master.


Lagipula biaya pendidikan master/diploma Ingenieur di Perancis sangat
murahhingga hampir setiap warganegara Perancis yang paling miskin-pun
bisa
sekolah sampai master. Sebagai gambaran biaya Master untuk setahun kira-kira
300 euro (4 jutaan rupiah).

Gaji antara posisi white collar dan blue collar sangat berbeda, hanya karena
perbedaan setahun masa study (4 tahun vs 5 tahun).

Diploma d'Ingenieur dari Ecole d'Ingenieur biasanya dianggap lebih bergengsi
dari master dari Universitas.

Tingginya taraf pendidikan dan beratnya sekolah di Perancis memberi
kontribusi dalam sikap bangsa Perancis yang rata-rata kritis, ilmiah, suka
berdebat, sok tahu, suka mempersulit orang lain, agak sombong dan meremehkan
bangsa lain.

 Diposkan oleh adhiguna.mahen...@ieee.org


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke