artikel asli:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/07/14/08071663/Menjual..quot.Keajaiban.RI.quot..di.Negeri.Obama

Menjual "Keajaiban RI" di Negeri Obama
Rabu, 14 Juli 2010 | 08:07 WIB

Orin Basuki

Indonesia yang luar biasa atau *remarkable*Indonesia. Idiom baru yang
disiapkan Badan Koordinasi Penanaman Modal bagi pencitraan Indonesia untuk
menarik investasi baru dari Amerika Serikat. Citra Indonesia sebagai negeri
"ajaib", yang menjanjikan keuntungan besar bagi investor.

Tahun ini saja, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah tiga kali
bolak-balik ke AS untuk mempromosikan potensi investasi di Indonesia.

Indonesia memiliki sumber daya alam dan manusia yang berlimpah, menunggu
aliran modal agar sumber daya itu bisa menghasilkan produk ekonomi.

"Kami sadar masih banyak kekurangan dan masalah yang menghambat investasi di
Indonesia. Namun, kami memiliki kapasitas menyelesaikan semua masalah dan
hambatan itu," kata Kepala BKPM Gita Wirjawan kepada sekitar 22 pemimpin dan
ekonom lembaga keuangan di New York pada 6 Juli 2010, juga ketika berbicara
di hadapan 25 orang lainnya di Washington DC, 8 Juli 2010.

Kondisi perekonomian Indonesia mampu bertahan dari deraan krisis keuangan
global pada tahun 2008, bahkan masih dapat tumbuh lebih dari 4 persen.
Keuangan Pemerintah Indonesia pun dinilai sehat karena mempertahankan rezim
defisit APBN yang jauh di bawah batas bahaya 3 persen dari produk domestik
bruto (PDB) dan rasio utang pemerintah berada di level 27 persen terhadap
PDB pada akhir 2010.

Para pemilik modal AS juga diingatkan bahwa neraca perdagangan RI dan AS
menunjukkan AS memiliki defisit yang cukup signifikan. Ini pertanda bahwa
kapasitas ekonomi yang mengalir ke Indonesia belum maksimal. Total
perdagangan RI-AS pada tahun 2009 mencapai 17,9 miliar dollar AS.

Ekspor Indonesia ke AS mencapai 10,8 miliar dollar AS atau 9,3 persen dari
total ekspor nonmigas Indonesia. Adapun impor dari AS sebesar 7,1 miliar
dollar AS atau 7,3 persen dari total impor nonmigas Indonesia. Dari
perspektif AS, Indonesia adalah pasar ekspor ke-38 terbesar dan pemasok
ke-28 terbesar.

Dari sisi geografis, banyak yang bisa ditawarkan Indonesia dengan 17.500
pulaunya. Jika orang AS ingin menetap satu hari saja di setiap pulau itu, ia
harus mengalokasikan waktu 48 tahun untuk melihat seluruh pulau di
Indonesia.

Garis pantai Indonesia merupakan salah satu yang terpanjang di dunia,
sekitar 100.000 kilometer. Belum lagi 10 persen spesies bunga di dunia ada
di Indonesia, begitu juga 12 persen spesies mamalia, 25 persen spesies ikan,
17 persen spesies burung, dan 16 persen spesies binatang amfibi dunia ada di
negeri ini.

Singkat kata, Indonesia surga untuk memperoleh untung sekaligus menyegarkan
mata dan jiwa dengan keindahan alamnya.

Namun, apakah investor AS serta-merta menanamkan modalnya di Indonesia
setelah tiga kali BKPM melakukan promosi?

Christos N Pitelis, peneliti dari University of Cambridge, Inggris, dalam
jurnalnya mengingatkan, bukan ukuran suatu negara yang menjadikan daya saing
investasinya menjadi unggul.

Negara kecil, seperti Singapura atau Malaysia, ternyata mampu menarik
investasi jauh lebih kuat dibandingkan dengan Indonesia.

Hal itu karena kedua negara jiran itu fokus pada masalah yang dibutuhkan
untuk investasi, seperti menyediakan insentif setinggi-tingginya dan menekan
korupsi.

”Kami meyakini, jika sebuah negara sudah terfokus pada investasi langsung
asing, kemudian dikaitkan dengan kluster-kluster bisnis di dalam negeri dan
daya saing, pertimbangannya akan sama, baik negara kecil maupun besar,”
demikian kutipan Pitelis dalam jurnal *The Sustainable Competitive Advantage
and Catching-up of Nations: FDI, Clusters, and the Liability (Asset) of
Smallnes*, 27 November 2008.

*Empat nilai*

Dalam teori Manajemen Strategi disebutkan, untuk mencapai keunggulan daya
saing lestari atau kemampuan untuk mendapatkan nilai tambah di atas
rata-rata nilai tambah para pesaing, sebuah perusahaan atau negara harus
memiliki kompetensi inti.

Kompetensi inti hanya dapat diraih jika perusahaan atau negara memenuhi
empat nilai, yakni memiliki kapabilitas yang bernilai tinggi, memiliki
keunikan, keunikan tersebut sulit ditiru pihak lain dan, kalaupun dapat
ditiru, butuh ongkos yang besar, serta memiliki kapasitas yang tidak
tergantikan.

"Masalahnya, upaya atau rencana untuk berdaya saing tinggi di antara
negara-negara lain justru tidak pernah terlihat lagi dalam rencana-rencana
kerja pemerintah ataupun APBN,” ujar konsultan dan pengajar Manajemen
Strategi Universitas Indonesia, Mochammad Hamsal.

Apakah Indonesia telah memiliki empat unsur kompetensi inti itu?

Di lihat dari sisi insentif, Gita yakin semua insentif nonfiskal sudah
ditawarkan Indonesia, mulai dari pusat layanan investasi satu atap,
kemudahan memulai berbisnis, mekanisme kerja sama pemerintah dan swasta akan
dibuat agar investor tidak kebingungan, hingga kejelasan aturan main daftar
negatif investasi.

Namun, dalam pemberian insentif fiskal, BKPM menilai ada kemunduran. Jika
pada periode 1967-1983 ada insentif berupa *tax holiday*, saat ini Indonesia
baru menawarkan *tax allowance*.

*Tax holiday *memungkinkan pengurangan pajak dalam jangka panjang, 10-20
tahun, adapun *tax allowance* hanya enam tahun.

Apa pun daya tariknya, AJ (Lonnie) Strickland, Thompson, dan John E Gamble
dalam *Crafting and Executing Strategy* berpendapat, kreativitas adalah
untuk memenangi kompetisi. Hanya kreativitas yang akan membawa sebuah negara
atau perusahaan meninggalkan para pesaingnya dan mendapat nilai tambah di
atas rata-rata nilai tambah yang didapat negara atau perusahaan lain.

Bill Hewlett, pendiri Hewlett-Packard, mengatakan, untuk memenangi
persaingan, harus jelas ukuran sasaran yang ingin dikejar. ”Anda tidak akan
mampu mengelola sesuatu yang tidak bisa Anda ukur. Apa yang sudah terukur
harus dapat dipastikan untuk terkejar,” tutur Hewlett.

Dengan mengetahui posisi Indonesia di antara negara-negara ASEAN, dalam
persaingan merebut investasi asing tentu akan menjadi pertimbangan yang
sangat bermanfaat dalam menyusun strategi promosi.
<http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/07/14/08071663/Menjual..quot.Keajaiban.RI.quot..di.Negeri.Obama#>
<http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/07/14/08071663/Menjual..quot.Keajaiban.RI.quot..di.Negeri.Obama#>
-- 

-----
save a tree, don't print this email unless you really need to


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

=========================
Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking"
=========================
Alamat penting terkait millis AKI
Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com 
Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
Arsip Milis AKI online: 
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=========================
Perhatian : 
Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: 
- Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
    ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke