Saya pernah nonton pertunjukan orkestra di vienna, diadakan di salah satu 
gedung ex kompleks istana. Untungnya mainnya mozart. Dan setelah saya 
perhatikan, gedung2 pertunjukan musik disana kebanyakan diadakan di gedung2 
kuno yg sebenarnya bukan khusus didisain utk pertunjukan musik. Akustiknya ya 
alakadarnya. Hanya mungkin saja suasana klasiknya itu yg bikin orang demen, se 
akan2 hidup di zaman strauss.

Untuk saat sekarang, bakat2 bermusik memang banyak dilahirkan di RRT. Disana 
bermunculan bocah2 ajaib yg bergantian menggondol gelar juara kontes 
internasional. Seperti Lang Lang, Li Yunti dll. Ini bisa dimaklumi, karena di 
sana para orang tua di kota2 besar gandrung mengirim anak2nya les piano. 
Prosentasenya melebihi dunia barat. Untuk komponisnya, yg diakui dunia 
internasional adalah Tan Dun, yg menggubah musik opera Kaisar Qin di Newyork, 
juga penata musik Craugcing tiger nya Ang Lee. Dia pernah diundang utk mengisi 
acara tahunan pekan komponis dunia di swedia(setahun satu komponis).

gedungnya stephen Tong di kemayoran memang parah. Karena dia ini paling 
gandrung arsitektur imitasi. Di malang dia sempat membuat miniatur sydney opera 
house di atas atap bangunan empat lantai! Sekarang dia ingin memindahkan roma 
ke kemayoran rupanya. Dia sebagai pendeta, tapi tak menunjukkan kerendahan 
hati. Tdk paham arsitektur tapi nekad, tak mau berguru pada arsitek 
profesional, malah mendikte.


 
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: "Akhmad Bukhari Saleh" <absa...@indo.net.id>
Date: Mon, 1 Feb 2010 22:21:45 
To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Vienna symphony (Re: Apa relevansinya)

Sebetulnya bukan masalah Johan Strauss melulu, Zhou-heng
New year concert Wina memang di-design hanya untuk memainkan komposisi keluarga 
Strauss (bapak, anak dan saudara-saudara). Jadi biar sudah hampir seratus 
tahun, ya memang Strauss melulu.

Untuk komponis lain, ada acara lain. Yang tentunya boleh saja kita 'langganani' 
nontonnya kalau kita berminat, seperti halnya fans Straus 'melangganani' new 
year concert ini.

Di samping itu, jangan lupa Strauss kan orang Austria, jadi mereka di sana 
tidak pernah bosan akan dia, seperti halnya kita tidak pernah bosan akan Ismail 
Marzuki.

Soal show gadungan di RRT (jangan 'China' ah...), kalau yang didatangkan ke 
Tiongkok itu memang betulan ansamble musik dari Austria, menurut saya itu bukan 
gadungan. Karena di Austria ada banyak group musik yang beda mutunya 11-12 saja 
dengan Wiener Philharmonik (pengisi acara new year concert).
Kecuali tentunya kalau memang 100% diaku-aku sebagai Wiener Philharmonik 
padahalnya bukan.

Tapi... ini sudah tidak ada hubungannya dengan budaya tionghoa ah!
Jadi soal ini kita cukupkan sajalah sampai di sini.


Kecuali saya hanya ingin menambahkan bahwa di RRT ada ratusan ribu pemain musik 
Barat klasik dengan mutu tidak terlalu jauh di bawah musisi klasik Eropa.

Begitu juga penari ballet klasiknya.
Antara lain, tempo hari saya pernah mengemukakan di milis ini tentang penari 
ballet yang cacat.


Sementara itu bicara tentang gedung konser, dari Zhou-heng saya ingin tahu 
komentarnya tentang gedung Aula Simfonia Jakarta yang di Kemayoran itu.

Walau tidak disebutkan terang-terangan, tetapi kalau kita lihat yang biasa 
perform di situ, seperti Stephen Tong, Jahja Ling, Jessie Chang, Billy 
Kristanto, Huang Wei, Chen Yong Chen, boleh dibilang ini gedung konser-nya 
teman-teman suku tionghoa. Namun kalau dari segi itu lalu kita lihat gaya 
arsitektur gedungnya, wah, maaf, kampungan abis...

Wasalam.

================================= 

  ----- Original Message ----- 
  From: zho...@yahoo.com 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, February 01, 2010 8:42 PM
  Subject: [budaya_tionghua] Vienna symphony (Re: Apa relevansinya)


    
  Sebenarnya saya juga heran, mengapa orang begitu gandrung thd acara newyear 
concertnya vienna symp.orch. Sampai di China muncul show gadungan, dimana 
mereka mendatangkan romb orkes dari viena yg bernama. Symphony Wien, tapi 
diiklankan se akan2 vienna symp. Orch. 

  Kalau saya sih lumayan bosan, habis isinya Johan Strauss melulu, kurang 
greget lah. 

  Sent from my BlackBerry®
  powered by Sinyal Kuat INDOSAT


------------------------------------------------------------------------------

  From: "Erik" <rsn...@yahoo.com> 
  Date: Mon, 01 Feb 2010 08:07:46 -0000
  To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
  Subject: Apa relevansinya (Re: [budaya_tionghua] OOT: Sinar Harapan, Rabu
    

  Wah, surprise tahu koh ABS juga pencinta musik klasik. Bicara dirigen , entah 
mengapa saya tidak simpati sama si gaek Georges Pretre, udah tua bangka gitu 
(konon usianya lebih 80 thn?) masih jingkrak-jingkrakan gak karuan. Lebih 
berwibawa Zubin Mehta atau Claudio Abado yang berpenampilan anggun dan tenang.

  Kalo gak salah ingat, China Philharmonic juga pernah tampil tak kurang dari 5 
kali di Gedung Emas Wina yang megah itu. Apakah Gedung Ronodipuro akan semegah 
yang di Wina itu ya?? Btw, alamat lengkap Gedung Ronodipuro di mana sih? Tolong 
diinformasikan donk, siapa tahu sekali-kali ada kesempatan kita-kita bisa 
tampil di situ juga. 

  Salam,

  Erik

  ----------------------------------------------------

   In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Akhmad Bukhari Saleh" <absa...@...> 
wrote:


  Erik-heng, Radetzkymarsch yang setiap tahun selalu dimainkan terakhir di 
Neujahrskonzert Wina, sebagai 'bonus' (encore), adalah favorit saya nomor-1 
dari antara ciptaan Johann Strauss (Vater)!

  Dan saya selalu turut menepukkan tangan sesuai derap irama mars yang 
dipimpinkan oleh dirigen Wiener Philharmoniker (tahun ini: Georges Prêtre).
   Tetapi tentu saja bertepuk-tangannya bukan di fine dining restaurant-nya 
William Wongso, melainkan di depan layar TV ketika acara itu disiarkan! He he 
he...
   
  Wasalam.



  

Kirim email ke