Quote
"> > Di filem tidak diceritakan kisah selanjutnya setelah Tiongkok (mereka 
sudah menyebut Cung-guo?) ditinggal mati oleh Zhu-di, dilanjutkan oleh anaknya 
cuma sebentar (8 bulan?) lalu cucunya meneruskan tahta. Zheng-he yang sudah 
di'ban' aka grounded oleh anaknya Zhu-di, lalu direhabilitasi namanya, dikasih 
ijin untuk melaut lagi. 
> > 
> > Sementara Zheng-he yang sudah lanjut usia, lantas perannya digantikan oleh 
> > anak cici angkatnya (atau pacarnya ya?) Sung-thian, segenerasi ama sang 
> > cucu kaisar. 
> > 
"

Saya juga menonton film serinya lokh opheng kalo ngak salah Sung Thian itu 
benar atau tidaknya dalam sejarah saya kurang tahu, Setau saya Laksamana Cheng 
Ho Sendirian, tidak memiliki anak angkat Dan yang membantu merawatnya.

Nama juga film ada bumbu romantisnya opheng kalo ndak kan kagak laku tuh film 
seri ^_^.

"Di Film Sung thian itu sebenarnya anak Haram dari seorang penghianat negara 
membodohi kaisar sembelum Yong de. Ceritanya diperkosa, agar tdk menimbulkan 
aib, maka Laksamana Cheng Ho mengangkat Sung Thian dengan memberi nama, dan 
juga mengajarkan dia supaya bisa jadi orang besar seperti diriNya" .

quote :
"> > Back to topic. Kalau mau mengharap pemerintah ikut ambil bagian dalam 
mempromosikan Semarang dengan memanfaatkan momentum Zheng-he ini, kayaknya 
memang susah. Momentum 600 tahun-nya sendiri sudah lewat toh? Lagipula, 
kayaknya Zheng-he sendiri ndak memandang  penting sekali ttg singgahnya di 
Semarang waktu itu, kayaknya cuma numpang ngambil air ajah buat bekal minum 
mereka ya?
"

Setahu Saya diberitahu orang Klenteng, Dimaksud  600 Tahun Laksamana Cheng Ho 
bermeditasi sampai tingkatan kesempurnaannya di gedong batu.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ardian_c" <ardia...@...> wrote:
>
> setau aye itu armada zheng he ngedarat di tuban , gresik gak di semarang
> 
> ntu jangkar seh nurut mata aye yg masih amatir, itu jangkar belanda boekan 
> jangkar tiongkok yg 4 mata.
> 
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Ophoeng" <ophoeng@> wrote:
> >
> > Bung Ardian, Bung Ivan dan TTM semuah,
> > 
> > Hai, apakabar? Sudah makan?
> > 
> > Kebetulan saya baru ajah selesai nonton video-nya Zheng He ini.
> > 
> > Zheng-he ke Jawa (kayaknya bukan khusus ke Semarang ya?), bukannya genap 
> > 600 tahun-nya udah lewat 4-5 tahun lalu ya? Waktu itu diperingati 
> > besar-besaran di Semarang, mereka bikin replika kapalnya di kali deket 
> > kelenteng Gang Lombok(?) itu. 
> > 
> > Di Cirebon, kelenteng Thay Kak Sie deket pelabuhan itu, menyimpan satu 
> > jangkar besar yang dipercaya merupakan jangkar dari kapal anggota armada 
> > Zheng-he juga.
> > 
> > Kaisar Zhu-di atau Yong-le ini hebat sekali pada jamananya ya. Sudah 
> > memikirkan menyusun ensiklopedi segala, sayang buku-bukunya banyak dibakar 
> > oleh penggantinya ya. Juga terpikir untuk mengirim misi muhibah segala. 
> > Sayang sekali dia gak berpikir untuk menguasai daerah yang tak bertuan - 
> > yang disinggahi oleh armada Zheng-he, misalnya. 
> > 
> > Di filem tidak diceritakan kisah selanjutnya setelah Tiongkok (mereka sudah 
> > menyebut Cung-guo?) ditinggal mati oleh Zhu-di, dilanjutkan oleh anaknya 
> > cuma sebentar (8 bulan?) lalu cucunya meneruskan tahta. Zheng-he yang sudah 
> > di'ban' aka grounded oleh anaknya Zhu-di, lalu direhabilitasi namanya, 
> > dikasih ijin untuk melaut lagi. 
> > 
> > Sementara Zheng-he yang sudah lanjut usia, lantas perannya digantikan oleh 
> > anak cici angkatnya (atau pacarnya ya?) Sung-thian, segenerasi ama sang 
> > cucu kaisar. 
> > 
> > Gak tahu apakah ada cerita selanjutnya ttg kedua penerus ini ya? Atau 
> > mereka gak sempat berkibar namanya sudah digulung oleh kaisar dari keluarga 
> > lain yang 'berontak'. Seru juga melihat mereka baku bunuh demi tahta, 
> > bahkan di antara sesama saudara dan orangtua/anak sendiri sekalipun!
> > 
> > Kalau baca sejarah mereka, kayakanya getun - menyesali, kaisar selalu 
> > digantikan lewat pertumpahan darah, entah oleh keturunannya sendiri, atau 
> > oleh keluarga lain. Kalau saja jaman itu sudah mengenal pergantian 
> > kekuasaan tanpa pertumpahan darah, mungkin sudah sejak dulu Tiongkok 
> > berjaya dan sukses menjadi boss dunia ya?
> > 
> > Cara Yong-le memerintah, kalau benar seperti digambarkan di filem tsb., 
> > nampaknya sudah 'demokrasi' - dia kasih kesempatan para menteri-nya untuk 
> > punya pendapat sendiri, walau keputusan terakhir selalu di tangannya jua. 
> > Memang sih agak 'aneh' kalau dibandingkan dengan demokrasi sekarang, tapi 
> > demokrasi sekarang juga akan terasa aneh: bisa pake duit supaya menang 
> > dengan suara terbanyak, jeh!
> > 
> > Yang masih bikin bingung buat saya, nama-nama negara yang disinggahi 
> > Zheng-he, karena lafal-nya dari Guo-yu, si pembuat sub-title kayaknya asal 
> > nyebut ajah, ada yang pas, tapi banyak yang kayaknya gak nyambung. Susah 
> > menebaknya. Baca di wikipedia, daerah atau negara yang disinggahinya, 
> > banyak yang gak cocok ama yang disebut di sub-title. Susah juga sih ya, 
> > pembuat sub-title biasanya cuma asal terjemahin, kejar tayang, gak ada 
> > waktu - jadi asal jadi ajah sudah bagus, euy!
> > 
> > Back to topic. Kalau mau mengharap pemerintah ikut ambil bagian dalam 
> > mempromosikan Semarang dengan memanfaatkan momentum Zheng-he ini, kayaknya 
> > memang susah. Momentum 600 tahun-nya sendiri sudah lewat toh? Lagipula, 
> > kayaknya Zheng-he sendiri ndak memandang  penting sekali ttg singgahnya di 
> > Semarang waktu itu, kayaknya cuma numpang ngambil air ajah buat bekal minum 
> > mereka ya?
> > 
> > Belum lagi, kalau lihat ceritanya di filem, katanya nenek moyang Zhu-di 
> > melarang penduduk warga Tiongkok pergi melaut. Tindakan sang kaisar 
> > menugaskan Zheng-he ajah merupakan kontroversi pada jaman itu. Mereka yang 
> > berani melaut dianggap sebagai kriminal, kalau balik dan ketangkep pasti 
> > dipenjara dengan tuduhan memberontak - suatu tuduhan yang sangat berat, 
> > hukumannya mestilah dipancung kepalanya.
> > 
> > Kalau benar begitu, berarti kita semua ini termasuk keturunan para 
> > 'pemberontak' yang gak dianggap oleh mereka dong?
> > 
> > Satu hal yang berkesan buat saya, adegan ketika si Zheng-he baru balik ke 
> > ibukota, dia mau jajan 'tahu mambu (bau)' (Chou-dou-fu), dia gak bawa duit, 
> > cici-nya (saya koq curiga, jangan-jangan ini pacarnya ya?) juga gak bawa 
> > duit, lalu si penjajanya kasih gratis karena dia gak tahu dan dikira 
> > Zheng-he orang dari luar kota. Jadi ternyata sejarah tahu mambu sudah 
> > ratusan tahun juga rupanya, jeh!
> > 
> > Kenyataan bahwa Zheng-he setia kepada sang kaisar, dan mungkin karena dia 
> > seorang kasim(?) jadi tidak berambisi memberontak atau menguasai negara 
> > lain, ada juga kejelekannya. Kalau saja dia mau menguasai, peta dunia tentu 
> > sudah lama berbeda jauh dari sekarang ya?
> > 
> > Hehehe...... just intermezzo, ah.
> > 
> > Salam makan enak dan sehat,
> > Ophoeng
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ardian_c" <ardian_c@> wrote:
> > 
> > seinget aye ntu zheng he gak pernah ngedarat di semarang.
> >  
> > semangat zhudi itu buat apus pengaruh dinasti yuan, menggantikan 
> > perdagangan yg dipegang oleh org2 persia dan arab sejak dinasti Sui dan 
> > melemah sejak kejatuhan dinasti yuan, menjaga stabilitas perdagangan 
> > internasional dari bajak laut
> > 
> > Yong Le jg yg membuat ensiklopedia pertama didunia dgn judul Yong Le Da 
> > Dian yg nanti isi dan volumenya dikalahkan oleh Si Ku Quan Shu jaman Qing.
> > 
> > Kemajuan teknologi sebenarnya sudah ada sejak dari dinasti Han, dan 
> > kemampuan maritim para pedagang internasional yg salah satunya bermarkas di 
> > Quanzhou sdh sampai ke Australia sebelum Zheng He mengadakan muhibah.
> > 
> > Malah dicatatan jaman dinasti Jin kalu gak salah ingat itu Papua sudah 
> > disebut2.
> > 
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Ivan" <ivan_taniputera@> wrote:
> > 
> > Arti Penting Misi Perjalanan Laksamana Zheng He (Cheng Ho) Bagi 
> > Pengembangan Bisnis, Pariwisata, dan Investasi
> > 
> > oleh: Ivan Taniputera dipl. Ing.
> >  
> > Pendahuluan
> >  
> > Tak terasa telah genap 600 tahun semenjak persinggahan Zheng He (atau juga 
> > lazim dieja Cheng Ho) ke Semarang. Karya tulis ini hendak menyoroti makna 
> > perjalanan muhibah Zheng He bagi pengembangan dunia bisnis, pariwisata, dan 
> > investasi bagi bangsa kita serta langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk 
> > mewujudkannya. Dewasa ini, Zheng He sedang naik daun, terbukti dengan 
> > ditulisnya sebuah buku yang berjudul 1421: The Year China Discovered the 
> > World karya Gavin Menzies. Isi buku itu menyatakan bahwa Zheng He telah 
> > menemukan benua Amerika dan Antartika. Terlepas dari kebenaran sejarah yang 
> > diungkapkannya, penerbitan buku itu memperlihatkan bangkitnya ketertarikan 
> > masyarakat internasional pada perjalanan muhibah Zheng He. Momen inilah 
> > yang seharusnya dipergunakan oleh pemerintah untuk memajukan bidang 
> > pariwisata Semarang dan Jawa Tengah pada umumnya.
> > 
> > -----dipotong-----
> >
>


Kirim email ke