Aplikasi Korupsi itu bermacam-macam ya,

Yang sering terjadi adalah suap menyuap.
dan suap menyuap biasanya kan sebenarnya lebih dari 1 arah. Pasti ada
Interaksinya...

antara si pemberi suap

dengan

yang menerima suap.

kalau ngomong soal Tionghoa Indonesia menerima suap, jelas bukan budayanya
orang tionghoa di Indonesia.

Karena mayoritas dari etnis Tionghoa yang minoritas ini, sudah termasuk
kelas ekonomi menengah. Dan ditambah tidak ada (sangat jarang) menduduki
posisi penting dalam strata birokrasi pemerintahan.

Tetapi,

kalau ngomong soal Tionghoa di Indonesia yang memberi suap. Tentu ini lain
ceritanya.
Jelas sekali sudah boleh dibilang telah menjadi budaya.

Entah karena sudah dipraktekan ber-abad-abad atau karena ada trauma
tertentu, maka saya kira, memberi suap, sudah resmi ber-akulturasi dengan
budaya orang Tionghoa di Indonesia. Jelas ini belum ada penjelasan memuaskan
baik dari segi ilmiah maupun dari segi sosio-kultural, untuk ini harusnya
rekan-rekan se-milis yang masih muda-muda maupun yang ikut KEJAR PAKET Z
(misalnya) masih bisa mengangkat topik ini sebagai judul tesis.

Seolah sudah tertulis dalam DNA, atau sudah menjadi hukum tidak tertulis,
Tionghoa suka memberi suap. Dan uniknya, bahkan Tionghoa sudah tidak
menyadari itu adalah suap. Inilah prilaku "jelek" dari Tionghoa (tertentu)
atau mereka yang saya lebih suka sebut CINA. Dan saya namakan mereka CINA,
tentu untuk men distinc kan  mereka dengan Tionghoa lainnya. Dan iya Cina
disini adalah istilah untuk "menghina" mereka juga untuk menghindari
generalisasi ataupun stigmata untuk Tionghoa secara menyeluruh.

Kelakuan para Cina, tentu saja, dapat kita saksikan lakon dan gerak gerik
mereka dalam hidup kita yang singkat ini. Sangat mudah terlihat, bahkan
lebih mudah menyaksikan kelakuan Cina ini dimana-mana daripada menyaksikan
Anjing Kawin. Mungkin dan sangat mungkin, dalam jumlah member yang mencapai
3000an di milis ini, banyak sekali Cina didalamnya.

Cina, juga telah banyak melahirkan masalah di Tanah Air, makanya jaman dulu
(mungkin juga sekarang) ada istilah "masalah cina". Dan oleh karena
orang-orang cina seperti inilah, seluruh Tionghoa lainnya terkena cipratan.
Cipratannya bukan terkena cipratan air suci tetapi keciprat air berbau got!

Baiklah, mungkin ada diantara saudara-saudara yang innocent, merasa bingung
dengan akusisi (accusation, saya tidak tahu kata Indonesia untuk kata ini,
saya labelin saja akusisi) saya. Baiklah, saya berikan sedikit ciri-ciri apa
yang disebut cina.

Kalau saya berbakat seperti Benny & Mice, mungkin saya akan menelurkan karya
buku karikatur tebal yang ketebalannya mengalahkan tebalnya kitab suci. Saya
akan memberi judul  "Lagak Cina".

Baiklah , kembali mengenai Cina, seperti sudah disebut diatas, pastilah
sangat gampang terlihat. Dan ciri utama mereka adalah gemar memberi suap.

Kita mulai dari lingkungan sekitar kita,

Cina suka memberi gratifikasi kecil-kecilan
Biasanya untuk Satpam atau penjaga malam atau tukang parkir yang memang
bertugas dan tugasnya membuka pintu portal. Dengan lugunya atau lebih
tepatnya tidak mau tahu, cina tidak menyadari dari bahaya Tipping. Hal ini
membuat para satpam tidak mau mengerjakan tugasnya kalau tidak diberi TIPS.

Cina suka backdoor.
Istilahnya kalau bisa lewat belakang ngapain lewat cara konvensional.
Misalnya, Anda karyawan kecil-kecilan yang berhubungan dengan klien,
misalnya sebut saja tukang pasang Wallpaper. "Mas, bisa ga kalau saya
langsung lewat mas saja, nanti mas bilang ke bos, mau beli buat mas sendiri,
lu kira lah berapa biayanya nanti gua bayarin langsung ke lu aja."

Segalanya bisa diselesaikan dengan uang.
Cina biasanya memiliki sifat, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan
kekayaan. Oleh karena itu walaupun dia tahu menjual shabu itu salah, dia
akan melakukannya. Karena, menurut dia, segalanya bisa diselesaikan dengan
uang.
Sama halnya, dengan aplikasi tersimpel dari kelakuan ini. Macet Keluar Tol,
potong antrian saja dari jalur sebelah. Ketika di lampu trafik Macet jalur
lurus, lewat jalur belok aja. Kena prit? emang sudah diperhitungkan, ga kena
prit justru untung.

Cina tentu saja tidak mau repot
(ga mau tahu apa2, yang penting bayar).
"You uruslah, gua tahunya beres." Kalimat favorit mereka.
Maka itu suburlah budaya calo dan penyuapan dalam birokrasi pemerintah.
Dan birokrasi tidak memerlukan benchmarking atas kinerjanya, karena dengan
sistem kerjaan yang super lelet selama ini saja, penerimaan uangnya malah
berlipat 10x.
Sama halnya, ketika kita menjual suatu produk ribet (seperti sistem
komputer) kepada Cina, dia bilang "you uruslah, gua tahunya jalan aja"). Nah
disinilah kita bisa kerjain tuh orang kek cina gitu, bahasa hiperbolanya,
mahalin 10x lipat.

Cina suka "piara" Beking.
Entah hanya untuk status sosial atau untuk kepentingan bluffing dalam
pergaulan atau untuk urusan backdoor. Biasanya, bekingnya militer, mengingat
militer pernah super kuat selama 30an tahun, mungkin itulah logika dasar
mereka pamer beking Militer. Kalau mereka hidup di Amerika Serikat, mungkin
mereka pamer bekingan Senator.

Cina suka memberi amal soksial.
Tujuannya sih udah jelas bukan sosial, makanya saya tuliskan sok sial.
Walaupun kata soksial tidak ada artinya, tetapi banyak dari kita sudah
tahulah maksud saya. Tujuan Cina memberi amal, jelas bukan sebagai wujud
kepedulian sosial. Tetapi untuk tujuan pamer-pamer. Tujuan sampingannya
adalah berikanlah "mereka" uang agar nanti ada apa-apa tidak menjarah harta
saya. Lihat saja mereka membentuk klub amal atau bergabung pada
organisasi-organisasi camuk berbau etnis, memberikan amal yang tidak
seberapa banyak, harus diliput media atau minimal masuk koran. Dan
mengumpulkan massa sebanyak2nya, sehingga rawan kecelakaan yang orang dari
belahan Amerika Utara menyebutnya STAMPEDE. Logikanya: bila berniat bantu,
mengapa ga lakukan secara permanen dan diem-diem?

Dan masih banyak dari "lagak Cina", yang bisa rekan-rekan amati di
sekeliling. Mungkin ada yang berminat mengangkatnya menjadi Tesis agar bisa
berguna bagi Nusa dan Bangsa? Terutama untuk dibaca elit politik yang ingin
benar-benar membangun negeri ini, dalam mengidentifikasi, memahami dan
mencari solusi tepat guna untuk mengeliminasi apa yang selama ini disebut
Cina Bermasalah.

Namaste.









2010/9/9 kwaih...@ymail.com <kwaih...@ymail.com>

>
>
> Korupsi apakah bisa disebut budaya? budaya tionhoa? budaya Indonesia?
> Dari 25 orang tsb di link:
>
>
> http://id.news.yahoo.com/kmps/20100909/tpl-inilah-25-koruptor-penerima-remisi-81d2141.html
>
> adakah orang Tionghoa Indonesia?
>
> Sojah wushu,
> Koay Hiap
>
>  
>

Kirim email ke