***********************************
Bila anda mampu berpikir kritis analisis,
    Manfaatkan ruang "Artikel" Eskol-Net
Untuk menuangkan ide dan gagasan anda!
    Kirimkan ke [EMAIL PROTECTED]
***Jangan sia-siakan talenta anda****
**********************************

Artikel Eskol-Net
=============

"Kekristenan dan Politik"
Oleh : Augustinus Simanjuntak
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

    Salah satu panggilan orang Kristen di dunia ini adalah menyatakan dan
berusaha menghadirkan kerajaan Allah dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Tugas umat Tuhan bukan hanya sebagai saluran
berkat bagi lingkungannya dalam artian material, tetapi jauh lebih dari itu
ialah sebagaimana dinyatakan dalam Roma 14 : 17-18 : "Sebab kerajaan Allah
bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera
dan suka cita oleh Roh Kudus; karena barang siapa melayani Kristus dengan
cara ini, ia berkenan kepada Allah dan dihormati oleh manusia."  Bagaimana
implikasinya terhadap kehidupan politik suatu negara ?  Melalui penghayatan
akan kewajiban Umat Tuhan tersebut maka kita akan melihat bagaimana
seharusnya peranan kekristenan dalam pentas politik negara.
    T.B Simatupang berpendapat bahwa partisipasi Kristen dalam pergerakan
nasional melalui tiga bidang :  1. Adanya orang-orang Kristen yang
menjalankan partisipasi mereka melaui perkumpulan yang tidak bersifat
Kristen;  2. Adanya perkumpulan-perkumpulan politik yang berdasarkan
Kristen dan yang mempergunakan nama Kristen;  3. Tugas gereja (dalam arti
individu dan lembaga/ organisasi) berhubung dengan partisipasi Kristen
dalam bidang politik, telah terdapat dalam zaman antara permulaan abad ini
dan pendudukan Jepang.
    Namun sebenarnya masih ada peranan terpenting dari orang Kristen yang
belum disinggung oleh Simatupang dalam dunia politik.  Abraham Kuyper,
seorang teolog sekaligus politikus Kristen Belanda pada akhir abad 19
mengatakan;  politik dan Kekristenan merupakan  satu kesatuan, dalam artian
politik dialaskan (didasarkan) pada ajaran Kristus sehingga sinar
kesentosaan dan kebenaran yang ada dalam Kekristenan muncul di dalam
pemerintahan.
    Oleh karena itu, perlu adanya penyadaran orang-orang Kristen akan
kewajibannya untuk berpolitik, karena umumnya ada keengganan umat Kristen
berpolitik, baik karena belum terbiasa (sebelumnya pemerintah kolonial
melarang pembentukan partai politik) maupun karena pengajaran
lembaga-lembaga Kristen yang diterima cenderung menjauhi atau memandang
“kotor” dunia politik. Padahal, siapa yang bersaksi tentang Yesus di dunia
ini tidak boleh membatasinya pada kehidupan rohani, melainkan harus
berbicara tentang Dia sebagai pembaharu seluruh kehidupan. Keseluruhan
bagian daripada kehidupan itu juga dibaharui dan dikuduskan oleh
Kekristenan; hubungan antara suami dan isteri, antara orang tua dan
anak-anak, antara tuan dan hamba, antara pemerintah dan rakyat, antara
manusia dan manusia, antara bangsa dan bangsa.  Ilmu pengetahuan dan seni,
hukum dan masyarakat, politik dan pekerjaan serta bidang kehidupan yang
besar dan luas lainnya tidak boleh dilepaskan dari kuasa dan penguasaan
Kristus, dan makna pengudusan Kristus (membongkar segala kebobrokan) atas
semua bidang ini harus diteliti dan disaksikan oleh Kekristenan.
    Pentingnya berpolitik menurut kebenaran yang kita akui di dalam Kristus
dilatarbelakangi oleh anggapan sebagian orang  yang mengatakan bahwa agama
Kristen tidak baik mencampuri politik. Agama Kristen amat suci, sedangkan
politik tidak boleh dikatakan suci. Kita mengaku bahwa politik kurang suci,
tetapi mesti diketahui pula bahwa politik itu semakin tidak suci pula
apabila agama mengeluarkan dirinya dari situ. Jadi kalau politik itu
semakin tidak suci (bobrok) tentu kita juga yang ikut menanggungnya, sebab
mau tidak mau kita tidak boleh lepas dari dunia politik. Semua warga negara
berada dalam suatu sistem politik.
    Berkaitan dengan pemerintahan (Kepatuhan kepada Pemerintah) Roma 13:
1-7 menyatakan bahwa pemerintah adalah hamba Allah. Kekuasaan pemerintah
berasal dari Allah dan karena itu pemerintah wajib menjalankan kehendak
Allah untuk mengupayakan keamanan dan kesejahteraan rakyat. Maka titik
tolak pelaksanaan tugas-tugas pemerintah (hukum atau Undang-undang)
haruslah bersesuaian dengan kehendak Allah. Sehubungan dengan itu
pemerintah berhak dan wajib menjalankan hukuman  kepada orang yang
bersalah.
    Tetapi, bagaimana apabila ternyata pemerintah dalam melaksanakan
tugasnya tidak seuai dengan Firman Allah dan banyak melakukan
penyelewengan, apakah Umat Kristen akan tinggal berdiam diri?  Tentu sangat
tidak bijaksana apabila orang Kristen tidak tanggap terhadap penyelewengan
yang terjadi. Sebagai umat yang telah mengenal kebenaran di dalam Kristus,
tentunya setiap orang percaya bisa menilai apakah sesuatu peristiwa itu
benar atau tidak.  Kematian Kristus adalah untuk menghancurkan kerajaan
kegelapan dan menegakkan kerajaan Allah, dan orang Kristen dipanggil untuk
menyatakan kehendak Allah dan memuliakan namaNya dalam segala bidang
kehidupan. Di dalam kemenangan Kristus, bumi menjadi pusaka orang rendah
hati, sehingga orang Kristen tidak boleh menyia-nyiakan perkara yang di
bumi, termasuk kebangsaan. Kebangsaan itu termasuk perkara duniawi. Kita
sebagai orang kristen harus mengindahkan dan mempunyai kecintaan akan
kebangsaan itu. Kebangsaan itu tidak lahir dari si iblis, tetapi dari Tuhan
Allah. Kecintaan kepada bangsa itu tidak boleh dipisahkan dengan kecintaan
kepada tanah air kita. Bangsa dan tanah air adalah menjadi sebuah kecintaan
hati kita. Begitulah menurut pengajaran dari natur dan pengajaran alkitab.
Kewajiban orang Kristen  untuk mengusahakan kesejahteraan bangsa dan tanah
airnya, yang dikerjakan antara lain dalam politik. Memang ada pihak-pihak
yang menjadikan politik bercitra buruk karena dijadikan sebagai jalan untuk
mencari kehormatan dan keuntungan sendiri. Tetapi hal itu tidak lantas
menjadikan politik itu sendiri buruk. Politik itu suatu perkara yang baik
dan indah, suatu ilmu untuk memimpin dan mengupayakan keselamatan bangsa.
Sebagaimana Tuhan meminta bahwa di dalam hidup kebangsaan mesti dilakukan
keadilan dan kebenaran, begitu juga Tuhan meminta kita agar turut bekerja
dalam perkara politik. Pemerintahan suatu bangsa tidak boleh hanya
didasarkan pada kemauan manusia, namun terang Tuhan juga harus berperan
melalui peran orang percaya. Sebab itu maka orang Kristen mempunyai
kewajiban yang lebih berat dalam perkara politik  daripada orang lain.
Sebab di bidang politik dan pemerintahan, peran orang Kristen bukan
semata-mata demi kesejahteraan bangsa, tetapi yang terutama, semuanya
dilakukan untuk kemuliaan nama Tuhan.
    Lalu, bagaimana relasi umat Kristen dengan agama lain dalam  berpolitik
?  Mengacu kepada pandangan bahwa setelah jatuh ke dalam dosa, dalam diri
manusia masih terdapat sifat-sifat pengenalan akan Allah sebagai gambar
Allah yang tidak terhilang seluruhnya oleh dosa. Jadi, dalam diri manusia
yang belum mengenal Kristus atau belum percaya masih terdapat (nilai)
kebenaran walaupun pada umumnya sudah diubah oleh dosa. Misalnya, nilai
kemanusiaan, nilai kebangsaan, moral, dan sebagainya. “Nilai-nilai
kebenaran” itu menjadi titik hubung antara mereka dengan kebenaran Kristen
dalam Penginjilan, juga sebagai titik temu dengan agama lain dalam
berpolitik (sikap terbuka terhadap agama lain).   Ajaran Kristus itulah
ajaran yang benar, sebab di dalamnya kita dikaruniai penyataan Allah, yang
menerangi jalan menuju kelepasan daripada kuasa dosa. Tetapi Kristen tidak
bisa memastikan bahwa agama lain  sama sekali tidak mengandung kebenaran.
Hanya saja kebenaran itu digelapi oleh dosa. Kebenaran yang ada dalam agama
lain merupakan penghubung supaya kita mengabarkan injil kepada yang bukan
Kristen.
    Sangat penting menghubungkan pelayanan pemuda dengan masalah-masalah
konkret yang mereka hadapi dalam masyarakatnya, khususnya dalam pergerakan
nasional:   Pelayanan pemuda Kristen dalam kegiatan rutin penelahan Alkitab
dan pembinaan rohani harus bisa dihubungkan dengan kenyataan-kenyataan
sosial dan politik. Barang siapa ingin mempengaruhi massa, haruslah
mengenal massa itu dalam wujud penderitaannya, kebutuhannya,
prinsip-prinsip yang menguasai keberadaannya. Barang siapa ingin
mempengaruhi pemuda, haruslah mengenal pemuda itu, harus mengenal apa yang
pemuda prihatinkan, yang menjadi pokok perhatiannya, yang menggugahnya,
yang mengilhaminya.
     Berkaitan dengan politik, Kekristenan seharusnya tidak perlu bersikap
sektarian, tetapi justru dituntut untuk "larut" dengan masyarakat
sekitarnya sebagaimana halnya "garam". Dalam konteks berbangsa dan
bernegara hal ini dikenal dengan semangat nasionalisme. Nasionalisme sering
merosot menjadi suatu naluri nasionalistis, sehingga hanya mencari
kemuliaan diri dan bangsa sendiri dan
menghancurkan yang lain. Kita harus berusaha memperhadapkannya dengan supra
nasionalisme Kekristenan. Johanes Limena mencatat sejumlah tantangan bagi
perwujudan suatu gerakan pemuda yang ideal (tinggi iman, tinggi ilmu, dan
tinggi pengabdian). Salah satu hambatan yang cukup berat adalah yang
disebutnya naluri kebangsaan (nationaal instinct) yaitu sikap nasionalisme
yang sempit dan tertutup hanya bagi bangsa sendiri sehubungan dengan
kenyataan bahwa dalam pergerakan Kristen bergabung juga orang-orang
asing/ non WNI. Jadi pergerakan Kristen harus menerima kehadiran anak
negeri, orang
asing dan non Kristen (Eropa, Tiong Hoa, Hindu, dll).
    Leimena menekankan pentingnya agama bagi pembentukan moral dan budi
pekerti, sebab perjuangan bangsa tidak hanya membutuhkan orang pintar,
melainkan juga yang beragama dan bersopan santun. Suatu bangsa yang tinggi
kemajuan teknologinya tetapi tidak memiliki orang-orang yang berbudi
pekerti maka tergolong bangsa yang miskin. Leimena menempatkan agama di
atas kebangsaan dalam arti kesungguhan beriman akan memperbesar pengabdian.
Leimena mengatakan bahwa tiap orang harus nasionalis, celaka besar kalau
orang tidak nasionalis. Ia mengatakan,"Kalau kita bercampur dengan bangsa
lain atau dengan
kemajuan lain, campurkanlah kemajuanmu dengan yang lain itu, kutip baiknya,
tetapi jangan lepaskan milikmu, pegang dan didik dengan baik.  Tinggikan
kebangsaanmu, rasa harga dirimu dan rasa bahwa kamu bisa. Tetapi janganlah
itu menjadi agamamu".  Leimena juga mengatakan; orang Kristen mengakui dan
percaya bahwa tidak ada peraturan yang lain di luar peraturan yang
dikehendaki oleh Tuhan kita. Campur tangan orang Kristen di segala lapangan
kehidupan tidak lain dan tidak bukan bermaksud supaya kita juga menjadi
saksi tentang suatu hal yang penting, ialah bahwa dunia ini hidup di bawah
hukum dan karunia Tuhan saja. Notohamidjoyo (seorang tokoh PARKINDO/pemikir
politik Kristen) mengatakan bahwa politik Kristen perlu dalam rangka
“peperangan rohani”:
     Sesungguhnya kita dapat melihat politik itu sebagai gelanggang rohani
antara mereka yang percaya akan Firman Allah dan mereka yang tidak
menghiraukannya. Malahan pada lapangan
politik nilai-nilai Kekristenan mendapat perlawanan yang keras.
Gagasan-gagasan politik para “politikus Kristen” diharapkan mengandung
tekanan teologis, yaitu memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara dalam
segala aspek kehidupan dengan menerapkan prinsip-prinsip Kekristenan.
Sumbangan penting yang diungkapkan dalam prinsip teologi ini adalah
pembumian iman Kristen sehingga menyentuh berbagai persoalan sosial dan
politik yang pada jaman kolonial dianggap berada di luar urusan agama.
    Pemahaman dan penafsiran umat Kristen terhadap Roma 13: 1-7 dan Yohanes
19:11 diharapkan tidak sempit, bahwa pemerintah adalah pemegang mandat
kekuasaan dari Tuhan Allah, sehingga umat Kristen harus selalu setia kepada
pemerintah walaupun pemerintahannya banyak menyimpang dari kehendak Tuhan.
Hal itu bisa mengakibatkan sikap kritis terhadap pemerintah terabaikan.
Jadi, kewajiban
kita untuk selalu mengingatkan pemerintah bila terjadi
penyelewengan-penyelewengan.


"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36)
***********************************************************************
Moderator EskolNet berhak menyeleksi tulisan/artikel yang masuk.
Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan sumbangan
tulisan harap menghubungi [EMAIL PROTECTED]
BII Cab. Pemuda Surabaya, a.n. Robby (FKKS-FKKI) Acc.No. 2.002.06027.2
***********************************************************************
Kirimkan E-mail ke [EMAIL PROTECTED] dengan pesan:
subscribe eskolnet-l    ATAU    unsubscribe eskolnet-l

Kirim email ke