********************
Kompas, 30 Januari 1999
********************

Cak Nur: Toleransi Masih pada Tataran Prosedural

    Sebagian masyarakat Indonesia memahami toleransi hanya sebagai masalah
prosedural, yakni persoalan tata cara pergaulan antarkelompok yang berbeda.
Padahal masalah toleransi adalah persoalan ajaran dan kewajiban
melaksanakan ajaran itu. Jika toleransi menghasilkan suatu tata pergaulan
yang enak, hal itu harus dipahami sebagai hikmah dari pelaksanaan ajaran
yang benar.
    Dalam sejarah Islam, kata Cak Nur, toleransi dalam hidup bernegara dan
bermasyarakat telah dicontohkan Nabi Muhammad dengan membuat Piagam Madinah
(mitsaq al-Madinah). Piagam ini mengakui seluruh Kota Madinah, tanpa
memandang perbedaan agama dan suku sebagai umat yang tunggal, dengan hak
dan kewajiban yang sama. Sehingga masyarakat madani yang diteladankan Nabi
Muhammad bukanlah masyarakat dengan supremasi kekuasaan pribadi, melainkan
masyarakat yang sangat beradab.
    Ketika meletakkan asas pluralisme dan toleransi dalam Piagam Madinah,
tambah Cak Nur, Nabi Muhammad tidak bertindak atas dasar kepentingan dan
kegunaan jangka pendek tetapi karena berbagai ajaran pokok dalam agama yang
diwahyukan kepadanya.
    Meski istilah pluralisme telah menjadi wacana nasional, kata Cak Nur,
faham kemajemukan belum dipahami secara mendalam, tanpa sikap tulus.
Pluralisme tidak dapat hanya dipahami dengan mengatakan  kita majemuk,
beraneka ragam, terdiri dari berbagai suku dan agama, yang justru hanya
menggambarkan fragmentasi.
    "Pluralisme tidak boleh dipahami hanya sebagai kebaikan negatif
(negatif good) karena hanya ditilik dari kegunaannya untuk menyingkirkan
fanatisme. Tetapi, pluralisme adalah suatu perangkat untuk mendorong
pengkayaan budaya bangsa dan suatu keharusan bagi keselamatan umat
manusia," tegasnya.
    Mengutip Al Quran Surat Al Baqarah ayat 251, Cak Nur menegaskan, "Allah
menciptakan mekanisme pengawasan dan pengimbangan antara sesama manusia
guna memelihara keutuhan bumi, dan merupakan salah satu wujud kemurahan
Tuhan yang melimpah kepada manusia."
    Toleransi yang dicontohkan Nabi, kata Cak Nur, berbeda dengan toleransi
yang tumbuh di Eropa, yang dimulai di Inggris tetapi hanya berlaku dan
diterapkan pada berbagai pecahan Gereja Anglikan, sedang paham Katholik dan
Unitarianisme tetap dipandang tidak legal.
    "Di abad 18, toleransi dikembangkan sebagai akibat ketidak pedulian
orang kepada agama, bukan karena keyakinan kepada nilai toleransi itu
sendiri," tegasnya.

*Bukan netralisme kosong

    Menurut Cak Nur, toleransi bukanlah netralisme kosong yang bersifat
prosedural semata, melainkan suatu pandangan hidup yang berakar dalam
ajaran agama yang benar. "Sekarang para pemeluk agama ditantang untuk dapat
dengan konkret menggali ajaran agamanya dan mengemukakan paham toleransi
yang otentik dan absah, sehingga toleransi bukan semata persoalan prosedur
pergaulan," ujarnya.
    Cak Nur mengatakan, gerakan reformasi  telah menginjak ledakan
partisipasi. Ledakan ini bernilai positif karena justru inti demokrasi
ialah partisipasi umum seperti pada masyarakat Madinah. "Umat Islam
memiliki prasarana kultural yang lebih baik dibanding zaman Nabi, untuk
dapat mewujudkan masyarakat madani. Tantangan kita adalah bagaimana
mendorong berlangsungnya proses yang diperlukan untuk mewujudkan masyarakat
madani itu," ujarnya.
    Menjawab pertanyaan, Cak Nur menegaskan, masyarakat harus menghilangkan
rasa saling curiga dan saling kuatir yang tidak kondusif terhadap perbaikan
keadaan. "Sikap saling curiga hanya akan memunculkan kecemburuan saja,"
tegasnya.

"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36)
***********************************************************************
Moderator EskolNet berhak menyeleksi tulisan/artikel yang masuk.
Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan sumbangan
tulisan harap menghubungi [EMAIL PROTECTED]
BII Cab. Pemuda Surabaya, a.n. Robby (FKKS-FKKI) Acc.No. 2.002.06027.2
***********************************************************************
Kirimkan E-mail ke [EMAIL PROTECTED] dengan pesan:
subscribe eskolnet-l    ATAU    unsubscribe eskolnet-l

Kirim email ke