Salam sejahtera,

Melihat agak tegangnya hubungan antara umat Kristiani dan Islam belakangan
ini, Redaksi mencoba mengutip pandangan tokoh Muslim (Prof. Nurcholis
Madjid)  tentang bagaimana sebenarnya Islam mengatur hubungan antara umat
Muslim dengan non muslim. Tulisan kali ini dikutip dari harian "Kompas"
terbitan Januari dan kami naikkan secara terpisah. Semoga cukup membuka
wawasan kita dan "mendinginkan suasana".

Selamat membaca.

Redaksi Eskol-Net
--------------------

(Kompas, Kamis 28 Januari 1999)

Prof. Nurcholis Madjid: Makin Dekat ke Al Quran, Makin Toleran

    Prof. Dr. Nurcholis Madjid menegaskan semakin dekat dengan Al Quran,
umat Islam akan semakin toleran terhadap penganut agama lain. "Umat itu
semakin dekat dengan zaman keemasan Islam, semakin toleran. Semakin dekat
dengan pusat Islam juga makin toleran. Dan makin dekat dengan Al Quran,
makin toleran," tuturnya dalam acara halal bi halal dan Sambutan Wawasan
Kultural Umat Islam, Selasa (26/1) malam di  Jakarta.
    Menurut Nurcholis (Cak Nur), tidak ada jargon yang lebih valid buat
umat Islam kecuali kembali kepada Al Quran dan Hadist. "Kembali ke Al Quran
dan Hadist itu yang harus kita lakukan. Kita harus adil terhadap Al Quran,"
ungkap Cak Nur.
    Selama ini, katanya, umat Islam cenderung memahami Islam melalui
tumpukan sejarah. Karena itu, muncul persepsi keliru terhadap hubungan
Islam dengan Nasrani dan Yahudi. "Sejarah Islam memang mengalami perjalanan
yang pahit dengan hubungan denga Nasrani dan Yahudi," ujar guru besar IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
    Dikatakan, sejarah Islam di Indonesia juga mempengaruhi pandangan
terhadap hubungan Islam dengan Nasrani. Perjalanan Islam di Indonesia,
lanjut Cak Nun, berlangsung dalam kondisi yang keras.
    "Islam di Indonesia dibesarkan dalam suasana 'fight against'".
    Sehingga wajar kalau kemudian umat Islam mahir berpidato, tetapi tidak
terlatih dalam 'problem solving'. Karena untuk konsolidasi, pidato adalah
cara yang efektif," tuturnya.
    Padahal, jika kembali kepada Al Quran tidak ada masalah antara Islam
dengan Nasrani dan Yahudi dalam hubungan kemasyarakatan. Sebab itu, Cak Nun
menyarankan umat Islam lebih serius menjalankan rukun imannya. "Termasuk
iman kepada semua nabi dan kitab suci," sarannya.
    Universalitas Islam mengajarkan bahwa kebenaran dapat ditemukan di mana
saja dan kapan saja. "Pada setiap masa dan umat ada figur-figur yang
senantiasa menyuarakan kebenaran. Itu harus kita yakini," kata Cak Nur.

**********

"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36)
***********************************************************************
Moderator EskolNet berhak menyeleksi tulisan/artikel yang masuk.
Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan sumbangan
tulisan harap menghubungi [EMAIL PROTECTED]
BII Cab. Pemuda Surabaya, a.n. Robby (FKKS-FKKI) Acc.No. 2.002.06027.2
***********************************************************************
Kirimkan E-mail ke [EMAIL PROTECTED] dengan pesan:
subscribe eskolnet-l    ATAU    unsubscribe eskolnet-l

Kirim email ke