********************
Kompas, 23 Februari 1999

""""""""""""""""""""""""""""""""
Ichlasul Amal:
PARPOL SEBAIKNYA SEKULER

Yogyakarta, Kompas
 Rektor  Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta Prof. Dr. Ichlasul Amal
menyatakan, untuk mengembangkan kehidupan partai yang lebih kondusif,
sebaiknya kehidupan partai di masa depan bersifat sekuler. Dengan dasar
pemikiran semacam ini maka kehidupan partai akan lebih mendasarkan pada
rasionalitas, bukan emosionalitas sebagaimana jika suatu partai mendasarkan
diri pada agama.   Hal itu diungkapkan Ichlasul menjawab pertanyaan pers
selepas menjadi pembicara dalam Forum Dialog Mahasiswa di Universitas
Sarjana Wiyata, Taman Siswa Yogyakarta, tentang Pemilu 1999, Senin (22/2).
“Kalau tidak memilih partai ini tidak masuk surga.


**************************
(Kompas, Kamis 28 Januari 1999)
""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
Prof.Nurcholis Madjid:
MAKIN DEKAT KE AL QURAN, MAKIN TOLERAN

Prof. Dr. Nurcholis Madjid menegaskan semakin dekat dengan Al Quran, umat
Islam akan semakin toleran terhadap penganut agama lain. "Umat itu semakin
dekat dengan zaman keemasan Islam, semakin toleran. Semakin dekat dengan
pusat Islam juga makin toleran. Dan makin dekat dengan Al Quran, makin
toleran," tuturnya dalam acara halal bi halal dan Sambutan Wawasan Kultural
Umat Islam, Selasa (26/1) malam di Jakarta.  Menurut Nurcholis (Cak Nur),
tidak ada jargon yang lebih valid buat umat Islam kecuali kembali kepada Al
Quran dan Hadist. "Kembali ke Al Quran dan Hadist itu yang harus kita
lakukan. Kita harus adil terhadap Al Quran,"  ungkap Cak Nur. Selama ini,
katanya, umat Islam cenderung memahami Islam melalui
tumpukan sejarah. Karena itu, muncul persepsi keliru terhadap hubungan
Islam dengan Nasrani dan Yahudi. "Sejarah Islam memang mengalami perjalanan
yang pahit dengan hubungan denga Nasrani dan Yahudi," ujar guru besar IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Dikatakan, sejarah Islam di Indonesia juga
mempengaruhi pandangan terhadap hubungan Islam dengan Nasrani. Perjalanan
Islam di Indonesia, lanjut Cak Nun, berlangsung dalam kondisi yang keras.
"Islam di Indonesia dibesarkan dalam suasana 'fight against'". Sehingga
wajar kalau kemudian umat Islam mahir berpidato, tetapi tidak terlatih
dalam 'problem solving'. Karena untuk konsolidasi, pidato adalah cara yang
efektif," tuturnya. Padahal, jika kembali kepada Al Quran tidak ada masalah
antara Islam dengan Nasrani dan Yahudi dalam hubungan kemasyarakatan. Sebab
itu, Cak Nun menyarankan umat Islam lebih serius menjalankan rukun imannya.
"Termasuk iman kepada semua nabi dan kitab suci," sarannya. Universalitas
Islam mengajarkan bahwa kebenaran dapat ditemukan di mana saja dan kapan
saja. "Pada setiap masa dan umat ada figur-figur yang senantiasa
menyuarakan kebenaran. Itu harus kita yakini," kata Cak Nur.


"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36)
***********************************************************************
Moderator EskolNet berhak menyeleksi tulisan/artikel yang masuk.
Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan sumbangan
tulisan harap menghubungi [EMAIL PROTECTED]
BII Cab. Pemuda Surabaya, a.n. Robby (FKKS-FKKI) Acc.No. 2.002.06027.2
***********************************************************************
Kirimkan E-mail ke [EMAIL PROTECTED] dengan pesan:
subscribe eskolnet-l    ATAU    unsubscribe eskolnet-l

Kirim email ke