************************* Laporkan Situasi lingkungan <[EMAIL PROTECTED]> Atau Hub Eskol Hot Line Telp: 031-5479083/84 ************************* Pembaca Eskol-Net yang terkasih, Salam Sejahtera, Berikut Redaksi postingkan Hasil Seminar dan Lokakarya "Rekonsiliasi Indonesia" berupa sebuah Kesimpulan (Telaah & Tekad) : "Bersama-sama Memasuki Era Tanpa Kekerasan", yang juga merupakan tema dari seminar dan lokakarya tersebut. Seminar dan Lokakarya tersebut terselenggara berkat kerjasama antara NU, PGI, KWI, WALUBI, Al-Washliyah, MATAKIN, PHDI, HPK, dan KASI pada tanggal 16-19 November 2000 di Batu-Malang. Kiranya bermanfaat dan dapat menambah wawasan kebangsaan kita. Tuhan memberkati. Salam dan doa, Redaksi Eskol-net ================ HASIL SEMINAR DAN LOKAKARYA "REKONSILIASI INDONESIA" Tema : "Bersama-sama memasuki Era Tanpa Kekerasan Selecta, Batu - Malang, 17 November 2000 ------------------------------------------------------------ KESIMPULAN (TELAAH DAN TEKAD) BERSAMA-SAMA MEMASUKI ERA TANPA KEKERASAN Kami, sekumpulan warga masyarakat lintas sara, yang berkumpul dan menggunuli berbagai masalah yang sedang menimpa bangsa kita dalam situasi krsis multi dimensi, amat prihatin : 1. Selama kurang lebih tiga tahun terakhir masyarakat dan bangsa Indonesia amat terpuruk akibat berbagai tindak kekerasan yang terjadi di berbagai lingkungan dan dalam berbagai bentuk. Banyak kelompok masyarakat yang lebih suka memilih cara-cara kekerasan untuk "menyelesaikan" persoalan-persoalan yang mereka hadapi. Diberbagai tempat konflik-konflik social yang bernuansa sara (suku, agama dan ras) menimbulkan korban yang amat besar bahkan tragedikemanusiaan yang memilukan hati. Di Ibukota Jakarta tawuran antar RT/RW serta diantara anak-anak sekolah/anak-anak muda sudah dapat disebut penyakit kronis Ibu Kota yang sangat meresahkan, menggangu ketentraman social, menimbulkan korban jiwa dan harta benda, serta mengorbankan masa depan bangsa dalam diri banyak anak-anak sekolah. 2. Teror-teror berupa peledakan bom, yang menimbulkan korban jiwa dan harta benda, yang merusak ketentraman hidup masyarakat, serta yang potensial memporak-porandakan hubungan-hubungan damai yang tumbuh dan terbina secara alamiah diantara sesama warga masyarakat lintas sara, juga merupakan salah satu bentuk kekerasan yang sudah sering menimpa bangsa ini, dan amat meresahkan hati setiap insan yang cinta damai. 3. Di bidang kehidupan social politikpun kita mengamati adanya kecenderungan-kecenderungan tumbuhnya budaya kekerasan diantara kelompok-kelompok social politik : saling memaki dan melecehkan, bahkan saling mengancam dan menteroro dalam berbagai bentuk. Cara-cara yang sedemikian itu tidak menciptakan iklim yang baik untuk tumbuhnya sebuah masyarakat sipil (civil society) yang demokratis, kuat, tentram dan damai. 4. Kekerasan dan perlakuan tidak adil khususnya terhadap kaum perempuan dalam masyarakat terjadi dalam berbagai bentuk dan manifestasinya di berbagai lingkungan, baik di tempat-tempat pekerjaan, dalam masyarakat, maupun di dalam keluarga mereka masing-masing. 5. Kekerasanpun terjadi dalam keluarga di banyak kalangan, sehingga keluarga sebagai tempat untuk menanamkan dan membina tumbuhnya nilai-nilai luhur agama yang benar dan tepat kini semakin memudar. Kaum ibu seringkali mendapat perlakuan tidak adil dari suami dan anak-anak mereka, sementara anak-anak dididik dalam "budaya kekerasan" oleh orang tua mereka. 6. Adanya perlakuan tidak adil terhadap kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat, baik secara hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku, maupun sikap-sikap eksklusif yang tumbuh akibat sentimen-sentimen primordialisme suku, budaya, ras, maupun agama. 7. Suatu ironi yang amat menyedihkan dan menyakitkan hati kita semua adalah bahwa dalam berbagu konflik social yang melanda negeri ini, symbol-simbol agama seringkali dilibatkan, sehingga mengakibatkan semakin memuncaknya pertikaian social diantara kelompok-kelompok masyarakat yang terlibat, mengakibatkan tragedy kemanusiaan, pelanggaran HAM ( violation against human rights), dan kejahatan terhadap kemanusiaan (violation against humanity). 8. Semua yang kami sebutkan di atas dan masih banyak contoh lainnya lagi, membawa kami kepada kesimpulan bahwa di dalam masyarakat dan bangsa Indonesia sedang ada kecenderungan tumbuhnya budaya kekerasan. Menghadapi kenyataan-kenyataan sedemikian itu, kami berkeyakinan bahwa : 1. Budaya kekerasan dalam berbagai bentuk dan manifestasinya amat bertentangan dengan ajaran dan nilai-nilai lihur semua agama yang dianut oleh masing-masing pemeluknya di negeri ini. 2. Semua agama dan nilai-nilai luhur yang diajarkannya akan menawarkan solusi yang tepat dan benar atas krisis bangsa dalam berbagai bidang, sebab semua agama mengajarkan perdamaian, kasih danpenghargaan terhadap manusia/harkat dan martabat manusia. 3. Pada hakekatnya seluruh umat manusia termassuk masyarakat dan bangsa Indonesia mendambakan perdamaian dan hidup tentram. Karena itu kami bertekad untuk bersama-sama berupaya mewujudkan perdamaian bagi seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia dengan jalan : 1. Menyatukan visi dan misi bersumber dari dan dimotivasi oleh nilai-nilai luhur yang kami yakini dari agama kami masing-masing, untuk bersama-sama memberikan yang terbaik yang kami miliki dalam rangka mewujudkan sebuah masyarakat tanpa kekerasanl. 2. Membangun dan membina forum dan jaringan kerja lintas sara hingga kelapisan masyarakat paling dasar dalam rangka menumbuhkan saling pengertian ynag dalam menuju terwujudnya sebuah persaudaraan sejati atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab; cinta kasih terhadap sesama manusia, penghargaan terhdap harkat dan martabat manusia, berupaya melakukan yang terbaik yang mendatangkan keuntungan dan kebahagiaan bagi sesama manusia. 3. bersama-sama merumuskan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan untuk saling menolong dalam rangka untuk membebaskan sesama dari belenggu kemiskinan, keterbelakangan, dan sebagainya, menuju terwujudnya sebuah masyarakat sipil yang kuat, demokratis, adil dan sejahtera. Semoga TUHAN Allah, Sang Khalik bagi seluruh makhluk dan semesta alam, menolong kami dan seluruh masyarakat dan bangsa kami. Batu - Malang, 17 November 2000 Pimpinan Sidang (Dto) Cornelius D. Ronowidjojo Drs. Haris Abdullah John D. Soleyman Tim Penyerasi (Dto) Pdt. DR. I.P Lambe H. Hawari A. Lubis I. Ismartono, S.J H. Dino Sumrapno Said Drs. Permadi, SH Hanum Permana Prof. Dr. S. Wismohadi.W Pdt. DR. A.A. Yewangoe Drs. Suwondo ````````````````````````````````` ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ "Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36) *********************************************************************** Moderator EskolNet berhak menyeleksi tulisan/artikel yang masuk. Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan sumbangan tulisan harap menghubungi [EMAIL PROTECTED] Bank Danamon Cab. Ambengan Plaza Surabaya, a.n. Martin Setiabudi Acc.No. 761.000.000.772 atau BCA Cab. Darmo Surabaya, a.n. Martin Setiabudi Acc. No. 088.442.8838 *********************************************************************** Kirimkan E-mail ke [EMAIL PROTECTED] dengan pesan: subscribe eskolnet-l ATAU unsubscribe eskolnet-l