''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''"
SARI BERITA : Kamis, 1 Februari 2001
=====================================
<> Mahasiswa RI di Eropa Minta Presiden Mundur
<> Ingin Perubahan Cepat, Kembalikan Saja ke Militer
<> Dukung Fatwa, Kecam Perilaku Anarkhis
<> Massa akan Tumpah di Gedung DPR
<> Gus Dur Serius Hendak Bubarkan DPR/MPR
<> Pansus Gagal, Presiden Wahid Lolos
```````````````````````````````

Mahasiswa RI di Eropa Minta Presiden Mundur
---------------------------------------------------
eramuslim, Jakarta - Mengamati perkembangan politik terakhir yang terjadi
di tanah air, Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Indonesia di Eropa (AMPERA)
membuat kesepakatan Den Hag untuk meluruskan kembali amanah reformasi.
Dalam e-mail yang diterima redaksi pagi ini, AMPERA menyebutkan bahwa
Presiden Abbdurrahman Wahid telah gagal dalam pelaksanaan 6 visi reformasi
yang telah dicanangkan oleh para mahasiswa. Karena itu, AMPERA meminta
dengan segala kebesaran hati agar Presiden Abdurrahman Wahid mengundurkan
diri dari jabatannya. "Karena itu, kami Aliansi Mahasiswa dan Pemuda
Indonesia di Eropa (AMPERA) meminta kepada Presiden Abdurrahman Wahid
dengan segala kebesaran hati untuk mengundurkan diri sebagai Presiden
Republik Indonesia. Kami menyerukan dan mengajak kepada segenap komponen
bangsa untuk melakukan upaya-upaya penyelamatan reformasi ke arah yang kita
harapkan bersama," demikian bunyi kalimat menjelang akhir pernyataan sikap
Den Haag.
http://www.eramuslim.com/article/view/2933/

Ingin Perubahan Cepat, Kembalikan Saja ke Militer
-------------------------------------------------------
detikcom - Solo, Agamawan yang juga budayawan kondang, KH Mustofa Bisri tak
yakin Indonesia akan segera mengalami perubahan dan perbaikan cepat dengan
mental dan perilaku elit yang seperti sekarang. Ia malah menawarkan
pilihan, jika ingin perubahan cepat maka sebaiknya dikembalikan lagi ke
militer.
"Kita butuh waktu setidaknya 50 tahun untuk melakukan perubahan jika para
elitnya masih seperti sekarang. Bisa cepat, jika isi kepala mereka diganti
dengan yang bersih. Atau lebih akan lebih cepat lagi jika dikembalikan ke
militer," kata dia usai bicara di dialog tentang Pesantren dan Semangat
Kerelawanan di Ponpes Mahasiswa Al Muayyad, Windan, Solo, Kamis (1/2/2001)
dinihari. "Pasti akan lebih cepat dipegang tentara. Gusur semua seperti
buldozer sebagaimana yang terjadi dalam peralihan Orde Lama ke Orde Baru.
Tapi apa itu yang kita maui," lanjut Gus Mus, panggilan akrab putra KH
Bisri Mustofa, kiai kharismatik dari Rembang itu.
http://www.detik.com/peristiwa/2001/02/01/200121-072600.shtml

Dukung Fatwa, Kecam Perilaku Anarkhis
-------------------------------------------
bangsaku.com - Sekitar 30 orang Kiai dari Jawa Timur mendatangi AM Fatwa,
Wakil KEtua DPR RI. Eit, jangan salah, mereka bukan untuk mendukung Gus
Dur. Malah sebaliknya. Rombongan Kiai itu mengecam perilaku anarkis yang
tidak sopan yang dilakukan oleh pendukung Gus Dur terhadap AM Fatwa.
Para Kiai itu antara lain KH  Ibnu  dan KH Mustafid dari Kriyeng Sidoarjo,
Prof. Muhdlor dari Malang, KH Habib dari Kediri, KH Mustafa dari  Gresik,
Kh Abdul Khalik dari Tulungan  Sidoarjo, KH Bustomi dari Tulung Agung,  KH
Ahmad Rofiqi dari Jember,  KH M. Ali dari  Jember, KH  Abdul Hadi dari
Jember KH. Imadudin dari Jember, KH A. Munir Abdul Baki dari Lamongan, KH.
Atmarid Dari Lumajang dan lain-lain. Dalam kunjungannya, mereka mengecam
perilaku tidak sopan terhadap AM Fatwa
beberapa waktu yang lalu yang dilakukan oleh oknum yang mengaku dari
Pesantren Buntet Cirebon. selain itu, mereka juga mendukung upaya Pansus
Bulogate untuk menegakan kebenaran dan mencegah kemunkaran.
http://www.bangsaku.com/

Massa akan Tumpah di Gedung DPR
--------------------------------------
Hari ini, hasil kerja Pansus Buloggate dan Bruneigate akan ditanggapi Rapat
Paripurna DPRRI. Menyambut keputusan rapat, aksi massa diperkirakan bakal
melimpah ke gedung MPR/DPR. Maklum, hasil rapat akan sangat menentukan
'kursi' Presiden Abdurraahman Wahid. Berdasarkan jadwal, hari ini Rapat
Paripurna DPR akan digelar untuk membahas laporan Pansus Buloggate dan
Bruneigate. Agenda yang sudah disepakati adalah tanggapan masing-masing
fraksi, untuk selanjutnya diambil kesimpulan sebagai
sikap DPR. Menyambut kegiatan ini, sejumlah massa diperkirakan bakal
membanjiri gedung DPR.
Sementara kemarin, dua kelompok mahasiswa di Universitas Indonesia, Badan
Exekutif Mahasiswa (BEM) UI dan Sekretariat Bersama Reformasi Total UI
hampir terlibat dalam tawuran massal, setelah keduanya melakukan aksi unjuk
rasa pada saat yang bersamaan di kampus mereka di Salemba, Jakarta, dengan
materi aksi yang berlawananan.
http://www.kopitime.com/kopihot/indexhot.asp

Gus Dur Serius Hendak Bubarkan DPR/MPR
------------------------------------------------
Jakarta -- Setelah keinginan Abdurrahman Wahid mengeluarkan dekrit untuk
membubarkan DPR/MPR bocor ke pers --kemudian mentah kembali oleh serangan
komentar yang membuatnya terpojok, ternyata tetap tak membuat Presiden RI
ke-4 itu kapok. Ia masih mengupayakannya dengan mendesakkan agenda tersebut
ke dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Politik, Sosial, dan Keamanan
(Polsoskam). Rabu (31/1) kemarin, dalam Rakor Polsoskam terbatas, bertempat
di kantor Menko Polsoskam, Jakarta, agenda Presiden untuk mengeluarkan
dekrit itu dibahas. Sebagaimana rencana Abdurrahman sebelumnya, untuk
membubarkan parlemen, dari pembahasan tersebut diperoleh kesepakatan dengan
memutuskan;
tiga menteri melakukan gerilya menggolkan keinginan sang Presiden. Menurut
sumber Berpolitik.Com di lingkungan pejabat tinggi negara, tiga menteri
itu; masing-masing, Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Pertahanan Mahfud MD
dan Menteri Kehakiman dan HAM Yusril Ihza Mahendra, ditugaskan untuk
mencari dukungan. Nah, yang mula-mula mesti dilakukan adalah menghubungi
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Endriartono Sutarto. Sebab
dukungan TNI Angkatan Darat sangatlah menentukan.
http://www.berpolitik.com/article.pl?sid=101/02/01/0552208

Pansus Gagal, Presiden Wahid Lolos
---------------------------------------
koridor.com [1 Feb, 0:09] Pansus Bulogate-Bruneigate DPR RI gagal
membuktikan keterlibatan Presiden Wahid dalam pencairan tigapuluh miliar
rupiah dana Yanatera Bulog dan Bantuan 2 juta Dolar AS dari Sultan Brunei
Darussalam. Kesimpulan Pansus terkesan mengambang, hanya menyimpulkan bahwa
presiden
diduga berperan dan dalam kasus Bulog dan membuat pernyataan yang tidak
konsisten dalam kasus bantuan Sultan Brunei. Kegagalan Pansus tersebut
disebabkan tidak adanya keterangan dari 25 orang
saksi Kasus Bulog dan 7 orang saksi kasus bantuan Sultan Brunei yang
mengakui secara tegas keterlibatan Presiden Abdurrahman Wahid secara
langsung. Dalam kasus Bulog, Pansus hanya membeberkan fakta-fakta tentang
Keinginan Presiden Wahid untuk mendapatkan dana, fakta-fakta tentang
kedekatan hubungan Presiden Wahid dengan Suwondo, fakta tentang dana aliran
Yanatera
Bulog, fakta pengaburan penyelidikan atas kasus Yanatera Bulog dan fakta
tentang Pertemuan Sapuan (Wakil Ketua Bulog) dengan Presiden Wahid dan
pertemuan Sapuan dengan Suwondo sebelum dan sesudah 7 Januari 2000.
http://www.koridor.com/artikel.php/107867/

"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36)
***********************************************************************
Moderator EskolNet berhak menyeleksi tulisan/artikel yang masuk.
Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan sumbangan
tulisan harap menghubungi [EMAIL PROTECTED]
Bank Danamon Cab. Ambengan Plaza Surabaya,
a.n. Martin Setiabudi Acc.No. 761.000.000.772
atau
BCA Cab. Darmo Surabaya,
a.n. Martin Setiabudi Acc. No. 088.442.8838
***********************************************************************
Kirimkan E-mail ke [EMAIL PROTECTED] dengan pesan:
subscribe eskolnet-l    ATAU    unsubscribe eskolnet-l

Kirim email ke