''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''"
SARI BERITA : Sabtu, 10 Februari 2001
=====================================
<> Akbar: Stop Langkah-langkah Percepatan SI
<> Dr Syahrir: Percepat Pemilihan Presiden Langsung
<> Arus Bawah Mulai Tenang, Disejukkan `Istighotsah
<> 19 Ekonom dan Pengamat Politik Minta Gus Dur Mundur
<> Pendidikan tak Steril dari Politik Penguasa

Akbar: Stop Langkah-langkah Percepatan SI
----------------------------------------
koridor.com [10 Feb, 5:24] Entah kebetulan atau memang ada kalkulasi
politik tertentu. Ketua MPR Amien Rais maupun Ketua DPR Akbar Tandjung
bersedia mengerem diri untuk tidak bernafsu mempercepat Sidang Istimewa
(SI) MPR. Padahal sebelumnya ngotot untuk segera menggiring Presiden KH
Abdurrahman Wahid ke SI MPR yang dipercepat. Akbar Tandjung selaku Ketua
Umum DPP Partai Golkar telah menginstruksikan  kepada Fraksi Partai Golkar
(F-PG) untuk tidak ikut dalam usaha percepatan sidang istimewa. Sedangkan
selaku Ketua DPR, dia juga telah memberitahukan
masalah tersebut dilihat dari perspektif DPR, harus lebih dahulu
diselesaikan memorandum. SI harus dimulai dari memorandum. Tidak ada SI
yang tidak melalui memorandum. "Yang sekarang ini dilakukan DPR adalah
menunggu respon Presiden terhadap memorandum tersebut. Kita akan lihat
dahulu sejauh mana respon itu," tuturnya dalam dialog Hari Pers Nasional di
Monumen Pers Nasional Sala, Jumat (9/2), seperti dilansir SM CyberNews.
http://www.koridor.com/artikel.php/108375/f65584bc4084fd7dd0762a7696acb5394
/
981766049

Dr Syahrir: Percepat Pemilihan Presiden Langsung
-------------------------------------------------------
Jakarta --Ekonom Syahrir mengusulkan agar diselenggarakan pemilihan
presiden secara langsung, yang jadwalnya dimajukan sebelum tahun 2004.
Sebelumnya, bersama 16 ekonom dan pengamat politik, Syahrir mendukung
usulan agar Presiden Wahid mundur dan Mega menggantikannya. Menurut
Syahrir, pemilihan presiden langsung ini dapat dilaksanakan antara 12-18
bulan mendatang, yang berarti tidak berdasar jadwal Pemilu 2004. "Karena
kalau kita menunggu sampai 2004, Mega bisa dieksploitir lagi
kekurangan-kekurangannya. Dan kekurangan itu digunakan untuk menjatuhkan
Mega," kata Syahrir kepada pers, usai menjadi tuan rumah pernyataan bersama
pengamat ekonomi dan sosial politik di rumahnya, di Jl Teuku Cik Di Tiro,
Menteng Jakarta, hari ini. Syahrir menjelaskan, setelah Presiden Wahid
menyerahkan kekuasaan pada Mega, MPR dapat menggelar sidang untuk
mengangkat Mega menjadi presiden yang sah. "MPR dapat bersidang untuk
mengangkat Megawati menjadi presiden, sesuai
ketentuan konstitusi," katannya.
http://www.berpolitik.com/article.pl?sid=101/02/09/197221

Arus Bawah Mulai Tenang, Disejukkan `Istighotsah`
---------------------------------------------------------
JAKARTA, Mandiri - Masyarakat di sejumlah daerah tampaknya sadar betul,
ketegangan politik antar elit politik, bila tidak dicerna betul
permasalahnnya bakalan menjebak mereka pada tindakan anarkis. Hal itu
terbukti dengan digelarnya kegiatan Istighotsah (doa bersama) hampir di
sejumlah basis NU, paska kerusuhan baru-baru ini.  Hal itu pula yang akan
diagendakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Drs A
Hasyim Muzadi. Dia mengatakan PBNU akan menggelar Istighosah
(doa memohon keselamatan secara massal) di Jakarta untuk meredam situasi
nasional akhir-akhir ini dan untuk kepentingan rekonsiliasi nasional. Dia
juga akan mengkonfirmasikan hal itu Ketua Mustasyar PBNU KH Abdullah Faqih
dan Rois Aam PBNU KH Sahal Mahfudz. Kalau ada restu dan Ketua
Mustasyar dan Rois Aam, maka acara itu akan diadakan.
http://mandiri.com/?826773713172877878858681849108807189854338312426252726

19 Ekonom dan Pengamat Politik Minta Gus Dur Mundur
-------------------------------------------------------------
Sumber: Kompas
detikcom - Jakarta, Perkembangan politik pasca-memorandum DPR banyak
melahirkan kelompok-kelompok pro dan anti Gus Dur. Para ekonom dan pengamat
politik pun agaknya tak mau ketinggalan. Sebanyak 19 orang dari mereka memb
uat komunike bersama dan meminta Presiden mengundurkan diri.
Siapa mereka? Tak perlu penasaran, orangnya ya "itu-itu juga". Ada Andi
Mallarangeng, Ikrar Nusa Bhakti, Riswandha Imawan dan Fachri Ali. Itu dari
barisan pengamat politik (dan sosial). Dari ekonom ada Dewi Fortuna Anwar,
Didik J Rachbini, Dradjad Wibowo, Farial Anwar, Mayling Oey, M Ikhsan, M
Nawir Messi, M Sadli, Revrisond Baswir, Sri Adiningsih dan Umar Juoro. Ada
pula Sri Mulyani yang dulu sempat pernah disebut-sebut akan menjadi menteri
keuangan. Anehnya, ada pula mantan menteri Orde Baru, Bustanul Arifin.
Tokoh tua lainnya I Nyoman Moena. Dan, tak ketinggalan adalah tokoh
yang selama ini sudah cukup getol meminta Gus Dur mundur, yakni Sjahril.
http://www.detik.com/peristiwa/2001/02/10/2001210-031004.shtml

Pendidikan tak Steril dari Politik Penguasa
-----------------------------------------------
Mataram (Bali Post) -
Pendidikan di Indonesia masih jalan di tempat akibat dominasi birokrasi
sebagai pengejawantahan sentralisme pusat atas daerah yang menyebabkan
pendidikan tidak steril dari pekatnya sikap politik penguasa. Hal itu
dikemukakan Ketua Peguyuban Guru Mahardhika Indonesia (PGMI) Drs.
Cukup Wibowo, terkait dengan kurang mandirinya pendidikan di negeri ini.
Menurut Cukup, sebagai sebuah subordinasi dari kebijakan politik, realitas
pendidikan di Indonesia menjadi tidak terlatih untuk mandiri. Karena alasan
itu konsepsi pengembangan pendidikan selalu hanya berkutat pada capaian
teknis administratif belaka. ''Ini karena inferioritas yang tumbuh subur di
kalangan birokrasi pendidikan. Tidak ada semacam struggle of idea,''
katanya. Padahal, belajar dari pengalaman bangsa lain, pergulatan pemikiran
sebagai sendi-sendi dasar tumbuhnya sebuah watak pendidikan harus pernah
dialami
oleh tiap komponen bangsa.
http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2001/2/10/NT7.htm

"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36)
***********************************************************************
Moderator EskolNet berhak menyeleksi tulisan/artikel yang masuk.
Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan sumbangan
tulisan harap menghubungi [EMAIL PROTECTED]
Bank Danamon Cab. Ambengan Plaza Surabaya,
a.n. Martin Setiabudi Acc.No. 761.000.000.772
atau
BCA Cab. Darmo Surabaya,
a.n. Martin Setiabudi Acc. No. 088.442.8838
***********************************************************************
Kirimkan E-mail ke [EMAIL PROTECTED] dengan pesan:
subscribe eskolnet-l    ATAU    unsubscribe eskolnet-l

Kirim email ke