********************************
Wacana Mingguan : 09 Maret 2001
================================

"Melihat Wajah Tuhan Yesus"
````````````````````````

Seorang pemahat patung terkenal bernama Bertel diminta untuk membuat sebuah
patung Tuhan Yesus yang besar dengan wajah yang biasa kita lihat di dinding
rumah orang-orang Kristen atau gedung gereja. Pertama dia mencari tanah
liat yang bagus dan mulailah ia membentuk patung Tuhan Yesus itu. Dia
seharian mengerjakannya, dan dengan susah payah tentunya. Akhirnya patung
itu selesai dan ia mengeringkannya di suatu tempat terbuka.

Namun, di waktu malam hari tiba-tiba datanglah badai embun dari arah lautan
dan menghantam serta meruntuhkan patung Tuhan Yesus itu. Ketika sang
pemahat kembali ke tempat patung itu dibuat, ia sedih melihat hasil karya
terbaiknya itu runtuh dan berantakan. Kedua tangan patung itu telah berubah
dari posisi seperti orang 'memberkati' menjadi posisi jatuh ke bawah
seakan-akan seperti orang yang menunjukkan/mempersilahkan jalan sambil
tubuh agak menunduk. Demikian juga kepala patung itu berubah dari posisi
'memandang ke sorga' menjadi kelihatan menunduk menghadap tanah, dan
bagian-bagian yang lain dari tubuh patung itu seolah-olah menutupi
wajahnya.

Melihat model patung yang telah runtuh itu tiba-tiba sang pemahat menyadari
bahwa memang inilah cara berakhirnya riwayat sebuah wajah dan tubuh patung
yang dibentuk. Wajah Tuhan Yesus yang diharapkan bisa terpancar dari patung
itu ternyata bisa berubah dan tidak tahan lama, bisa mengecewakan
pembuatnya maupun yang orang lain yang melihatnya, bahkan bisa hancur lebur
seperti tanah.

Jika demikian halnya, wajah Tuhan Yesus yang seperti apa yang kita lihat
sebagai orang yang percaya kepadaNya dan mengasihi Dia ?.  Apakah wajah
Tuhan Yesus yang kita lihat itu bersifat sementara dan gampang rusak, atau
gampang hilang ? Apakah wajah Tuhan Yesus yang kita lihat itu dibatasi oleh
ruang dan waktu ?.

Untuk itu, marilah kita melihat bagaimana Firman Allah dalam Alkitab
menggambarkan tentang wajah Tuhan Yesus yang sesungguhnya. Bilangan 6:25-26
: "Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih
karunia. Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai
sejahtera." Ayat ini menunjukkan bahwa wajah Tuhan selalu menyinari
perjalanan kehidupan bangsa Israel waktu itu. Demikian juga yang dirasakan
oleh orang-orang percaya sampai sekarang. Mereka merasakan kasih Tuhan dan
penyertaan Tuhan dengan tuntunan firman-Nya sepanjang hidupnya. Dan ini
sifatnya terus-menerus dan kekal, bukan sementara. Tentunya wajah Tuhan itu
membawa damai sejahtera, suka cita, dan pengharapan bagi setiap orang yang
percaya padaNya.

Wajah Tuhan yang kekal itulah yang dirasakan oleh Daud sehingga ia memuji
Tuhan atas segala perbuatan Tuhan yang ajaib bagi hidupnya. Sehingga ia
menyaksikan kebesaran dan penyertaan Tuhan kepada bangsanya, dengan
berkata: "carilah wajah-Nya selalu !" (Maz: 105:4). Selain itu, Daud juga
mengungkapkan isi hatinya ketika ia merasakan betapa bahagianya hidup
menurut Taurat Tuhan, sehingga ia berkata: "Buatlah wajah-Mu bercahaya atas
hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu".  (Maz: 31: 17). Daud juga
berkata: "Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarlah
ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku." (Maz: 119: 135).

Seperti apakah wajah Tuhan Yesus itu ?.
Dalam Mazmur: 17: 15 dikatakan:
"Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun
aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu." Oh, wajah Tuhan Yesus ternyata bukan
seperti yang digambarkan dalam patung itu. Wajah Tuhan Yesus ternyata bukan
terlukiskan di luar diri manusia, seperti patung itu, melainkan terlukiskan
di dalam hati setiap orang yang percaya kepadaNya, yaitu dalam kebenaran
Allah. Kita tidak perlu seorang pemahat untuk menggambarkan wajah Tuhan
Yesus. Kita tidak perlu dinding/tembok serta bahan-bahan atau
perkakas-perkakas pembuat patung untuk menggambarkan wajah Tuhan Yesus.

Kebenaran yang bagimanakah yang dimaksud ?. Tidak lain adalah Kebenaran
dalam Kristus Tuhan. "...kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus
Kristus" (Yohanes 1: 17). Tuhan Yesus sendiri berkata: "Akulah jalan dan
kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang sampai kepada Bapa kalau
tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6). Rasul paulus menyaksikan bahwa: "...di
dalam Injil nyata kebenaran Allah" (Roma 1:17). Inilah kebenaran yang
memerdekakan kita dari belenggu dosa (Yohanes 8:32). Apakah kita sudah
menemukan kebenaran ini ?. Apakah hati kita sudah berjumpa dengan Tuhan
Yesus ?

Bagaimana kita berjumpa dengan Yesus dan menemukan kebenaran itu ?
Roma 3: 21-24: "Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah
dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para
nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua
orang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat
dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Dan oleh karena kasih karunia
telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
Jika kita ingin melihat wajah Tuhan Yesus, maka kita harus merendahkan diri
dan berlutut di hadapan Allah, mohon pengampunan dosa, dan terimalah
anugerahNya.

Jadi, siapakah yang menjadi tukang pahat dalam hati kita ?.
Dia-lah Allah yang telah menyatakan kebenaran itu kepada kita. Tuhan Yesus
sendiri yang membentuk/memahat wajah-Nya di hati kita, sehingga kita kian
serupa dengan Kristus, dan kita makin merasakan kasih dan penyertaanNya,
serta merasakan damai sejahtera Allah. Mazmur 33:15: "Dia yang membentuk
hati mereka sekalian..."  Mazmur 119:73: "Tangan-Mu telah menjadikan aku
dan membentuk aku..."

Bahan-bahan apa yang perlu dalam proses pembentukan oleh Tuhan ?
Yang jelas, bukan perkakas pertukangan, bukan tanah liat, bukan batu dan
bukan semen, melainkan doa dan firman Allah. Jangan biarkan hidup kita
'kelaparan' firman Allah, agar kita memiliki bahan untuk diproses dan
dibentuk oleh Tuhan. "Barang siapa berasal dari Allah, ia mendengarkan
firman Allah." Semakin banyak kita belajar dari Tuhan Yesus dan mengikut
Dia melalui firmanNya maka kita akan semakin rindu untuk merefleksikan
kerendahan hati-Nya dan kelemahlembutan-Nya. Sehingga wajah kemuliaan Tuhan
Yesus pun akan terpancar dari hidup kita. Terpujilah Allah Bapa, Allah
Putra, dan Allah Roh Kudus kekal selama-lamanya. Amin.  (August S).

"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36)
***********************************************************************
Moderator EskolNet berhak menyeleksi tulisan/artikel yang masuk.
Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan sumbangan
tulisan harap menghubungi [EMAIL PROTECTED]
Bank Danamon Cab. Ambengan Plaza Surabaya,
a.n. Martin Setiabudi Acc.No. 761.000.000.772
atau
BCA Cab. Darmo Surabaya,
a.n. Martin Setiabudi Acc. No. 088.442.8838
***********************************************************************
Kirimkan E-mail ke [EMAIL PROTECTED] dengan pesan:
subscribe eskolnet-l    ATAU    unsubscribe eskolnet-l

Kirim email ke