Salam,
usul anda mengenai fokus kpada prosedur keamanan, tentunya hal itu 
telah memang sudah seharusnya dalam porsi extra.
Akan tetapi, disamping prosedur yg "harus" sempurna, kita jga harus 
tegas dalam tindakan hukum. Kita sudah lihat bgmana Russia membekukan 
dan mencabut izin beroprasi sebuah perusahaan sekelas Shell karena 
melanggar prosedur pencemaran lingkungan. Saya justru miris ketika 
pemerintah indo bersikap terhadap Freeport yg belum dimeja hijaukan 
karena melanggar masalah lingkungan dan pencemaran. Justru pemerintah 
hanya menginstruksikan perbaikan infrastruktur pengelolaan limbah.
Exonmobil, pt Newmont di Sulut dan banyak perusahaan2 lain yg 
melanggar berlalu bgtu saja.
Saya yakin kasusnya pasti fade to black madelo di pelem2 

salam

--- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, Suwito <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Okey, setuju atau tidak setuju, suka atau tidak suka, Kita sudah 
melihat
> kasus yang terjadi.
> Ini bisa saja kita kategorikan sebagai sebuah accident atau 
bencana. Sebuah
> bahaya yang tidak terkontrol akan mengakibatkan bencana seperti 
andaS
> sebutkan dan bahkan akan lebih berakibat fatal dari kasus yang ada. 
Menurut
> saya pribadi, Solusinya adalah dengan menciptakan sebuah prosedur 
yang aman
> untuk bekerja didaerah pertambangan. Prosedur yang bagus tidak akan 
berjalan
> dengan baik jika Manusia yang menjalankan prosedur itu malah 
melalaikan
> prosedur yang sudah ada. Untuk itu diperlukan integrasi dari 
manusia dan
> system.
> 
> Solusi untuk menghentikan eksplorasi dan eksploitasi alam adalah 
sebuah
> tindakan yang tidak bijak.
> Alam kita di Indonesia khususnya Gorontalo sangatlah kaya. Kapan 
kita bisa
> maju jika kita terus-terusan jalan ditempat seperti sekarang 
ini...???
> Apalagi jika kita terus menerus menyalahkan keadaan.
> 
> Semua permasaalahan pasti ada solusinya. Bukankah dalam Al Quran 
sudah
> dijelaskan bahwa pada sebuah kesulitan ada kemudahan..???
> 
> So... Focus to Solution.
> 
> regards,
> -sp-
> 
> 2008/3/26 Tuturuga <[EMAIL PROTECTED]>:
> 
> >   Pekan lalu saat hadir di kegiatan Komnas HAM mengenai 
lingkungan hidup
> > di Quality saya sempat bertemu dengan kepala Balihristi, DR 
Rusthamrin, dan
> > sempat tanya bagaimana kondisi mutu sungai Bone. Info dari 
beliau, curah
> > hujan tinggi membuat volume air bertambah, namun kandungan unsur 
dan senyawa
> > seperti Mercury, Fenol, dll tetap ada.
> > Hasil penelitian yang dilakukan lembaganya secara periodik 
terhadap sungai
> > Bone (sumber pasokan PDAM) menunjukkan beberapa zat tsb di atas 
baku mutu
> > yang disyaratkan pemerintah. Kasus ini sempat mencuat tapi reda 
kembali
> > tanpa solusi.
> > Menurut saya, pemerintah di Gorontalo ini telah melakukan 
pembiaran
> > terhadap warganya sendiri yang terancam masalah kesehatannya. Ini
> > pelanggaran HAM yang dilakukan pemerintah.
> > Hal terparah saya saksikan di desa Bumela, Boliyohuto, kab. 
Gorontalo.
> > Sekitar 8 KK terpapar logam berat, diduga berasal dari sumur 
warga. Diduga
> > sumur2 mereka berada di daerah endapan sungai yang airnya berasal 
dari
> > wilayah Bumela yang ada kegiatan penambangan tradisional.
> > Beberapa anggota keluarga mereka telah mati dengan kondisi yang 
memilukan,
> > badan kurus kering, telapak tangan dan kaki ada benjolan yang 
mengeras. Saya
> > sempat menjumpai warga yang sekarat dan saya menyesal tidak bisa 
berbuat
> > banyak. Menurut DR Rignolda Djamaluddin, direktur perkumpulan 
Kelola (NGO
> > yang getol membela warga Buyat melawan PT Newmont Mihasa Raya) 
gejala ini
> > mirip dengan beberapa kasus masyarakat yang berkaitan dengan 
kegiatan
> > penambangan. Beliau sempat mengambil sampel rambut, kuku, air 
sumur, air
> > sungai Bumela. Juga mencari silsilah keluarga yang terpapar ini, 
siapa tahu
> > secara genetis kondisi ini diturunkan.
> > Oleh pemerintah kabupaten Gorontalo, mereka divonis pengidap 
penyakit
> > Lupus. Tetapi menurut teman dokter RSCM yang sempat mengambil 
sampel kuku
> > dan rambut warga, ini bukan penyakit lupus.
> > Bagaimana pendapat teman-teman?
> > Wassalam,
> >
> > =t=
> >
> >
> > *balibudu <[EMAIL PROTECTED]>* wrote:
> >
> >  Masih ingat penyakit minamata yg pernah ngetop di tv lalu?
> > Para ahli dan pemerhati lingkungan udah berbusa mulutnya.
> > Ecological footprint, biodiversity, energy crysis, toxic chemical,
> > diseases, and other social and economical and so on and on again 
and
> > again more and more.
> >
> > Population - economic growth - energy consumption - outputnya
> > berujung kpada pencemaran. After this, that, it and blah blah blah
> > and the final standing point is that the candidate of our new god 
is
> > life. Life is very reasonable god in the future.
> > Tapi mudah2an para ahli bongkar pasang obok2 yg dari lokal gtlo
> > adalah orang2 yg benar ahli soal ini. Dan mudah2an tdk ada
> > penyimpangan yg disengaja maupun tidak. Taruhannya adalah rakyat
> > gorontalo yg tdk lain adalah kita semua. Tentunya kita bukan 
kelinci
> > percobaan.
> > Salam
> >
> > --- In 
gorontalomaju2020@yahoogroups.com<gorontalomaju2020%40yahoogroups.com>,
> > Tuturuga
> > <belimbingbotol@> wrote:
> > >
> > > Sudah pernah ke Ratatotok?
> > > Atau di Bumela?
> > >
> > > =t=
> > >
> > >
> > > --- Suwito <suwitopom@> wrote:
> > >
> > > > Mungkin tidaklah bijak jika kita langsung menuduh
> > > > bahwa dunia pertambangan
> > > > merupakan perusak ekosistem yang ada apalagi sebagai
> > > > penyebab banjir. Mati
> > > > kita lihat Jakarta yang sering sekali banjir...
> > > > Apakah di Jakarta ada lokasi
> > > > pertambangan....???
> > > >
> > > > Diberbagai lokasi pertambangan yang pernah saya
> > > > kunjungi (hampir diseluruh
> > > > Indonesia dan sebagian Asia) apakah itu open pit
> > > > maupun underground,
> > > > semuanya dikelola dengan baik dan professional. Saya
> > > > ambil contoh yakni KPC,
> > > > perusahaan Batubara yang memproduksi batubara
> > > > ratusan ribu ton perhari,
> > > > tidak pernah kita mendengar adanya kerusakan
> > > > lingkungan yang diakbatkan oleh
> > > > penambangan. Setiap lahan yang telah selesai di
> > > > tambang, mereka kembalikan
> > > > lagi seperti semula. Semuanya dikelola dengan sangat
> > > > professional.
> > > > Berita yang sering kita dengar di media massa
> > > > seolah-olah terlalu
> > > > dibesar-besarkan.
> > > >
> > > > Mungkin sudah saatnya engineer2 muda Gorontalo yang
> > > > kualitasnya bisa
> > > > dipertaruhkan untuk bisa membuktikan ilmunya.
> > > >
> > > > regards,
> > > > -sp-


Kirim email ke