> Proaktif mempromosikan Linux/FOSS sebagai solusi alternatif aplikasi > komputer yang legal dan terjangkau agar dapat dimanfaatkan seluas mungkin > oleh masyarakat untuk memenuhi segala kebutuhan-(aplikasi)-nya. Promosi ini > pada akhirnya juga akan mendorong tumbuhnya kreatifitas pengembangan dan > bisnis terkait aplikasi Linux/FOSS sehingga menjadi sub industri baru yang > akan turut memajukan, mencerdaskan dan meningkatkan kemandirian bangsa.
ini betul. hanya menurut saya aktifis Linux itu promosinya bukan Linux sebagai "alternatif", tapi justru sebagai "pilihan utama" aplikasi. saya curiga jangan-jangan, karena kita sering bilang linux itu alternatif, mengakibatkan linux ga pernah jadi pilihan utama untuk siapapun. buat saya ini penting dan sangat fundamental. kemudian kalimat terakhir saya perhatikan (kskss) jadi seperti efek samping samping setelah Linux terkenal. Nah, menurut saya justru target seperti ini yang kita kejar jadi target utama. Jadi menurut saya, kalau kita berhenti di software legal, apakah ini salah? tentu tidak, justru memang itu seharusnya. tapi artinya juga software proprietary bisa digunakan sejauh legal, dan ini tidak salah. (ingat agen-agen untuk ini sudah banyak di muka bumi ini termasuk pemerintah dan penegak hukum) lalu bagaimana dengan hal-hal seperti investasi yang tidak bersifat lokal (karena kita tahu vendor software proprietary kebanyakan di luar), bebas dari ketergantungan software yang mungkin dimonopoli satu vendor, mewujudkan kreatifitas dan kemandirian bangsa, dan jadi bangsa yang merdeka bukan bangsa yang seperti kerbau dicucuk hidungnya ? :D orang-orang yang aktif mewujudkan mimpi ini yang belum banyak di indonesia, dan menurut saya, ini bisa diwujudkan dimulai dengan kita belum merasa puas dengan target penggunaan software legal saja. -- Utian Ayuba -- Berhenti langganan: [EMAIL PROTECTED] Arsip dan info: http://linux.or.id/milis