2012/2/16 sigid@JINLab <sigi...@gmail.com>:
> Mohon masukkan dan sharingnya dari rekan - rekan.
> 1. Apakah hasil surveynya juga masih relevan dengan kondisi di tanah air?

Saya kira relevan (imho, bukan hasil survey), karena:
- Perusahaan (besar) di Indonesia cenderung mengikuti trend di Amerika.
- Saya lihat beberapa perusahaan besar telah dan sedang migrasi.
- Saya lihat banyak lowongan kerja system/network admin/engineer
mensyaratkan kemampuan di Linux.
- Beberapa kawan mengeluh sulitnya mencari system/network admin Linux,
shg saya duga tidak seimbang antara supply (ketersediaan sdm) dan
demand (lowongan).

> 2. Apakah Linux Talent, baru akan dianggap sebagai Linux Professional jika
> sudah bersertifikat?

Tidak harus, karena sertifikat hanya "alat bukti"
kompeten/profesional. Ada alat bukti selain sertifikat, misalnya
referensi, atau pengamatan (karya), dll.

> 3. Dimanakah batasan antara yang profesional dan tidak profesional?

Istilah profesional bisa punya banyak arti, saya usul untuk mudahnya
kita pakai definisi yang diberikan Linux Professional Institute, yg
diikuti juga oleh Novel (SUSE), dan Canonical (Ubuntu), yaitu
penguasaan system/network admin, minimal seperti uraian kurikulum
LPIC-1, Novel SUSE Sysadmin, dan Ubuntu Professional.

Rus

-- 
Berhenti langganan: linux-aktivis-unsubscr...@linux.or.id
Arsip dan info: http://linux.or.id/milis

Kirim email ke