Drama Politik Beralih ke Drama Antasari Azhar
lokasi: Home / Berita / OPINI / [sumber: Jakartapress.com]
Sabtu, 02/05/2009 | 13:43 WIB - Dibaca 429 Kali

OLEH: ARIEF TURATNO

DRAMA politik sekarang tidak hanya menjadi satu-satunya tontonan yang
menarik, karena sekarang ada drama lain yang tidak kalah menarik.
Yakni drama kasus pembunuhan Direktur Utama PT Banjaran Sakti Utama,
anak perusahaan dari PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Nasruddin
Zulkarnaen. Drama pembunuhan ini menjadi menarik karena munculnya nama
Antasari Ashar, orang pertama di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),
yang diperkirakan bakal menjadi lakon dalam peristiwa tersebut

Pertanyaan dan persoalannya adalah apakah benar Antasari terlibat
kasus pembunuhan tersebut? Jika benar, apa peranan Antasari dalam
kasus tersebut? Lagipula, siapa namanya oknum 'jago tembak' yang mahir
menembak dua peluru tepat persis menembus batok kepala Nasrudin, kok
belum diumumkan? Pertanyaan lainnya adalah apakah kasus ini berdiri
sendiri, atau muncul sebagai bahan untuk mengalihkan isu-isu sensitif
menjelang Pemilu Presiden (Pilpres)?

Memang banyak pertanyaan yang menarik dari kasus drama pemhunuhan
tersebut, berdasarkan informasi sumber-sumber yang dapat dipercaya,
sebenarnya aparat sudah mencium gelagat dan gejala ini sudah cukup
lama. Pertanyaannya adalah mengapa, sesuatu yang sudah lama diketahui,
kok baru “diledakan” sekarang, ketika komunikasi politik nyaris buntu,
dan bahkan ketika suara PDIP yang sebelumnya tertinggal dari Partai
Demokrat tiba-tiba melonjak dalam perhitungan manual di KPU?

Dalam dunia inteljen, persoalan dan gejala semacam ini, bukanlah aneh.
Dalam teoro konflik, untuk menghilangkan atau membungkam satu
peristiwa harus harus dibuat atau dengan peristiwa lain. Dalam teori
pengobatan China kuno, racun selalu harus dilawan dengan racun. Kasus
pembunuhan Nasruddin Zulkarnaen---meskipun kabarnya dia memiliki
hubungan yang cukup dekat dengan berbagai macam kalangan---pasti tidak
akan menarik jika tidak menyeret nama Ketua KPK.

Ketua KPK adalah lakon dari drama tersebut, karena reputasi Antasari
Ashar setelah menjadi orang nomor satu di lembaga pemberantasan
korupsi itu sangat fenomenal. Tidak hanya namanya menjulang tinggi,
dia pun sangat ditakuti semua orang, tidak terkecuali kalangan pejabat
dan anggota DPR. Karena tidak sedikit oknum dari dua kalangan tersebut
yang berhasil diciduk lembaga yang dipimpin Antasari, setelah ketahuan
terlibat suap atau korupsi.

Antasari juga sering diidentikan dengan segala macam
kebersihan—meskipun dalam liputan sebuah televise swasta  disebutkan,
bahwa reputasi Antasari Ashar sebenarnya tidak mulus-mulus amat,
terutama ketika dia masih menjadi Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari)
Jakarta Selatan (Jaksel)---Karena itu semua mata jadi tercengang dan
nyaris tidak percaya, jika pendekar anti korupsi itu terlibat dalam
kasus pembunuhan.

Kita kembali terperanjat, ketika  status Antasari pun berubah dalam
tempo singkat, dia tidak hanya bersatus saksi, tetapi kabarnya telah
meningkat menjadi tersangka. Kekagetan kita semakin menjadi-jadi,
ketika dalam tempo waktu yang tidak lama pula pihak Kejaksaan Agung
(Kejagung) memerintahkan pencekalan terhadap Antasari Ashar Lengkap
sudah lako yang harus diperankan Antasari saat ini, karena dia pun
telah dicopot dari Ketua KPK. Posisi KPK diganti dengan kepemimpinan
kolektif alias Ketua dijabat secara bergilir.

Pertanyaanya adalah apakah benar, Antasari itu seorang pembunuh, atau
terlibat dalam kasus tersebut? Ini semua memang masih dalam dugaan,
status Antasari sendiri masih dalam posisi tersangka. Artinya, status
itu suatu ketika dapat saja berubah, bisa meningkat menjadi terdakwa
dan terpidana. Dapat pula Antasari dinyatakan tidak bersalah jika
bukti, saksi tidak cukup dan tidak dapat dibuktikan, serta tidak
adanya pengakuan dari terdakwa. Lantas apa sebenarnya yang terjadi
saat ini di republic ini, jika dikemudian hari ternyata Antasari
dinyatakan tidak bersalah?

Maka sebagaimana kita ungkapkan di atas, ini semua adalah bagian dari
sebuah drama. Bagian dari sebuah permainan besar yang para pemainnya
juga orang-orang besar, dan karenanya yang menjadi lakon mesti orang
besar. Ini bisa saja dimaknai sebagai bagian dari sebuah strategi
besar agar perhatian masyarakat tidak hanya tertuju kepada soal siapa
calon presiden dan siapa calon wakil presiden.

Dengan adanya tontonan yang tidak kalah menariknya dibandingkan
teka-teki tentang siapa yang pantas menjadi pendamping calon wakil
presiden untuk Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan soal Partai Demokrat
akan berkoalisi dengan siapa. Terbukti, tontonan terbaru ini telah
menyita banyak perhatian masyarakat. Pergunjingan pun telah bergeser,
public saat ini, tidak hanya membicarakan tentang SBY atau Partai
Demokrat saja. Namun orang belakangan malah  lebih memperhatikan,
bagaimana aparat penegak hukum menangani kasus pembunuhan itu secara
tuntas.

Pertanyaannya, jadi yang benar yang mana dari semua persoalan yang ada
belakangan ini? Kasus pembunuhan itu pasti benar, karena korbannya ada
dan pelakunya juga pasti ada. Namun apakah benar Ketua KPK terlibat
atau tidak, tentu masih perlu pembuktian lebih lanjut. Dan kita pun
tidak dapat memastikan benar tidaknya Antasari terlibat kasus
tersebut. Namun kalau kita anggap bahwa kasus ini adalah bagian dari
skenario untuk mengalihkan perhatian publik. Ini pun sulit
terbantahkan, faktanya masyarakat sangat antusias ingin mengetahui
kelanjutan kasus tersebut.

Terlebih setelah nama Ketua KPK disebut-sebut dalam kasus tersebut.
Jadi, dalam kondisi semacam ini, memang apa saja dapat dan mungkin
memasuki ruang-ruang tersebut. Soal siapa menumpangi siapa, tentu
tidak mudah untuk mengklasifikasikannya. Karena siapa pun dapat
menunggangi siapa. Karena siapa pun dapat memainkan siapa. Jadi jika
ditanya siapa, jawabnya adalah siapanya siapa? (*)
http://www.jakartapress.com/news/id/6180/Drama-Politik-Beralih-ke-Drama-Antasari-Azhar.jp
-- 
*********************************************
Memberitakan Informasi terupdate untuk Rekan Milist dari sumber terpercaya
http://reportermilist.multiply.com/
**********************************************
Reportermilist menerima penerbitan Iklan dengan tarif hanya Rp 20000/
5 hari kerja terbit dalam setiap Email berita yang dikirim oleh
reportermilist, bayangkan peluang yang murah dangan prospect yang
besar.. Berminat Hubungi reportermil...@gmail.com
=============================
(Iklan)Untuk Berita sekitar Banyumas Kunjungi situs www.Goleti.com
=============================
Search Engine Terpopuler Anak Bangsa
http://djitu.com
=============================
 Space Iklan
=============================

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
you have this email because you join to "aga-madjid" GoogleGroups.
to post emails, just send to :
aga-madjid@googlegroups.com
to join this group, send blank email to :
aga-madjid-subscr...@googlegroups.com
to quit from this group, just send email to :
aga-madjid-unsubscr...@googlegroups.com
if you wanna know me, please visit my facebook at aga8...@gmail.com
thanks for joinning this group.
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Reply via email to