Keren y.... Semangat hidup nya kuat.....^_^ Regards, Nofy Engineering Department Phone : +62 778 464698 (Ext. 313) E-mail : n...@amtek.com.sg
-----Original Message----- From: aga-madjid@googlegroups.com [mailto:aga-mad...@googlegroups.com] On Behalf Of maHen Sent: Wednesday, May 05, 2010 1:32 PM To: aga-madjid@googlegroups.com Subject: Re: ~ aga ~ Kesaksian Pdt. Samuel Irwan - AIRMATAKU (tidak lagi) MENJADI MAKANANKU] kl mnurut gw sih milis ini gk mempermasalahkan SARA krn para penghuninya sudah dewasa semua so dont worry bro ^_^ gw sndiri sih memandang crita ini dr sudut hikmahnya aja tapi yg gw blm tau jawabannya itu org kn katanya tiap 3 ahri beli tetes mata duit buat belinya dpt dr mana ya?apa tarif untuk berkhotbah itu lumayan besar ya? tapi hebat jg bapak ini bs menapakkan kakinya dibyk tempat smpai ke jepang n amerika gt mei soerjadi wrote: > > > --- sharing aja..nga maksud sara yah.... > > > > -- > you have this email because you join to "aga-madjid" GoogleGroups. > to post emails, just send to : > aga-madjid@googlegroups.com > to join this group, send blank email to : > aga-madjid-subscr...@googlegroups.com > to quit from this group, just send email to : > aga-madjid-unsubscr...@googlegroups.com > if you wanna know me, please visit my facebook at aga8...@gmail.com > or add me in Yahoo Messenger at aga.mad...@yahoo.com > thanks for joinning this group. > > ------------------------------------------------------------------------ > > Subject: > FW: Kesaksian Pdt. Samuel Irwan - AIRMATAKU (tidak lagi) MENJADI > MAKANANKU > From: > lisye.sugianto <lisye.sugia...@kino.co.id> > Date: > Tue, 4 May 2010 17:59:56 +0700 > To: > lisye.sugianto <lisye.sugia...@kino.co.id> > > To: > lisye.sugianto <lisye.sugia...@kino.co.id> > > > > > ------------------------------------------------------------------------ > *From:* devz del alessandro [mailto:bakmi...@yahoo.com] > *Sent:* Monday, May 03, 2010 9:02 PM > *To:* 4p03ck; Lamboenk; Lisye Sugianto; 803Ld09; C4nkc037; K03d4; > Fredz; Mungil; M3L0n; Gina Novalina; 8udz; 2ndy > *Subject:* Fw: Kesaksian Pdt. Samuel Irwan - AIRMATAKU (tidak lagi) > MENJADI MAKANANKU > > > > --- On *Sun, 5/2/10, Indah W. /<indah79...@yahoo.com>/* wrote: > > > From: Indah W. <indah79...@yahoo.com> > Subject: Fw: Kesaksian Pdt. Samuel Irwan - AIRMATAKU (tidak lagi) > MENJADI MAKANANKU > To: > Date: Sunday, May 2, 2010, 10:26 PM > > > > ----- Forwarded Message ----w > *From:* Rudy Gunawan <rudyguna...@polychemindo.com> > *To:* undisclosed-recipi...@yahoo.come > > *Sent:* Mon, May 3, 2010 11:39:21 AM > *Subject:* Fw: Kesaksian Pdt. Samuel Irwan - AIRMATAKU (tidak > lagi) MENJADI MAKANANKU > > > *Haruskah kita mengalami hal seperti ini, baru dengan sepenuh hati > melayani TUHAN ???????* > > > > > ** > > *Woooowwwww....* > > *WHAT A GREAT & WONDERFULL STORY..* > > *bersyukur masih bisa baca cerita ini sambil berkaca-kaca.. :))* > > > > > *Great Testimony and hope you are blessed. JBU.* > > ** > > *==================================================================* > > > *Monday, April 19, 2010* > > > "AIR MATAKU (tidak lagi) MENJADI MAKANANKU" > > <http://julitamanik.blogspot.com/2010/04/air-mataku-tidak-lagi-menjadi-makananku.html> > > > > */Lesu aku karena mengeluh, setiap malam aku menggenangi > tempat tidurku, dengan air mataku aku membanjiri ranjangku./* > *(Mazmur 6:7)* > > Yaah.... air mata identik dengan masalah, kesesakan dan > kesedihan hati. > Kita sering mengasosiasikan orang yang sedang menangis sebagai > orang yang sedang menderita, walaupun ada juga air mata > bahagia..., karena saking terharunya atas suatu peristiwa yang > membahagiakan hati. > Tapi memang lebih banyak air mata keluar dikarenakan penderitaan. > > Bani Korah menuliskan mazmur yang menunjukkan kesesakan hatinya, > */Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena > sepanjang hari orang berkata kepadaku, "Di mana Allahmu?"/* > *(Mazmur 42:4a)* > sampai-sampai air mata terus mengalir tiada henti-hentinya... > > Masyarakat sering menganggap orang yang mudah menangis adalah > orang yang lemah hati, bahkan ada ajaran tak tertulis*/ "Anak > laki-laki sejak kecil harus diajarkan tidak boleh menunjukkan > air matanya di depan orang lain"/*, karena terkesan lemah dan > tidak jantan... > > Sampai suatu hari untuk pertama kalinya.... yaaah untuk > pertama kalinya saya menyadari, */'betapa beruntungnya saya > masih punya air mata'./* > Betapa beruntungnya teman-teman , karena teman-teman masih > bisa menangis..... > > > *A MAN WITHOUT TEARS* > > > > Tanggal 14 Januari 2010 saya mendengarkan langsung kesaksian > */Pdt Samuel Irwan./* > Suatu kesaksian yang mengharu-biru. > Beliat pernah terkena penyakit kulit maha dahsyat yang > sekarang meninggalkan jejak di matanya. Tidak bisa menangis > lagi karena kelenjar air matanya sudah mampet akibat penyakit > yang dialaminya. > Melihat penampilan beliau ketika berkotbah, sepintas tidak ada > perbedaan dengan orang lain pada umumnya, kecuali mata yang > kelihatan agak basah ... > > Menelusuri kesaksiaannya, jelas sekali panggilan beliau adalah > sebagai hamba Tuhan. > Samuel Irwan, sejak umur 14 tahun sudah melayani Tuhan, dan > setahun kemudian sudah menjadi pengkhotbah cilik. Setamat SMA, > Samuel Irwan melanjutkan pendidikan di Sekolah Theologia STT > Tawangmangu. > Di sekolah inilah Samuel Irwan mengalami pembentukan karakter > lebih lagi, dan sebelum lulus Samuel Irwan bernazar, kelak > akan melayani Tuhan sepenuh waktu, di manapun Tuhan akan > mengutus dan menempatkannya. > > > *TEMPAT MULAI MENJALANI NAZAR* > > > > Setelah lulus dari STT Tawangmangu, tahun 1993 Samuel Irwan > menjalani masa praktek dan ditempatkan di Kecamatan > Mangkupalas, Samarinda, Kalimantan Timur. > Di tempat inilah ia mulai menjalani kehidupan sebagai hamba > Tuhan sepenuh waktu. Semua dijalani dengan sukacita dan penuh > semangat walaupun harus meninggalkan kehidupan nyaman di > Surabaya dan menjalani kehidupan yang berat di Kalimantan > dengan persembahan kasih yang sangat kecil. > Hanya Rp 80.000 per bulan. > > Tinggal di rumah yang sangat sederhana, banyak tikus > berkeliaran, mengepel rumah, mencuci pakaian dan piring di > parit, membersihkan gereja, melayani sebagai pengerja di > gereja adalah kegiatan yang dijalaninya hari demi hari. Tidak > terasa sudah dijalani selama 2 tahun. > > > *MERALAT NAZAR* > > > > /"Bagaimana saya bisa berumah tangga dengan kehidupan ekonomi > yang minim seperti ini?/ > /Mana ada yang mau jadi istri saya?/ > /Mana ada orang tua yang mau memberikan anak perempuannya > kepada saya?/ > /Bagaimana saya bisa menghidupi keluarga saya?"/ > > Berbagai pertanyaan dan keluhan mulai menyesakkan hatinya di > tengah-tengah kerinduan untuk mulai membina rumah tangga. Dan > hatinya memang sudah mulai terpaut dengan seorang gadis cantik > yang dikenalnya di pertandingan vocal group di sebuah gereja > di Samarinda. > Samuel Irwan mulai memikirkan untuk tidak lagi menjadi hamba > Tuhan sepenuh waktu. Apalagi banyak testi anak-anak Tuhan yang > sukses dalam pekerjaan tapi juga tetap setia melayani Tuhan, > membuat ia memutuskan berhenti jadi /fulltimer/ dan mulai > melamar pekerjaan sekuler. > Ketika gembala sidang bertanya tentang nazarnya, Samuel Irwan > berkata, /"Saya meralat nazar saya."/ > Airmata dan perkataan gembala sidang, /"Gereja memang nggak > bisa memberikan gaji besar, tapi Tuhan mampu pelihara > hidupmu....."/ tidak mampu menghentikan tekad Samuel Irwan > untuk berhenti jadi f/ulltimer/ gereja. > > Berbekal ijazah SMA, kemampuan komputer dan Inggris, tahun > 1995, Samuel Irwan diterima bekerja di sebuah perusahaan kayu. > Benar-benar mulai dari posisi bawah , hanya sebagai operator > radio. > Karena keuletannya dalam bekerja dan kemampuannya di bidang > komputer, hanya dalam waktu 5 bulan ia diangkat menjadi kepala > produksi log di perusahaan kayu itu. > Berkat finansial mulai mengalir dengan deras sehingga bisa > mengontrak rumah, membeli perabotan, sepeda motor membuatnya > yakin berada di /track/ yang benar. > > Menikah dengan Erna S. Tjandra, di tahun 1996 dan dikaruniakan > seorang putri setahun berikutnya membuat kebahagiannya semakin > lengkap. Kedudukan tinggi di perusahaan, punya istri, anak, > rumah, kendaraan. > /What else could make him happier?/ > Kalau dulu saat ingin bekerja di dunia sekuler, Samuel Irwan > berkata kepada Tuhan, akan melayani Tuhan sambil bekerja, > sekarang keinginan melayani sudah tidak prioritas lagi. > Peringatan dari hamba-hamba Tuhan yang mengingatkan akan > nazarnya tidak diindahkan. > Sampai....... > > > *STEVENS-JOHNSON SYNDROM (SJS)* > > > > 2 Januari 1998, Samuel Irwan merasakan keluhan masuk angin, > demam, tenggorokan sakit dan mata merah. Sepertinya sakit > biasa. Berobat ke dokter mata, dan diberikan /paracetamol/ > untuk menurunkan demam. Keesokan harinya, ternyata demam tidak > kunjung turun juga, malah mulai timbul bintik-bintik merah > pada lengannya. Telapak tangan dan kaki terasa sakit dan nyeri > jika memegang atau menginjak suatu benda keras. > > Berinisiatif sendiri untuk pergi ke dokter umum dan diresepkan > obat pembunuh virus /Zoter/ 400mg karena menurut diagnosa > dokter ia terkena infeksi virus ditambah dengan obat penurun > panas. Samuel tidak menceritakan kepada dokter umum itu bahwa > ia juga diberi beberapa jenis obat oleh dokter mata. Selain > itu ia juga membeli beberapa obat flu bebas dan jamu, apa saja > yang menurut pengetahuannya bisa menyembuhkan gejala-gejala > yang dialaminya. > Setibanya di rumah, Samuel Irwan meminum semua obat dari kedua > dokter tersebut, ditambah obat bebas yang dibeli sendiri, > semua dengan dosis yang tertulis, karena ingin cepat sembuh. > > Akibatnya sungguh mengerikan karena mencampur sendiri beberapa > jenis obat tersebut. > Bintik-bintik merah itu mulai melepuh dan gosong, dan mulai > merambat sampai ke dada, tengkuk, leher, muka dan kondisi mata > semakin memburuk, semakin merah. Kerongkongan, rongga mulut > dan lidah juga melepuh. > Tidak cukup sampai di situ, kondisi ini semakin tambah parah > karena di kulit seperti ada air dan nanah yang membusuk. > > Dirujuk ke RS di Samarinda, 7 Januari 1998 Samuel Irwan > menjalani rawat inap. > Salah seorang anggota tim dokter yang menangani, seorang > dokter kulit mengatakan bahwa Samuel Irwan mengidap penyakit > Stevens-Johnson Syndrome (SJS) stadium 3. > Kondisi tubuh Samuel Irwan saat itu seperti orang yang terkena > luka bakar 80%. Semua bagian tubuh tidak ada yang terluput; > melepuh, gosong, dan bernanah, dari kepala sampai ujung kaki, > kecuali paha dan betis. > > > *DI BATAS AKHIR KEKUATAN* > > > > Samuel Irwan mengingat masa itu, /"Kalau sedang tidur dengan > posisi miring, dan tidak hati-hati dan pelan-pelan > menggerakkan wajah ke posisi lain, maka kulit muka akan > tercuil dan lengket di seprei. Pediihhh sekali....."/ > > Demam juga tidak kunjung turun, sampai 42 derajat Celcius, > sehingga kalau sedang menggigil ranjang bergoncang dengan > kerasnya seperti sedang gempa bumi. Harus dimasukkan ke ruang > isolasi, bukan karena SJS ini adalah penyakit menular, tetapi > karena takut penyakit pasien lain menular kepada Samuel Irwan > yang dapat memperburuk keadaannya. > > Suatu hari mata yang selalu merah itu seperti kelilipan dan > Samuel meminta suster untuk menyiram matanya dengan boorwater. > Ketika bangun tidur, bukannya jadi baikan, ternyata malah > kedua belah mata jadi putih semua, seperti ditutupi kertas HVS > putih. > Samuel Irwan sangat marah kepada para dokter dan suster yang > merawatnya. > Dan juga sangat marah kepada Tuhan, /"Tuhaaaan..... saya butuh > mata ini untuk bekerja....."/ > Saat di batas akhir kekuatannya, saat mata tidak lagi bisa > dipakai untuk melihat, Samuel Irwan minta pengampunan kepada > Tuhan. > > > *HE JUST WANTED ME TO TURN BACK TO HIM* > > > > Dokter di Samarinda semuanya sudah angkat tangan dan merujuk > Samuel Irwan ke rumah sakit di Surabaya. Malam sebelum > keberangkatan ke Surabaya, Samuel Irwan menyadari panggilannya > kembali. > Ia memanggil gembala sidangnya yang dulu, untuk berdoa minta > ampun karena lari dari Tuhan. > Saat itu Samuel Irwan berjanji jika Tuhan masih beri kemurahan > untuk hidup maka ia akan melayani Tuhan sepenuhnya kembali. > > Dengan bantuan seorang gembala GBI di Samarinda, Samuel Irwan > dibawa ke Surabaya. > Kondisi Samuel saat itu tidak bisa berjalan lagi karena kaki > juga melepuh. > Saat akan naik tangga pesawat, karena tidak bisa berjalan, > seorang portir yang tidak mengetahui penyakitnya, berusaha > menolong dengan menggendong Samuel ke kabin pesawat. Gerakan > tiba-tiba mengangkat Samuel yang sedang duduk di kursi roda, > membuat kulitnya robek tertarik, dan Samuel menjerit keras > sekali. Perjalanan yang sangat tidak mudah untuk sebuah > harapan kesembuhan. > > > *WALAUPUN TIADA DASAR UNTUK BERHARAP* > > > > Tim dokter yang menerima di Surabaya sangat kaget melihat > kondisi tubuh Samuel Irwan. Mereka tidak menyangka kondisi > Samuel sudah begitu parah sekali. > Sebelumnya mereka pernah menangani pasien yang mengidap sakit > SJS ini dengan kondisi hanya sepertiga dari kondisi Samuel. > Pasien ini akhirnya meninggal dunia, .... apalagi Samuel? > > Saat baju dibuka untuk dirontgen, kulit punggung kembali robek. > Warna yang putih dipunggung adalah daging yang kelihatan > akibat kulit tersobek, dan warna merah adalah darah yang keluar. > > Detail hasil rontgen: lambung, pankreas, liver, bagian-bagian > dalam tubuh, semuanya rusak. Sehingga diperkirakan Samuel > hanya bisa bertahan 3 minggu. > Karena sudah menjalani penyakit SJS ini sejak 2 Januari 1998, > maka diperkirakan Samuel Irwan hanya bisa bertahan sampai 23 > Januari 1998. Sehingga diminta untuk segera menghadirkan > istrinya ke Surabaya, membawa anak mereka yang baru berusia 2 > bulan. > > Seorang dokter kulit lulusan Jerman berkata, kalaupun Samuel > bisa sembuh dari penyakit SJS ini, perlu 2 tahun untuk > recovery kondisi kulitnya untuk kembali seperti semula. > Dokter mata, yang juga lulusan Jerman berkata, kalaupun > sembuh, akan buta selamanya, tidak ada lagi harapan untuk mata > Samuel. > > Tiada dasar untuk berharap, namun Samuel Irwan tetap berharap > kepada Tuhan seperti Abraham dalam kitab Roma, > */Sebab sekalipun /**/tidak ada dasar /**/untuk berharap/**/, > namun Abraham /**/berharap/**/ juga dan /**/percaya/**/, bahwa > ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah > difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."/* > */Imannya tidak menjadi lemah/**/, walaupun ia mengetahui, > bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah > kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup./* > */Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena > ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia > memuliakan Allah,/* > */dengan penuh keyakinan, bahwa /**/Allah berkuasa/**/ untuk > melaksanakan apa yang telah Ia janjikan./* > *(Roma 4:18-21)* > > > *"A VIRTUOUS WOMAN'S PRICE IS FAR ABOVE RUBIES"* > > > > */Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya?/* > */Ia lebih berharga dari pada permata./* > *(Amsal 31:10)* > > Ayat ini layak ditujukan kepada Erna Tjandra, istri dari > Samuel Irwan, yang dengan tekun merawat suaminya. Tidak pernah > sekalipun menunjukkan kejijikan kepada suami yang sudah sangat > hancur tubuhnya. Dengan kondisi yang sudah sangat berbau busuk > dan amis, tidak pernah sekalipun Erna masuk ke ruangan isolasi > dengan memakai masker. Tidak pernah sekalipun. > Dengan setia ia merawat borok-borok di tubuh Samuel, menyikat > gigi Samuel dengan jari-jarinya, membersihkan kotoran di > ranjang, semua dilakukan tanpa mengeluh dan selalu tersenyum. > Semua dilakukan dengan kasih. /She showed us an unconditional > love/. > Tidak terkira impartasi kekuatan yang diberikannya kepada sang > suami yang sedang berjuang melawan maut. Erna berkali-kali > menguatkan Samuel untuk tetap berharap kepada Tuhan. > > > *PENDERITAAN TAK BERUJUNG ?* > > > > Rutinitas pengobatan Samuel setiap hari juga menjadi rutinitas > penderitaannya. > Tubuh yang sudah melepuh, gosong, bernanah itu setiap hari > harus diberi salep dan diperban. > Esok paginya perban itu harus diganti. Ketika perban dibuka > maka kembali kulitnya sobek dan menempel di perban tsb. Sakit > sekali, dan harus dijalani selama 1,5 jam dari pukul 9 pagi > sampai 10.30 siang. Setiap hari selama 1,5 jam > berteriak-teriak kesakitan. Demikian juga ketika seprei akan > diganti. Kembali kulit akan tersobek dan lengket di sprei. > > Dukungan dari istri dan pihak keluarga Samuel Irwan sangat > besar sekali. > Tak henti-hentinya mereka berdoa puasa rantai memohon > kemurahan Tuhan untuk menyembuhkan Samuel. > > Tapi keadaan Samuel bukannya membaik, malah bertambah > parah. Ke 20 kuku di jari-jarinya copot satu persatu, telapak > tangan dan kaki menggelembung berisi air, telinga dan hidung > melepuh mengeluarkan darah. Berat badan turun dari 68 kg > menjadi 43 kg. Sistem reproduksi juga diserang sehingga > diperkirakan kalaupun sembuh tidak bisa punya keturunan lagi. > Keadaan Samuel bukannya makin sembuh, malah semakin parah. > > > *BERNAZAR LAGI* > > > > Samuel kembali berkata, /"Tuhan ampuni saya, ... kalau saya > sembuh, saya akan kembali melayani Engkau sepenuh waktu. Saya > akan tinggalkan pekerjaan saya, saya akan bayar nazar saya. > Terimalah tubuhku yang sudah busuk ini. Ampuni saya Tuhan...."/ > > */Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang /**/hancur/**/;/* > */hati yang /**/patah/**/ dan /**/remuk/**/ /**/tidak akan > Kaupandang hina/**/,/* > */ya Allah./* > *(Mazmur 51:19)* > > Kalimat di atas dengan tulus dan hancur hati diucapkan > seseorang yang pernah berbuat kesalahan dan kemudian kembali > kepada Tuhan. Dialah Daud. Sejarah mencatat Tuhan memulihkan Daud. > Bagaimana dengan Samuel Irwan? > > > *GOD IS STILL DOING MIRACLE BUSINESS* > > > > Banyak orang yang undur imannya saat doa-doanya belum dijawab > oleh Tuhan. Tidak percaya bahwa Tuhan sanggup menyembuhkan, > Tuhan sanggup menjawab doa. > Tidak demikian dengan Samuel Irwan, beserta seluruh > keluarganya. Juga orang-orang yang setia mendoakannya. Mereka > begitu percaya kepada Tuhan dan belas kasihanNya, > > Tanggal 23 Januari 1998, tanggal dimana Samuel diperkirakan > akan meninggal dunia, justru menjadi titik balik dalam proses > kesembuhannya. > Perawat yang seperti biasa tiap pagi merawat kulit Samuel, > dikagetkan melihat kulit Samuel mulai mengering dan sembuh. > Kekagetan itu bertambah dengan pertanyaan Samuel, > /"Suster...., saya ini dirumah sakit Adi Husada Kapasari > Surabaya ya ?//” /Dengan terheran-heran, suster balik > bertanya, /"Loh....kok bapak tau?"/. Lalu Samuel menunjuk > dengan jarinya sebuah tulisan berwarna merah yang tertera di > sprei kasurnya sambil berkata, /”//Ini ada tulisannya//”/. > Suster gembira sekali sambil berlari keluar memanggil dokter mata. > > Semua tim dokter yang menangai penyakit SJS ini heran sekali > atas apa yang dialami Samuel. > Mata bisa sembuh tanpa operasi. Bagian dalam tubuh seperti > ginjal, liver, lambung, dll semua sembuh dan normal kemnali. 2 > hari kemudian Samuel sudah bisa berjalan kembali, dan proses > recovery berjalan dengan cepat. Tidak perlu menunggu sampai 2 > tahun untuk kulit Samuel menjadi normal kembali, dan ... > sembuh tanpa operasi plastik (!!!) > Penyakit SJS terparah yang pernah ditangani di RS tsb, sembuh > total > (bahkan kini Samuel Irwan sudah dikaruniai lagi anak perempuan > ke 2, tanggal 31 Mei 1999, hanya setahun sesudah mengalami > kesembuhan). > Tuhan Yesus memang luar biasa. DAHSYAT !!! > > > *MENETESKAN 'TEAR DROPS'. EVERY 15 MINUTES !* > > > > Kulit Samuel Irwan menjadi normal kembali. Tidak ada bercak > atau tanda sedikitpun yang menyiratkan bahwa ia pernah disiksa > oleh penyakit kulit ganas tsb. Kecuali matanya. > Kalaupun dipaksakan untuk mengeluarkan air mata, maka otot > kelopak mata atas dan bawah seperti diperas dan terasa sakit > sekali. Sehingga mau tidak mau, Samuel harus menggunakan tetes > air mata buatan. > Saat berkotbah tiap 15 menit sekali Samuel Irwan meneteskan > air mata buatan agar matanya tidak kering dan lengket, tapi > semua itu tidak menyurutkan semangatnya melayani Tuhan. > Obat tetes mata yang digunakan saat ini adalah buatan USA > /"Refresh Liquidgel"/ berharga $24 per botol, dan habis > digunakan dalam 3 hari saja. Belum lagi karena obat ini harus > dipesan dari Singapore, maka total biaya untuk pengganti air > mata yang harus disediakan perbulan adalah sebesar > Rp 3.000.000,-. > > > *BETAPA MAHALNYA TETESAN AIR MATA !!!* > > > > Tidak sedikit uang yang sudah dihabiskan untuk pengobatan mata > dan pengadaan air mata buatan. > Selama 12 tahun tidak punya air mata (tahun 1998-2010), biaya > yang dihabiskan sudah sekitar 1,6 Milyar. > Hanya untuk air mata !!! > Itu sebabnya di awal tulisan ini saya berkata, berbahagialah > kalau masih bisa menangis. > /Pertama/, tingkatan stress bisa diturunkan saat menangis, > sehingga kita tidak menjadi depresi. /Kedua,/ tidak perlu > bayar M-M an untuk air mata. > > > > > Jarak pandang yang hanya sekitar 1 meter, membuat Samuel Irwan > harus membawa keker /(binocular)/ saat berada di bandara > supaya tidak salah memilih /gate/ dan dan membaca no pesawat. > > Ada kesaksian yang luar biasa saat Samuel Irwan sedang berada > di Changi, Singapura, sedang transit menunggu pesawat ke > Jepang dan Amerika. > Seorang polisi India menegur dengan keras mengira Samuel > sedang memakai kamera. Dengan tegas ia menegur, /"No camera in > this airport, sir!"./ > Samuel menjelaskan bahwa itu /binocular/ untuk menolong > membaca karena matanya tidak bisa membaca jarak jauh. > Singkat cerita, Samuel berusaha meyakinkan polisi India tsb > dan memperlihatkan bagaimana Tuhan Yesus menyembuhkannya dari > penyakit SJS, sambil menunjukkan foto-foto diri saat menderita > SJS yang ada di /mobile phone/ nya. Samuel berkata, /"Tuhan > menyuruh saya ke Jepang dan Amerika untuk memberitakan > kebaikanNya. Apakah Bapak bisa menolong saya menunjukkan meja > yang harus saya datangi untuk check-in?"/ > > Apa yang terjadi? Polisi itu menangis. > Ia berkata,/ "Sebelum saya menolong Anda, Anda harus tolong > saya."/ > Ternyata sehari sebelumnya polisi ini bertengkar hebat dengan > istrinya dan istrinya minta cerai. Anak mereka juga jadi anak > berandalan, tidak bisa dikendalikan. Sebuah rumah tangga yang > sangat berantakan. > Ia berkata bahwa banyak orang yang menceritakan Yesus sanggup > mendamaikan keluarganya, tapi ia pikir semua itu omong kosong. > Dan sambil menyentuh tangan Samuel Irwan, polisi itu berkata, > /"Ini kulit baru, sungguh ini bukti nyata." /Saat itu juga ia > minta dibimbing untuk terima Tuhan Yesus. > Sesudahnya, saat mengantar Samuel Irwan /boarding/ ia berkata, > /"I never feel peace like this, ... thank you."/ > > Di kursi pesawat, Samuel Irwan merenung...., */"Tuhan....kalau > memang mata ini bisa membuat orang yang suka mengeluh menjadi > bisa bersyukur, bisa membuat orang berdosa diselamatkan...., > mata saya tidak disembuhkan tidak apa-apa Tuhan..., karena > saya bersyukur mata ini bisa memuliakan Tuhan...."/* > > > *MENCERITAKAN KEBAIKAN TUHAN* > > > > > <http://3.bp.blogspot.com/_NwjjlD9MtVk/S8KsoO0qVnI/AAAAAAAADkw/N_vOuj4ft1c/s1600/Samuel+Profile+4.jpg> > Melalui semua yang dialaminya, Pdt Samuel Irwan sudah pergi ke > berbagai tempat di Indonesia, bahkan melayani sampai ke > bangsa-bangsa untuk menceritakan kebaikan Tuhan. > > Banyak orang yang dijamah Tuhan dan disembuhkan, bukan hanya > orang yang sakit secara fisik, tetapi juga orang yang sehat > tapi sudah jauh dari Tuhan. Merasakan kembali kasih Tuhan dan > mengambil keputusan untuk kembali kepada Tuhan. > > > > > *"DALAM KELEMAHANKU, KEKUATANNYA DINYATAKAN"* > > > > Pernah suatu ketika obat tetes mata sudah habis, sementara > pesanan dari Singapura terlambat datang. Ketika botol itu > kosong, terjadi mujizat. Setiap kali diteteskan ke mata, obat > tsb masih menetes, walaupun kalau botolnya digoncang tidak ada > bunyi apa-apa karena memang sudah kosong. > Botol kosong itu terus meneteskan air mata buatan setiap kali > digunakan, sampai pesanan obat baru dari Singapura datang. > Ketika kembali diteteskan, botol kosong tsb tidak mengalirkan > apa-apa lagi, karena penggantinya sudah datang. > > > > > Jarak pandang yang hanya 1 meter tidak memupuskan semangat > Samuel Irwan untuk belajar lagi dan menyelesaikan pendidikan > S1 Theologia di STT Duta Panisal Jember. Walaupun saat kuliah > harus membawa alat bantu seperti /binocular/ dan kaca pembesar > agar bisa membaca lebih jelas. > Kegigihannya dan semangat pantang menyerah juga dibuktikan > dengan melanjutkan sampai study Magister dibidang Biblical > Strata 2, dan lulus dengan nilai yang sangat memuaskan. > Masih belum cukup, seakan berpacu dengan waktu, Samuel Irwan > meneruskan study penggembalaan dan penginjilan di Haggai > Institute Hawaii USA. > Semua dilakukan dalam segala kelemahan yang dimilikinya. Tapi > kekuatan Tuhan yang menopangnya, membuat Samuel Irwan mampu > melalui semuanya dengan baik. > > > *GOD IS GOOD. ALL THE TIME.* > > > > Berbeda-beda interpretasi orang yang mendengarkan kesaksian > bapak Pdt Samuel Irwan Santoso,S.Th,MA, yang sejak tahun 2006 > hingga sekarang menggembalakan jemaat di GBI Bontang, > Kalimantan Timur. > Tapi yang tertanam di hati saya, adalah : > > *TUHAN ITU BAIK* > Bahkan ketika beliau diijinkan mengidap penyakit SJS, di mata > saya itu bukanlah penghukuman karena suatu kesalahan. Tapi > cara Tuhan untuk membawa beliau kembali kepada panggilanNya. > Karena besar kemuliaanNya yang akan Dia tunjukkan kepada kita > semua melalui pelayanan beliau. > > *TUHAN ITU BAIK* > Tuhan tidak pernah meninggalkan beliau, bahkan saat berjalan > dalam lembah bayang-bayang maut. > Terbukti dari biaya pesawat dan pengobatan ke Surabaya, (saat > itu harga-harga obat melambung tinggi karena krisis moneter), > semuanya ditanggung seorang pengusaha di Samarinda, yang > bukanlah orang percaya, tapi digerakkan hatinya oleh Tuhan > untuk memikul beban itu. > Juga biaya air mata buatan yang tidak sedikit selama 12 tahun > ini, (Milyar....bo') yang tidak mungkin sanggup dibeli oleh > beliau, semua disediakan Tuhan melalui orang yang berbeda-beda > yang digerakkan hatinya oleh Tuhan. > > *TUHAN ITU BAIK* > Kalau teman-teman dan saya diijinkan untuk mendengar atau > membaca kesaksian ini, pasti karena Tuhan ingin kita lebih > bersyukur lagi menjalani hari-hari yang tidak semakin baik ini. > Kalau sedang menangis di hari-hari ini, bersyukurlah, karena > semua air mata kita itu gratis dari Tuhan. Bayangkan kalau > kita harus bayar Rp 3 juta per bulan hanya untuk air mata? > Dan sekalipun saat ini kita sedang menangis, Tuhan ingin kita > semua tahu, bahwa Ia tidak pernah meninggalkan perbuatan > tanganNya. > Melewati lembah bayang-bayang maut sekalipun, kita tidak takut > bahaya, karena Tuhan menyertai kita. > > > > All blessings, > > Julita Manik > > > */(P.S Seperti dituturkan Pdt Samuel Irwan, dan dari blog: > http://kesaksiansamuel1.blogspot.com/)/* > > Posted by julita manik at 4:20 PM > > <http://julitamanik.blogspot.com/2010/04/air-mataku-tidak-lagi-menjadi-makananku.html> > > <http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=998048822259555589&postID=6281043830807889850> > > > > ******************************************************************************** > The information in this e-mail is confidential and may be legally > privileged. > It is intended solely for the addressee. > > Access to this e-mail by anyone else is unauthorized. If you have > received this > communication in error, please address with the subject heading > "Received in > error," send to postmas...@kpmg.co.id, then delete the e-mail and > destroy > any copies of it. If you are not the intended recipient, any > disclosure, > copying, distribution or any action taken or omitted to be taken in > reliance on > it, is prohibited and may be unlawful. Any opinions or advice > contained in this > e-mail are subject to the terms and conditions expressed in the > governing > Siddharta & Widjaja - Registered Public Accountants/ PT KPMG > Hadibroto/ PT > Siddharta Consulting client engagement letter. Opinions, conclusions > and > other > information in this e-mail and any attachments that do not relate to > the official > business of the firm are neither given nor endorsed by it. > > Siddharta & Widjaja - Registered Public Accountants/ PT KPMG > Hadibroto/ PT > Siddharta Consulting cannot guarantee that e-mail communications are > secure or > error-free, as information could be intercepted, corrupted, amended, > lost, > destroyed, arrive late or incomplete, or contain viruses. > > Siddharta & Widjaja - Registered Public Accountants is an Indonesian > partnership > and an Indonesian member firm of KPMG. > > PT KPMG Hadibroto and PT Siddharta Consulting are each an Indonesian > limited > liability company and an Indonesian member firm of KPMG. > > KPMG International Cooperative ("KPMG International") is a Swiss > entity that > serves as a coordinating entity for a network of independent firms > operating > under the KPMG name. KPMG International > provides no > services to clients. Each > member firm of KPMG International is a legally distinct and separate > entity and > each describes itself as such. > > This footnote also confirms that this e-mail message has been swept > by Postini > for the presence of computer viruses. See www.postini.com > <http://www.postini.com> for more information. > > ******************************************************************************** > > > > > > > > -- > This message has been scanned for viruses and > dangerous content by *MailScanner* <http://www.mailscanner.info/>, and is > believed to be clean. -- you have this email because you join to "aga-madjid" GoogleGroups. to post emails, just send to : aga-madjid@googlegroups.com to join this group, send blank email to : aga-madjid-subscr...@googlegroups.com to quit from this group, just send email to : aga-madjid-unsubscr...@googlegroups.com if you wanna know me, please visit my facebook at aga8...@gmail.com or add me in Yahoo Messenger at aga.mad...@yahoo.com thanks for joinning this group. -- you have this email because you join to "aga-madjid" GoogleGroups. to post emails, just send to : aga-madjid@googlegroups.com to join this group, send blank email to : aga-madjid-subscr...@googlegroups.com to quit from this group, just send email to : aga-madjid-unsubscr...@googlegroups.com if you wanna know me, please visit my facebook at aga8...@gmail.com or add me in Yahoo Messenger at aga.mad...@yahoo.com thanks for joinning this group.