-----Original Message-----
From: "Ir. Winarno" <wina...@pal.co.id>
Date: Fri, 13 May 2011 08:40:59 
To: aga madjid<aga8...@gmail.com>
Subject: Fw: Malaikat kecilku 

just sharing info, semoa bermanfaat


----- Original Message ----- 
From: Procurement 
To: Winarno FB 
Sent: Friday, May 06, 2011  4:21 PM
Subject: Fw: Malaikat kecilku 


fyi, semoga bermanfaat



Malaikat kecilku 
Setiap hari Jum'at, selepas menunaikan shalat Jum,at, seorang Imam dan anaknya 
yang berusia 9 tahun selalu berjalan menyusuri jalan di kota kecil itu dan 
menyebarkan artikel "Jendela Surga" dan beberapa karya Islami yang lain.
Pada satu Jum'at yang indah, pada ketika Imam dan anaknya itu hendak keluar 
seperti biasa membagi-bagikan Artikel Islam itu, hari itu menjadi amat dingin 
dan hujan mulai turun. Anak kecil itu mengenakan jas hujan seraya berkata 
"Ayah! Saya sudah siap"
Ayahnya terkejut dan berkata "Siap untuk apa?". "Ayah bukankah ini saatnya kita 
akan keluar untuk membagi-bagikan Artikel Risalah Allah"


"Anakku! Bukankah di luar hujan begitu lebat dan udara sangat dingin"
"Ayah bukankah masih ada manusia yang akan tersesat dan masuk neraka walaupun 
ketika hujan turun?"
Ayahnya menambah "Iya tapi Ayah tidak sanggup keluar dalam cuaca begini"
Dengan merintih anaknya merayu "Ijinkan saya pergi ayah?"
Ayahnya berasa agak ragu-ragu namun menyerahkan artikel-artikel itu kepada 
anaknya "Pergilah nak dan berhati-hatilah. Allah bersamamu!"
"Terima kasih Ayah" Dengan wajah bersinar-sinar anak itu pergi meredah hujan 
dan tubuh kecil itu hilang dalam kelebatan hujan.

Anak kecil itu pun membagikan artikel-artikel tersebut kepada siapa pun yang 
dijumpainya. Begitu juga dia akan mengetuk setiap rumah dan memberikan artikel 
itu kepada penghuninya.

Setelah dua jam, hanya tersisa satu artikel "Jendela Surga" ada pada tangannya. 
Dia merasa tanggungjawabnya tidak selesai jika masih ada artikel di tangannya. 
Dia berputar-putar ke sana dan ke mari mencari siapa yang akan diberi artikel 
terakhirnya itu namun gagal.
Akhirnya dia melihat satu rumah yang agak menjorok kedalam dari jalan itu dan 
akhirnya dia melangkahkan kakinya menghampiri rumah itu. Dan begitu sampai di 
depan rumah itu, lantas ditekannya bel rumah itu sekali. Ditunggunya sebentar 
dan ditekan sekali lagi namun tiada jawaban. Diketuk pula pintu itu namun tidak 
juga ada jawaban.

Seolah ada sesuatu yang memeganginya sehingga anak itu enggan pergi, mungkin 
rumah inilah harapannya agar artikel ini diserahkan. Dia mengambil keputusan 
menekan bel sekali lagi. Akhirnya pintu rumah itu dibuka.
Berdiri di depan pintu adalah seorang perempuan sekitar umur 50 tahun.
Mukanya suram dan sedih. "Nak, apa yang bisa ibu bantu?"
Wajahnya bersinar-sinar seolah-olah malaikat yang turun dari langit.
"Ibu, maaf saya mengganggu, saya hanya ingin menyampaikan kabar gembira dari 
ALLAH karena sesungguhnya Allah amat sayang dan senantiasa memelihara Ibu. Saya 
datang ini hanya ingin menyerahkan artikel terakhir ini dan Ibu adalah orang 
yang paling beruntung". Dia senyum dan tunduk hormat sebelum melangkah pergi.
"Terima kasih nak dan Tuhan akan melindungi kamu" Dengan nada yang lembut.
Minggu berikutnya sebelum waktu shalat Jum'at dimulai, seperti biasa Imam naik 
ke atas mimbar untuk memberikan informasi sekitar masalah dan perkembangan yang 
terjadi di masjid itu. Sebelum selesai dia bertanya " Ada yang ingin bertanya 
sesuatu?"

Tiba-tiba ada yang bangun dengan perlahan dan berdiri. Dia adalah perempuan 
separuh baya. "Saya rasa tidak ada yang mengenal saya. Saya tak pernah hadir ke 
majlis ini. Untuk anda sekalian ketahui, bahwa saya bukanlah orang islam. Suami 
saya meninggal beberapa tahun yang lalu dan meninggalkan saya seorang diri 
dalam dunia ini." Air mata mulai bergenang di kelopak matanya.
"Pada hari Jum'at lalu saya mengambil keputusan untuk bunuh diri. Jadi saya 
ambil kursi dan tali. Saya ikat ujung tali di galang atas dan ujung satu lagi 
saya ikatkan di leher. Ketika saya mau terjun, tiba-tiba bel rumah saya 
berbunyi. Saya tunggu sebentar, pada anggapan saya, siapa pun yang menekan itu 
akan pergi jika tidak dijawab. Kemudian ia berbunyi lagi. Kemudian saya 
mendengar ketukan dan bel ditekan sekali lagi".
"Saya jadi penasaran siapakah yang datang, sehingga saya longgarkan tali di 
leher dan terus pergi ke pintu"
"Seumur hidup saya belum pernah saya melihat anak yang comel itu. Senyumannya 
benar-benar ikhlas dan suaranya seperti malaikat". "Ibu, maaf saya mengganggu, 
saya hanya ingin menyampaikan kabar gembira dari ALLAH karena sesungguhnya 
Allah amat sayang dan senantiasa memelihara Ibu" Itulah kata-kata yang paling 
indah yang saya dengar".
"Saya melihatnya pergi kembali menyusuri hujan. Saya kemudian menutup pintu dan 
terus baca artikel itu. Akhirnya kursi dan tali kuletakkan kembali ditempat 
semula.
"Aku tak perlukan itu lagi".
"Lihatlah, sekarang saya sudah menjadi seorang yang bahagia, Di belakang 
artikel terdapat alamat ini dan itulah sebabnya saya di sini hari ini dan saya 
ingin masuk islam. Jika tidak disebabkan malaikat kecil yang datang pada hari 
itu tentunya saya sudah menjadi penghuni neraka"

Tak satu pun anak mata di masjid itu yang masih kering. Ramai pula yang 
berteriak dan bertakbir "ALLAHUAKBAR!"
Imam lantas turun dari mimbar dan memeluk anaknya yang berada di kaki mimbar 
dan tak terasa airmatanya pun mengalir
Hari Jum'at ini adalah hari paling indah dalam hidupnya. Tiada anugerah yang 
amat besar dari hari ini. Yaitu anugerah yang sekarang berada di dalam 
pelukannya. Seorang anak laksana malaikat.
Biarkanlah air mata itu menetes. Air mata itu anugerah ALLAH kepada makhlukNya 
yang penyayang. 

-- 
you have this email because you join to "aga-madjid" GoogleGroups.
to post emails, just send to :
aga-madjid@googlegroups.com
to join this group, send blank email to :
aga-madjid+subscr...@googlegroups.com
to quit from this group, just send email to :
aga-madjid+unsubscr...@googlegroups.com
please visit to www.facebook.com/aga.madjid,
add my Yahoo Messenger at aga.mad...@yahoo.com or
add my twitter @aga_madjid
thanks for joinning this group.

Kirim email ke