.... deskripsi dan prediksi yang akhirnya adalah keputusan ya or tidak nya sebuah proyek dijalankan... perkins datang dgn membawa usulan proyek instalasi listrik se jawa yg membutuh kan loan... tentunya loan yg dibutuhkan besar sekali krn dari proyek yg sudah di mark up.... untuk pembenarannya loan yg besar maka diperlukan prediksi sekian puluh tahun bahwa proyek tsb nilainya AKAN positif (tidak merugikan)... disanalah ekonometrik sbg alat pembenaran dengan data yg sudah diatur.. misalnya tingkat risiko negara, keamana untuk menambah faktor diskonto dari return tahunan hasil instalasi listrik... ekonometrik disini sebagai alat bukan subjek.... pembenaran dari suatu proposal proyek..... begitu juga yg terjadi untuk proyek pertambangan... yg menghasilkan angka baru dapat dialihkan 30 tahun (harus berdasar ya dasarnya statistik/ekonometrik yg punya fungsi prediksi).... hitungan tsb diperlukan buat pertanggung jawaban kpd DPR or rakyat.... makanya tetap dibuat... pengambil keputusan (pemerintah dan staf ahlinya) sih ngerti kalo proposal proyek dgn pembenaran ekonometrik adalah rekayasa belaka.... mrk senyum2 aja krn dapat kick back.... itu untuk contoh ekonometrik kasus Net Present Value.... untuk efisien market hypotesis dan good coporate governance bisa dibaca di: http://offshorefinancialcentre.blogspot.com salam....
Irsal Imran <[EMAIL PROTECTED]> wrote: --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Irvany Ikhsan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Jauh sebelum jaman BPPN Indonesia terbukti sering di jebak dan >pada saat jaman BPPN serta pasca BPPN jebakan-jebakan makin mudah >terlihat jaman BPPN serta pasca BPPN jebakan-jebakan makin mudah >terlihat bagi yang berfikir (ulil albab). > Ingat Net Present Value, Good Corporate Governance, Efficient >Market Hypothesis, dst, dst... sudah sepantasnya kita juga >mempertimbangkan pernyataan John Perkins... seorang mantan economic >hit man yang sudah sadar kekeliruannya. Ada baiknya kita tidak 100% >menolak mentah-mentah pernyataan John Perkins dan 100% menerima dan >percaya begitu saja ekonometrik yg diajarkan di kelas seolah-olah >sebagai alat canggih yg patut ditelan mentah-mentah. > Economic Hit Man: halaman 12 : "Saya hanya mengetahui bahwa >penugasan pertama saya di Indonesia, dan saya salah seorang dari >sebuah tim yang terdiri dari 11 orang yang dikirim untuk menciptakan >cetak biru rencana pembangunan pembangkit listrik buat pulau Jawa." >Halaman 13 : "Saya tau bahwa saya harus menghasilkan model >ekonomterik untuk Indonesia dan Jawa". "Saya mengetahui bahwa >statistik dapat dimanipulasi untuk menghasilkan banyak kesimpulan, >termasuk apa yang dikehendaki oleh analis atas dasar statistik yang >dibuatnya." Di India, Korea Selatan, Jepang, apalagi China >mengajarkan ekonometrik dengan sebenarnya. Mengungkap kebohongan- Sebagai orang yang pernah ngambil mata kuliah statistik dan ekonometrik saya jadi bingung dengan pernyataan si John Perkins. Setahu saya orang ekonomi tidak membuat model berdasarkan statistik, akan tetapi hanya menggunakan statistik untuk mengetest model (model driven). Berbeda ama orang statistik yang sangat terpaku ke data, sehingga sering disebut sebagai data driven. Analisa data driven ini sekarang terkenal dengan nama data mining dimana kita punya jutaan data dengan banyak kolom dianalisa sehingga bisa menghasilkan model yang dipakai untuk deskription ataupun prediksion. salam, -Irsal [Non-text portions of this message have been removed]