> Contradictionary Antithesis menulis:
> 1. IHSG naik 60% dalam berapa tahun, 2-3 tahun? 

IHSG racing cepet kok, tahun 2002 di kisaran 350 sekarang di kisaran 2.300

> Jeblok 22% dalam berapa hari, 1-2 hari? Kurs kita menguat setelah berapa 
> tahun? Jeblok berapa besar dalam waktu berapa hari?

He3x ada intervensi di balik itu semua, baik itu berupa Intervensi Pasar
Langsung, Fasilitas Bank Indonesia (FASBI) berupa diskonto suku bunga 1-7
hari, maupun suku bunga SBI 1 bulan (BI rate)..

Jadi tak bisa hanya dilihat "menguat", tapi bagaimana menguatnya.. 

> Analisa anda apa? Naiknya gimana, turun sekejap kenapa? Kalau naiknya
> pelan2, turunnya jatuh terjerembab ga kerasa seperti kiamat, saya ga tahu
> kiamat anda seperti apa.

Maaf kalau saya masuk ke dialog pihak lain, tapi kalau tertarik sejak tahun
2003 saya sudah menganalisa dan menulisnya melalui media masa terkait soal
ada apa dengan pasar keuangan Indonesia, akhir-akhir ini malah tiap minggu
saya juga menuliskannya di media masa.. kalau boleh share dari sisi saya,
analisa soal ini terdokumentasi di http://www.elrizky.net/artikel.php 

> Analisa saya simpel aja, pasar nya penuh dana panas dari luar, overvalued
> oleh spekulan, sementara fundamental ekonomi negara ini sendiri masih 
> lemah dan sektor realnya belum jalan. 

Sepakat untuk anomali ekonominya.. TAPI, saya rasa tendensi selama bulan ini
jelas bahwa spekulannya ada di dalam negeri.. radarnya saham perbankan, jual
besar-besaran dengan volume dan turn over tinggi dorong indeks ke bawah
SEKALIGUS tonjok kurs ke atas (liat saja head to head antara real time BEJ
dengan pasar spot Kurs)... lalu, datanglah intervensi BI... kemudian capital
gain day trading dari buah intervensi di kurs dibawa lagi beli saham
perbankan dan naikan indeks..

Hitung juga kombinasi jual beli dari asing - lokal dari data input broker di
BEJ .. anda akan liat permutasi lokal-lokal yang dominan..

Lalu hitung pengangguran bertambah di saat pertumbuhan pasar keuangan, daya
beli riil rontok.. So, buat rakyat kebanyakan "boro-boro beli saham, minyak
goreng naik aja berkerut dahi".. dan ini relevan dengan klaim otoritas pasar
modal sendiri bahwa angka investor lokal tak pernah lebih dari kalim di
150.000 orang...

> Simpelnya, ekonomi borokan, pasar karbitan dan ingusan, sehingga ketika 
> digoyang dikit efek gempanya lebih besar dari tenaga penggoyangnya.

Liat juga perbankan.. analisa juga struktur labanya.. analisa juga Peraturan
Bank Indonesia soal treasury dana pihak ketiga (DPK) .. maka benang merahnya
akan terlihat soal "ada madu di balik insentif moneter"

> (pasti banyak disini yg marah sama saya kalau ngomong 
> begini, tapi gapapa lah udah resiko)

Sabar Om... paling saya juga dibilang gitu... tak apa-apa lah hidup ini
memang hanya soal mengemukakan isi hati dan kepala saja.. lain orang lain
kepala.. karena antara hati dan kepala ada yang namanya kepentingan dan
background dunia tempat kita berpijak dan mimpi tempat kita berpikir..
 
> 2. Anda tetap bersikeras bahwa pasar kita ini harus dibebaskan dan
>  diliberalisasi tanpa banyak campur dari siapapun, terutama regulator.
> Gitu khan? Bahkan untuk hal apapun, termasuk transaksi derivatif tingkat 
> tinggi yg rumit seperti MBS yg kemarin rontok di Amrik itu khan?

He3x.. walau bukan saya yang ditanya..Tapi, kalau mau jujur membuka soal
sistem ekonomi pasar, maka peran negara akan lebih banyak di Pengaturan,
Pengawasan dan Penindakan Hukum... Coba deh dilihat, soal pengaturan jelas
Bank tak boleh alirkan DPK ke Saham... TAPI, apakah ada pengawasan antar
pasar keuangan (kurs dan saham) serta penindakan hukumnya? Tanpa itu, kita
tak punya pasar, yang ada hanyalah angan-angan punya pasar..

Meski, anda kecam Amerika soal subprime dsb..dsb... Tapi, mereka itu
konsisten dengan aliran pasar.. anda boleh cek, bagaimana pengawasan dan
penindakan hukum jadi balancing pasar ke khitahnya...

Soal pengaturan, boleh dicek juga, ada aturan soal dealer system .. itu
adalah bentuk intervensi pasar, tapi dengan posisi terbuka dari pelakunya
(bandar-nya) ... nah kita terasa ada bandar, tapi kayak hantu
keberadaannya... terus Ketua Bapepam-LK di ultah 30th pasar modal bulan lalu
gagah bilang "akan menghapuskan kasus lama".. bener-bener kayak hantu kan
kekekek :)

> 3. Apa kesimpulannya kalau bukan "bunuh diri cepat dan massal" ala
> berkelian neolib?

Terkadang masalahnya bukan soal pro-kontra neolib.. tapi bagaimana
konsistensi... kita ini negara tanpa Mazhab yang ada pidato mazhab alias
KWMI (Kaya Wacana Miskin Implementasi) semua asyik dengan dunianya
sendiri-sendiri :(

> Kenapa saya ga boleh sewot? Wong apapun yg terjadi di pasar modal dan 
> pasar uang kita yang pemainnya katakan tidak lebih dari 3% populasi 
> imbasnya mempengaruhi 200 juta penduduk lainnya kok. Saya berhak sewot, 
> saya adalah bagian dari 200 juta penduduk yg ga ngapa2in, tapi tetap 
> ketiban sialnya :P

Sepakat... Tapi, masalahnya tak cukup hanya menyalahkan orang lain.. kalau
boleh membawa kata-kata Franklin D. Roselvelt "concerned citizens think out
of the box" .. jadi, saatnya cerdik cendikia untuk melakukan rekayasa atas
ilmunya tapi di luar kotak kenikmatannya... saatnya kita berpikir membuat
orang lain bekerja adalah hedging (lindung nilai) atas pekerjaan diriku
sendiri.. kenapa kita tak mulai egoisme dari sisi itu? 

Kalau itu yang terjadi, kawan-kawan kaum pandai dan MAPAN di pasar modal
akan banyak karya terobosan normalisasi intermediasi sektor keuangan ke
sektor riil.. hanya dengan daya kerja yang bekerja penuh lah daya beli akan
meningkat.. kalau yang di luar stadion pasar keuangan daya belinya naik,
maka akan bisa beli tiket dan punya knowledge masuk stadio.. akhirnya
keberlanjutan capital gain pun tercipta.. jangan hanya mikir apa yang
digoreng hari ini, tapi apakah besok ada kompor dan minyak gorengnya?
 
> Sekedar tambahan, saya adalah orang yg khawatir melihat ekspansi properti
> yang keliatan booming tanpa hentinya. Ga cukup apa pelajaran pahit 10 
> tahun yg lalu? Untuk catatan saja, bahwa saya aslinya orang yg optimis.

Tak ada yang salah dengan properti, kalau link and match.. masalahnya banyak
kaum pas-pas-an nyari rumah sulit, KPR habis untuk bangun apartemen, yang
beli bukan orang butuh tempat tinggal TAPI menginstrumen-kan harta... hidup
ini kata filusuf butuh keseimbangan... itulah peran pemimpin...

> Bikin salah adalah proses belajar, setuju banget. Tapi bikin salah
> berkali2, harusnya diapain?

Pasrah... abis gimana he3x :) revolusi apa gimana?

Salam,
Yanuar Rizky
mail to: [EMAIL PROTECTED]
on-the-net: http://www.elrizky.net
elrizkyNet>"Dari RT-RW Ke Internet Menuju Pasar Modal" 

Kirim email ke