Bang Poltak,

1. Yang saya pegang dari pernyataan abang adalah ""Jadi resep adalah 
informasi bersifat tak berwujud fisik ("intangible")"". 
Permasalahannya adalah bukankah ada informasi yang akurat dan 
tidak/kurang akurat? Ada yang up to date dan tidak up to date? 
Sederhananya apakah semua orang suka makan Rawon? kan tentunya tidak 
semua orang suka makan rawon. Suka tidak suka menurut saya pada 
dasarnya berkenaan dengan "Kebiasaan/Habit". Sama halnya orang 
indonesia tidak bisa lepas dari makanan pokok nasi karena dari kecil 
memang sudah terbiasa makan nasi. Lalu ada makanan baru "Pizza, 
kentang goreng, mie ala cina. Tapi makanan baru tersebut bagi orang 
indonesia tidak 100% menggantikan makanan pokok nasi. Demikian juga 
dengan sebuah teori tidak begitu saja akan di ikuti oleh seseorang 
atau kelompok. 

2. Membuat resep baru?
Menurut pendekatan manajemen pemasaran, jika sebuah produk sudah pada 
tahap penurunan/decline maka strategi untuk meningkatkan penjualan 
tidak hanya "Bikin Resep/produk baru secara total", tetapi bisa 
dilakukan strategi modifikasi terlebih dahulu (memperbanyak nilai 
guna), jika memang tidak bisa baru dilakukan pembuatan produk baru.

NB:

# Orang memang tidak makan resep rawon. Tetapi rawon tersebut berasal 
dari resep. Jadi yang menjadi akar permasalahan adalah resep dan 
selera/kebiasaan pemakan resep.

# Kenapa setiap pergantian hari kita semakin bodoh? Apakah karena 
dunia terus berubah atau karena kita tidak mampu mengikuti perubahan 
tersebut?

# Yang muda terlalu agresif dan sedikit pertimbangan, yang tua 
terlalu ego dengan kekuasaan senioritas dan prestasi masa lalunya. 
Sementara dunia terus berubah...



NazaR, S.E [Sarjono Euy... :-) ]





--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "Poltak Hotradero" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Bung Nazar,
> 
> 1. Sejak kapan orang makan resep?  Saya bisa ngerti orang makan 
rawon
> -- tetapi saya tidak pernah dengar orang makan "resep rawon"...
> 
> "Resep" itu bisa berupa nasihat dari seorang koki kepada bawahannya,
> seorang mertua kepada menantunya, seorang atasan kepada bawahannya,
> ataupun di antara orang yang tingkatnya sederajat.  Jadi resep 
adalah
> informasi bersifat tak berwujud fisik ("intangible") -- ("kalau 
begini
> - sebaiknya anda melakukan begitu", "ditambah ini supaya begitu", 
atau
> dikurangi ini supaya begitu")
> 
> Sejak kapan yang begitu bisa dimakan?
> 
> 2. Kalau ada resep yang tidak sesuai dengan keadaan - harus 
diapakan?
> Contohnya "resep komunisme", ya pilihannya tinggal:
> 
> - Bikin resep baru
> - Tinggalkan resep tersebut dan beralih ke resep lain.
> 
> 3. Teori memang berasal dari percobaan dan berbagai hal empiris
> lainnya yang dilihat pola umumnya.  Karena hampir setiap benda jatuh
> -- maka muncul lah teori gravitasi.  Kalau ternyata ada benda yang
> tidak jatuh (padahal seharusnya jatuh) -- maka berarti teori 
gravitasi
> harus di-revisi.  Ini yang dalam dunia fisika menyebabkan munculnya
> teori Mekanika Quantum dan teori Relativitas -- di mana terjadi
> hal-hal yang tidak sepenuhnya bisa dijelaskan oleh teori gravitasi.
> 
> Karena pada banyak keadaan teori gravitasi masih berlaku (hingga
> derajat tertentu) maka teori tersebut masih digunakan.
> 
> Hal seperti di atas juga berlaku di kajian ilmu sosial: Teori 
disusun
> berdasarkan kajian empiris dengan memperhatikan faktor-faktor yang
> terlibat. Kalau ada yang tidak sesuai -- maka harus dibikin 
revisinya
> -- atau sekalian bikin teori baru (berdasarkan fakta / kajian 
empiris
> baru) yang harus siap diuji lagi dengan kenyataan.
> 
> Kalau sesuatu belum diuji - tapi dilempar ke masyarakat -- maka itu
> namanya bukan teori -- tetapi spekulasi.
> 
> 
> On Nov 17, 2007 12:49 PM, nazar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Bang Poltak,
> >
> >  J 1. Tidak sedikit rresep makanan yang memang sudah kada luarsa. 
Atau
> >  memang mengandung zat yang dapat merusah organ tubuh (ex: efek
> >  samping). Jika sebuah kemasan obat terlalu banyak mengandung zat
> >  narkotika maka orang akan terserang ngantuk. Jika obat digunakan 
over
> >  dosis bisa menyebabkan kematian. Maukah abang jujur bahwa sebuah
> >  teori itu berasal dari percobaan2x? Yang naif adalah jika sebuah
> >  teori yang belum dikaji secara mendalam lalu di 
lemparkan/dikonsumsi
> >  oleh publik.
> >
> >  # Pernyataan saya sebelumnya terutama no 3, 5 dan 6 sudah sangat
> >  jelas jika abang rajin membaca buku. Karena itu materi yang sudah
> >  lama dan selayaknya memang harus di mengerti oleh banyak orang.
> >
> >  NazaR
> >  NB,
> >
> >  Lihat juga: 

http://groups.yahoo.com/group/berita_korupsi/message/4110


Kirim email ke