Secara Fakta Kas Negatif bisa saja terjadi, namun jumlahnya tidak akan besar, hanya sebatas kemampuan sang kasir (cash holder)
Kalau jumlahnya sangat besar, kemungkinan terbesar adalah belum dicatatnya transaksi PENERIMAAN KAS, yang dicatat hanya transaksi PENGELUARAN KAS Kas Negatif ini khan terjadinya di Laporan Keuangan (belum jadi) Yang sudah tentu berbeda dengan keadaan sebenarnya -ardhi- -----Original Message----- From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Amitz Sekali Sent: 08 Mei 2008 23:13 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] [ask] Deviden Negatif, Kas Besar Negatif??? --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "Ryan Anggarapasha Y." <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Dear Fitriyanto, > > 1. Kas Besar negatif ini hanya saya temui di Neraca th 2007 saja, sedangkan di 2006 dan 2006, Kas Besarnya selalu positif. Memang aneh sih, tapi apa benar memang tidak mungkin Kas Besar di neraca negaatif? > > Saya baru jumpai 1 kali ini keanehan di Neraca seperti yang saya gambarkan diatas... Ada masukan lain kah? > > tq Dear Ryan, Disclaimer: IANAA (I am not an accountant). Kalau masukan dari saya, inti penyebabnya adalah pencatatan beda dengan realita. Sebabnya bisa: 1. Tidak sengaja uang yang masuk lebih banyak dari yang dicatat. Misalnya masuknya uang datang dari cash register POS yang tidak pernah dihitung ulang atau salah hitung ulang.. (kemungkinan kedua rasanya kecil banget), akibatnya nilai pos cash lebih kecil daripada kenyataannya, sehingga pada satu titik posisi cash tercatat minus padahal fisiknya masih ada. 2. Tidak sengaja uang yang keluar lebih sedikit dari yang dicatat. Orang yang menerima pembayaran tidak mengecek ulang.., akibatnya seperti poin 1 di atas. 3. Kebiasaan jelek menulis voucher (dan menjurnalkan) jauh sebelum transaksi cash credit benar2 terjadi, atau jauh sesudah transaksi cash debit benar2 terjadi. Akibatnya pada satu momen (neraca) tercipta catatan yang tidak mungkin (saldo cash minus) karena catatan tersebut tidak lengkap atau belum terjadi. 4. Kebiasaan menulis voucher sebelum transaksi cash credit benar2 terjadi, dan akhirnya transaksi itu tidak terjadi.. 5. Tidak mencatat secara detil transaksi yang saling menghapuskan karena berharap transaksi itu saling meniadakan. Contohnya penukaran barang yang sementara diganti dengan uang dulu, tetapi neraca diciptakan saat transaksi masih ngambang. 6. Pencatatannya benar2 salah.. 7. Dan lain2 yang tidak terpikir oleh saya. Salam, =========================