Keterbatasan ruang di harian Kompas tentunya membuat tulisan KKG 
hanya berupa esai-esai saja, padahal yang saya harapkan bagaimana ia 
yang pernah menjabat sebagai Ketua Bappenas bisa menulis buku yang 
lebih dari sekedar esai.  Buku yang bisa melihat secara menyeluruh 
arah kebijakkan serta implikasinya bagi kelangsungan hidup berbangsa 
negara.

Ada banyak strategi yang harus dikembangkan untuk Indonesia yang 
sebenarnya banyak mengandalkan sumber daya alam dalam tatanan 
kehidupan ekonomi global. Bagaimana seharusnya Minyak Bumi dan Gas, 
Batu Bara, dan hasil tambang lainnya seperti freeport,  Kayu, Minyak 
sawit, Karet, Kopi, Teh, hasil Laut dan banyak lagi mampu 
mendatangkan devisa secara significant dan memberikan konstribusi 
pada APBN secara lebih lugas dan jelas.

Bagaimana membawa masyarakat yang bertransaksi  tanpa uang menjadi 
dengan uang, bagaimana membawa masyarakat yang bertansaksi dengan 
uang yang skala lokalan ke arah yang skala global. Semua ini 
merupakan Pekerjaan Rumah bangsa Indonesia yang seharusnya memang 
digodok di Bappenas.

Uang sebagai alat tukar terhadap barang dan jasa seharusnya tidak 
menghilangkan semangat bangsa Indonesia yang dibangun secara sosial, 
semangat gotong royong, semangat tolong menolong. 

Kesalahan kelola keuangan ini mengakibat hilangnya semangat itu. 
Sebagian malah memanfaatkan uang sebagai alat intimidasi dan alat 
pemerasan terhadap hasil suatu kerja …. dan ini sangat jauh dari 
semangat penyatuan dan pembentukkan Negara Indonesia. Dan Pekerjaan 
Rumah ini kelihatannya masih jauh dari harapan….

RM
http://rachmad.kuyasipil.net/



--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Idealisman Tambunan 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Bagi teman-teman yang ingin lebih mengerti pemikiran Kwik tentang 
Indonesia bisa membaca buku tulisannya yang ada di Gramedia, ada dua 
judul yakni : "Pikiran yang Terkorupsi" serta "Kebijakan Ekonomi 
Politik dan Hilangnya Nalar". 
> Disana terlihat bahwa dia benar. Karena pemahamannya yang mendalam 
lah maka dia bisa memaparkan dengan sederhana semua masalah yang 
seolah-olah sulit atau dipersulit oleh orang-orang yang mengaku ahli 
untuk membuat orang lain menerima aja karena dia tahu apa yang benar 
dan kita yang goblok ini ikut aja deh. 
> Soal harga berdasar pasar yang menurut Keynes itu omong kosong. 
semua harga harus ada kekuasaan yang mengintervensi baik oleh 
pemerintah maupun oleh pembeli.
> Teory Darwin bukanlah "Survival the Strongest" tetapi "Survival The 
Fittest" Mahluk yang paling kuat juga musnah.
> Soal Sukarno dengan Inflasi pada masanya yang sampai 600 % itu mah 
sedikit dibanding inflasi yang disebabkan oleh Suharto, hanya 1998 
aja inflasi 600%-800%. Selain itu kita tidak bisa menilai Sukarno 
Sekedar bahwa pada masanya tidak ada yang berhasil. Pada masa dia ada 
perebutan kekuasaan antara golongan-golongan yang ada di Indonesia 
dan intervensi dari pihak luar yang tidak senang dengan kebijakan 
Sukarno.
> Sebagai ilustrasi, kita sering mendengar orang mengoceh dengan 
argumentasi memakai angka-angka ini dan itu dan membuat posisi dia 
sebagai sangat ahli dan kita goblok tetapi walaupun kita tidak bisa 
melawan argumentasinya sebagai orang goblok, tetapi kita merasa ada 
yang tidak beres dan kita meninggalkannya.
> Tertanda
> Idealisman
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke