At 11:21 01/09/2008, you wrote:

>Dear Rekans Ahli Keuangan,
>
>Mohon bantuan dari para expert terkait dengan valuasi saham nih.
>Bagaimana ya menghitung fair value dari suatu saham?--> untuk 
>menentukan apakah harga pasar dari saham tersebut overvalued atau undervalued?
>
>Kadang ada beberapa saham yg saat IPO dinilai oleh analyst atau 
>media, harga nya overvalued alias terlalu tinggi dari fair value 
>nya. Apa ya dasar dalam penilaian tersebut ya?
>Lalu apakah PER dapat menjadi ukuran dalam menilai (melakukan 
>valuasi) dari suatu perusahaan, seperti halnya EVA, DCF atau metode2 
>valuasi lainnya)


Ada beberapa pendekatan dalam menghitung apa yang disebut sebagai 
"Fair Value" suatu saham.
- Pendekatan absolut - yaitu menghitung nilai wajar berdasarkan aspek 
instrinsik emiten bersangkutan.
- Pendekatan relatif - yaitu memperkirakan nilai wajar berdasarkan 
komparasi dengan emiten lain pada sektor sejenis.

Dalam contoh metode penghitungan, P/E Ratio termasuk pendekatan 
relatif, sementara DCF termasuk pendekatan absolut.

Prinsip dasar dari perhitungan absolut terletak pada asumsi bahwa 
nilai suatu perusahaan (baca: saham) tergantung pada arus kas yang 
bisa dihasilkan oleh perusahaan tersebut.  Dan mengingat bahwa setiap 
potensi arus kas berlangsung di masa depan - maka perlu dilakukan 
mekanisme diskonto terhadap (potensi) arus kas tersebut (itu sebabnya 
disebut Discounted Cash Flow).

Apa yang bisa dianggap sebagai arus kas yang digunakan masing-masing 
perusahaan?  Ada macam-macam.  Yang paling dasar biasanya adalah 
dividen dan asumsi pembayaran dividen.  Mengingat bahwa porsi 
pembayaran dividen dari laba bersih biasanya adalah tetap (atau 
cenderung naik secara perlahan) maka dengan mengasumsikan pertumbuhan 
laba ke depan - kita bisa memplotkan besaran dividen di masa 
depan.  Tiap analis frame berbeda-beda.  Ada yang mengasumsikan 
sampai 5 tahun ke depan - lalu ditambah dengan pertumbuhan akhir 
(terminal growth) sekian persen sampai tak terhingga).  Prinsip ini 
biasa dikenal dengan nama Gordon's DDM (dalam bentuk single stage, 
double stage, triple stage, dll)

Bagaimana kalau suatu perusahaan tidak membagi dividen?
Prinsipnya hampir sama, yaitu kita mencari besaran lain yang dapat 
digunakan untuk mengganti dividen.  Biasanya yang digunakan adalah 
angka Free Cash Flow to Equity (FCFE).  FCFE diperoleh dengan 
mempertimbangkan Cash Flow from Operation (CFO), besaran belanja 
modal (capex), serta perubahan pada current asset dan current 
liabilities.  Setelah dikurangkan pembayaran terhadap pemegang surat 
utang - maka akan diperoleh Free Cash Flow to Equity.

Kalau soal P/E Ratio - rasanya sudah banyak dibahas, dan mungkin ada 
rekan lain yang mau menambahkan.


Kirim email ke