--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "nazar" <nazart...@...> wrote:
>
> Bung, saya tangkap ada keraguan dalam jawaban anda ini tentang kevalidan 
> neuroscience ini. 
> 

Anda tahu beda valid dan non-valid dalam science? Kalau ragu, semua scientist, 
dan org yg mau jujur dgn science selalu skeptis. Kalau mau jujur, semua hal 
kita harus ragukan dulu, sebelum yakin. Descartes bilang ""cogito, ergo sum". 
NGak ada teori yg waterprof, apalgi di bidang social science. Erwin 
Schrödinger bilang "The mistakes of the great, promulgated along with the 
discoveries of their genius, are apt to work havoc". Ironisnya, kenapa org 
skeptis itu malah memperkuat temuan di neuroscience tsb. 


> Setahu saya, menurut teori tingkah laku manusia. Jika wawasan seseorang 
> rendah terhadap satu objek, maka sikap dan perilakunya juga rendah terhadap 
> objek tersebut. Jika sikap dan perilakunya rendah, maka pendirian/believenya 
> juga rendah (mudah terombang ambing). Juga menurut teori "Memilih/choice", 
> orang akan terlibat lebih banyak terhadap sesuatu yang nilainya tinggi, dan 
> tingkat selektif pun tinggi (lebih rasional). Jika seseorang menganggap objek 
> A tidak begitu penting, maka tingkat selektif rasional juga rendah. Mengingat 
> adanya indikator krisis kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dan 
> parlemen, maka tingkat selektif rasionalnya juga rendah. Dan itu berarti 
> pilihan dijatuhkan dengan asal-asalan. 
> 
> O ya, sebenarnya pemilu ini kan prosesi memilih orang-orang yang berkompeten. 
> Atau the righ man on the righ place. Sehingga dewan terpilih memang mampu 
> menyerap aspirasi, permasalahan, kesusahan masyarakat untuk di 
> implementasikan dalam sebuah kebijakan publik bersama2x dengan pemerintah. 
> Juga karena ia memegang fungsi legislasi, mau di bawa kemana negeri dan 
> masyarakat ini melalui kebijakan2x publik? Bagai mana cara mengelola sdm, sda 
> dan modal bangsa ini?  Nah, jika masyarakat pemilih tidak menghubungkan 
> pilihannya dengan fungsi dan tugas2x parlemen itu, bagai mana bisa tercapai 
> the righ man on d righ place? Inilah satu alasan mengapa saya menulis bhwa di 
> daerah yang belum maju, pemilu=orang awam memilih orang yang berkualifikasi. 
> 

Aku lagi ngak permasalahkan hal yg normatif, yg kutulis ialah apa yg terjadi 
(mekanisme prosesing informasi di otak, sehingga membuat keputusan). 

Kirim email ke