terima kasih informasinya pak

memang sih menurut informasi rekan yang pernah ikut pelatihan grameen bank
ini di bogor, kira2 tahun 2006 yl, biaya tertinggi adalah biaya pembinaan
dan monitoring. dan biaya ini, IMHO sayangnya, dibebankan renteng kepada
para nasabahnya sehingga beban bagi hasil atau bunga atau apalah namanya
yang harus dikembalikan nasabah menjadi tinggi.
mohon maaf ini informasi "katanya". di buku-buku "bawaan?" pelatihan itu
yang saya baca sih, soal tingginya biaya ini ngga disinggung2.

tapi bisa jadi informasi saya salah. bila itu terjadi, saya mohon maaf.

BR, ari.ams

Pada 19 Juli 2009 01:23, madjmudin m <maj_mu...@yahoo.co.uk> menulis:

>
>
> menarik sekali ketika bank syariah dikaitkan dengan pengentasan kemiskinan,
> bahkan diperbandingkan dengan yg konon kabarnya menjadi  role model banknya
> orang miskin yaitu Grameen Banknya M. Yunus di Bangladesh.
>
> Harapan partisipasi pengentasan kemiskinan kepada bank syariah di Indonesia
> saat ini menurut saya (dgn ilmu yg masih terbatas) masih  sulit diharapkan
> terlalu banyak. Apalagi berusaha 'dipersamakan' untuk beroperasi "melayani"
> orang miskin seperti Grameen di
> Bangladesh.
>
> Yang lebih menarik sebenarnya jika berbicara ttg Grameen Bank adalah
> paparan seorang scholar islamic economics yaitu Prof. Dr. MA Manan mengenai
> 9 mitos ttg Grameen Bank. (terlampir dlm attachment)
> 9 mitos itu adalah :
> 1.Grameen Bank ternyata tidak memiliki mekanisme untuk mendongkrak skala
> usaha nasabahnya ketingkat yang lebih tinggi.Akibatnya tahapanuntuk memutus
> lingkaran kemiskinan menjadi sulit.
> 2.Model kredit mikro Grameen Bank ternyata tidak diperuntukkan bagi
> masyarakat yg berkriteria sangat miskin. Mereka tetap mensyaratkan
> kepemilikan suatu jaminan.
> 3. Biaya bunga sangat tinggi, jika dimasukkan biaya-biaya lain
> (adm,keanggotaan) maka total bunga per anum mencapai 54%.
> 4. Model kredit mikro Grameen Bank masih menerapkan hubungan pemberi
> pinjaman - penerima pinjaman, biasanya posisi penerima pinjaman lebih lemah,
> eksploitasi tingkat bunga, sistem denda yang memberatkan.
> 5.Isu yang dikembangkan condong mendisintegrasi keharmonisan rumah tangga
> masyarakat. Terkait isu jender,mengingat 95% nasabahnya adalah wanita. Konon
> yg ideal adalah jutru harus dikembangkan kerukunan suami-istri, dan keluarga
> yang menjadi kelompok2 nasabah peminjam.
> 6. Model yang dikembangkan Grameen Bank cenderung membuat ketergantungan
> pada pihak asing.
> 7. Operasional Grameen Bank tidak diaudit oleh pihak bank sentral ataupun
> auditor independen.
> 8. Operasional Grameen Bank pun dibebaskan dari pajak.
> 9. Tinggi$nya perbaikan non performing loan dicapai dengan cara2 yang
> mengabaikan rasa kemanuasiaan.
>
> Jadi teringat postingan Bang Poltak di milis ini mengenai Grameen Bank, yg
> menyatakan bahwa fenomena Grameen Bank toh tidak beda jauh dengan fenomena
> perkembangan Bank BRI yg sampai ke pelosok kecamatan di Indonesia.
>
> --- On Sat, 18/7/09, anton ms wardhana 
> <ari.am...@gmail.com<ari.ams02%40gmail.com>>
> wrote:
>
> From: anton ms wardhana <ari.am...@gmail.com <ari.ams02%40gmail.com>>
> Subject: [Keuangan] Beranikah Bank Syariah Menjadi ‘Grameen Bank’ di
> Indonesia?
> To:
> Date: Saturday, 18 July, 2009, 4:41 PM
>
> tulisan ini saya copas dari kompasiana, sebuah tulisan karya ririn
> handayani
> dalam rangka iB Blogger Competition.
> kalo udah di blog publik begitu, apa saya masih harus izin lagi ya ? kalau
> saya dianggap salah, maka saya mohon maaf sebesar-besarnya.
> selain saya sangat mendukung lomba artikel semacam ini, IMHO beberapa
> tulisan di dalamnya cukup menarik untuk diobrolkan mengingat nampaknya isyu
> ekonomi pro rakyat dan kerakyatan maupun jalan tengah sangat mewarnai
> pilpres kali ini, dan bagi saya itu berarti masyarakat kita mulai peduli
> dengan kebangunan ekonomi bagi rakyat (kecil) yang mungkin dari sisi jumlah
> merupakan mayoritas di republik ini (sayangnya, belum jelas benar dari
> angka
> itu berapa rakyat kecil yang wiraswasta, yang karyawan, maupun yang
> keduanya
> :)
>
> *
> Beranikah Bank Syariah Menjadi ‘Grameen Bank’ di Indonesia? *Oleh
> ririnhandayani - 17 Juli 2009 - Dibaca 296 Kali -
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>  
>



-- 

-----
save a tree.. please don't print this email unless you really need to


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

=========================
Join Facebook AKI dimana Anda bisa ber social interactive sambil bermain games 
atau just have fun together. Compulsory bagi new members start 1 Jan 2008. 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
=========================
Perhatian: Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. 
Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas.
=========================
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
-------------------------
Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting 
sebelumnyaYahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke