FYI..... dari milis tetangga sebelah ...

 

From: idaarimurtiandfrie...@yahoogroups.com
[mailto:idaarimurtiandfrie...@yahoogroups.com] On Behalf Of dodi
budiristio
Sent: Monday, November 16, 2009 10:23 AM
To: idaarimurtiandfrie...@yahoogroups.com
Subject: [Ida Arimurti] Fw: Pemerintah harus sewa orang seperti ini
untuk berantas korupsi

 

  
Tony Kwok Man-wai, Pemburu Koruptor yang Laris Disewa Banyak Negara

 

(Pernah Tangkap Tukang Pos karena Meminta Uang Lelah)

Sebanyak 21 negara telah menggunakan jasa Tony Kwok Man-wai dalam
berbagai kapasitas terkait dengan pemberantasan korupsi. Dia tak
menganggap penting bayaran yang diterima.

PARA pejabat Hongkong yang korup rata-rata punya koneksi dengan kelompok
mafia. Tapi, jika dibandingkan dengan saat bertugas selama 27 tahun
(1975-2002) di Komisi Independen Pemberantasan Korupsi Hongkong (ICAC),
Tony Kwok merasa bahwa pengalaman paling menegangkan sebagai pemburu
koruptor adalah ketika bekerja selama setahun di Nigeria atas permintaan
Bank Dunia.

Bukan saja harus menghadapi resistensi keras dari para petinggi negara
yang doyan mengancam, Tony juga mesti berurusan dengan para pejabat
militer yang terbiasa menyelesaikan masalah dengan senjata.

"Jadi, mereka yang mengira memberantas korupsi di Filipina bagaikan
disodori cawan beracun, saya rasa mereka belum pernah ke Nigeria,"
kelakarnya, seperti dikutip AFP.

Filipina? Tak usah heran. Karir sebagai investigator korupsi memang
telah mengantarkan Tony Kwok sebagai "warga dunia." Setidaknya
pemerintahan di 21 negara di berbagai benua telah menggunakan jasa pria
yang hobi menyelam, golf, dan skuas tersebut untuk memberantas korupsi.
Juga 10 pemerintahan kota di Tiongkok.

Jadilah dia investigator korupsi paling laris di dunia. Baik itu dalam
kapasitas sebagai konsultan, penasihat, maupun sekadar narasumber
seminar atau workshop. Berbagai media besar dunia pun bergantian memuat
kisahnya. Cobalah ketika namanya di Google, setidaknya 5 ribu entri akan
muncul.

Yang terbaru, pada 12 Oktober lalu, dia berbagi pengalaman dengan Komisi
Antikorupsi Malaysia (MACC) di Kuala Lumpur. Dalam kesempatan itu, pria
yang pernah diwawancarai Jawa Pos ketika berkunjung ke Indonesia pada
April 2006 tersebut menegaskan pentingnya kontinuitas dan jam terbang.

"Butuh setidaknya dua setengah tahun agar seseorang bisa menjadi
investigator korupsi yang andal," kata pria yang sejak pensiun dari ICAC
pada 2002 telah membuka jasa konsultasi antikorupsi itu, seperti dikutip
Bernama.

Tony mulai membangun karir sebagai investigator korupsi tak lama setelah
ICAC berdiri. Sebelumnya, dia bekerja di Bea Cukai Hongkong. Seperti
dilansir Financial Times, selama 27 tahun ayah tiga anak itu bertugas,
ICAC berhasil menekan drastis praktik patgulipat di birokrasi Hongkong.
Jika pada saat KPK-nya Hongkong tersebut pertama berdiri pada 1974 angka
korupsi birokrasi mencapai 86 persen dari semua laporan yang masuk, pada
1999 angka itu tinggal 41 persen. Contoh keberhasilan lain bisa dilihat
di korupsi di kepolisian. Pada 1974, jumlahnya mencapai 45 persen. Tapi,
pada 1999, angkanya tinggal 16 persen.

Saat tenaganya disewa Presiden Filipina Gloria Macapagal-Arroyo sebagai
penasihat antikorupsi (2005-2007), penerima sejumlah penghargaan dari
pemerintah Hongkong tersebut berhasil membidani lahirnya tim antikorupsi
di 16 lembaga penting pemerintahan. Itu dilakukan dalam waktu tiga bulan
saja.

Tony menganut prinsip zero tolerance dalam soal korupsi. Dalam wawancara
dengan Jawa Pos pada 2006, dia mengatakan pernah menangkap seorang
tukang pos di Hongkong karena meminta uang lelah kepada seorang penerima
paket. "Ketika melamar suatu pekerjaan, Anda tentu tahu berapa gaji yang
akan diterima. Jadi, kecilnya gaji tak bisa dijadikan alasan untuk
melakukan korupsi," katanya ketika itu.

Pria berkacamata itu juga percaya betul pada tiga rumus untuk membasmi
sekaligus menangkal "aksi kriminal berisiko rendah tapi sangat
menghasilkan" tersebut. "Kunci memberantas korupsi adalah pencegahan,
pendidikan, dan penciptaan hambatan supaya kejahatan yang sama tidak
muncul lagi." Pentingnya menanamkan kesadaran antikorupsi lewat
pendidikan itu pula yang mendorong Tony memelopori kelahiran program
studi international postgraduate certificate course in corruption
studies di Hongkong University. Itu merupakan program studi pertama di
dunia. 

Spoiler for Tony Kwok: [Hide] 






sumber: http://www.kaskus. us/showthread. php?t=2761826
<http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2761826> 


 

. 

 

 


=================================================
IMPORTANT - This electronic communication and any attachments may contain 
confidential and/or legally privileged information, and may only be used by the 
authorized recipients. If you receive this electronic communication in error, 
please delete all copies and advise the sender immediately. Any unauthorized 
dissemination, distribution or copying of this electronic communication or any 
attachments is strictly prohibited.


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke