----- Pesan Diteruskan ----
Dari: "arif.hars...@t-online.de" <arif.hars...@t-online.de>
Kepada: temu_eropa <temu_er...@yahoogroups.com>; JKI 
<jaringan-kerja-indone...@googlegroups.com>; LISI <l...@yahoogroups.com>; 
indonesia_damai <indonesia_da...@yahoogroups.com>
Terkirim: Sel, 24 November, 2009 14:32:17
Judul: [LISI] FW: Testimoni Sri Mulyani: Saya tak mau dibui (Senjakala Para 
Ekonom Neoliberal?)

  

http://www.inilah. com/berita/ politik/2009/ 11/24/184553/ testimoni-
sri-mulyani- saya-tak- mau-dibui/

INILAH.com,
24.11.2009

Testimoni Sri Mulyani: Saya Tak Mau Dibui

INILAH.COM, Jakarta - Ada pengakuan menarik soal sikap Menteri Keuangan
Sri Mulyani terhadap kasus Bank Century. Bahwa, dalam kapasitas sebagai
pengambil keputusan pengucuran dana Century, dia tidak mau dipenjara.
Karena itu, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa dia telah ditipu.
Pengakuan Sri Mulyani ini diungkapkan oleh Johan Silalahi dari Negarawan
Center dalam diskusi Chat after lunch di FX Plasa, Senayan, Jakarta,
Selasa (24/11).

''Saya sampaikan ke temen-temen media, bahwa pengakuan dari Sri Mulyani
sudah keluar. 
Saya kutip itu dan saya sampaikan di situ secara terbuka. Yaitu, dalam
kasus Bank Century ini dia tidak tahu. Tepatnya, dia tertipu. Sri
Mulyani sendiri sudah pernah ditanya oleh seorang pejabat negara, dalam
kasus Century: kamu mau dipenjara atau tidak?''

Nah, menurut Johan, saat itulah muncul pengakuan dari Sri Mulyani bahwa
dia tak mau dipenjara. Karena itu, muncul pengakuan bahwa dia (Sri
Mulyani) merasa ditipu dalam pengambilan keputusan bail out kasus Bank
Century oleh Bank Indonesia.

''Itulah yang mesti dipertanyakan, kenapa orang seperti Sri Mulyani,
yang dikenal sangat taat azas, bahkan untuk urusan uang Rp 20 miliar
saja bisa sangat teliti, tiba-tiba menjadi begitu tidak prudent-nya
dalam memutuskan pengucuran dana Rp 6,7 triliun,'' kata Johan.
Ditambah lagi, pengucuran itu dilakukan pada hari Minggu. ''Ini
benar-benar aneh. Pengucuran dana dilakukan di luar hari kerja,'' kata
Johan.

Karena itu, Johan menyebut bahwa kasus Bank Century adalah skandal
kenegaraan. ''Ini arahnya sudah jelas, bahwa yang harus bertanggung
jawab adalah Menteri Keuangan sebagai Ketua Komite Stabilitas Sistem
Keuangan, dan Boediono sebagai Gubernur Bank Indonesia ketika itu,''
kata Johan.

Diskusi yang digelar oleh Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini,
dipandu oleh dosen FE-UI, Taufik Bahaudin. 
Selain Johan, staf pengajar ekonomi UI, Berly Martawardaya, juga sepakat
dengan Johan. 
Bahwa, terjadi rekayasa dalam kasus Bank Century. ''Sebab, dari kacamata
akademisi, jelas sekali ada standar untuk menentukan Bank Gagal yang
berimplikasi sistemik,'' katanya.

Artinya, apa yang tejadi pada bail-out Century, terlalu banyak indikasi
penyimpangan. Terutama yang berkaitan dengan kebijakan penentuan
pemberian dana talangan.
Irman Putra Sidi, pengamat hukum tata negara, yang juga hadir dalam
diskusi sebagai pembicara, sudah jelas alur dari kasus Bank Century ini.

''Kemarin, ada dua peristiwa penting yang menunjukkan pada kita bahwa
memang terjadi skandal di dalam tata kenegaraan kita. Yaitu, sikap
Demokrat yang tiba-tiba mendukung Hak Angket. Yang kedua, yaitu pidato
Presiden SBY, khususnya soal Bank Century. Di situ sudah jelas, bahwa
sikap Presiden terhadap dana Century adalah menyebut dana itu sebagai
dana haram,'' katanya.
Artinya, kasus Century ini akan terus bergulir. Karena itu, Firman
melihat:''Jika alurnya mulus, maka jelas bahwa Hak Angket akan terus
bergulir. Ada ketidaklaziman di tubuh pemerintahan karena adanya kasus
Bank Century itu. 
Sekali lagi, kalau alurnya mulus, maka sudah jelas bahwa arah Hak Angket
adalah impeachment terhadap Menteri 
Keuangan dan Gubernur BI saat itu. Maka, kita tinggal menunggu saja
untuk memiliki Wakil Presiden yang baru,'' kata Irman.[ims]

***





      Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke 
Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke