Bung Enda,

manifestasi terpenting dari negara adalah monopoli kekerasan dan 
monopoli pajak.
Pemerintah2 kita dasa warsa terakhir ini tidak tegas membela monopoli 
ini dan sesungguhnya sudah membiarkan kanker busuk merambah negara kita.

Usaha SMI menegakan monopoli pajak tidak tegas didukung oleh seluruh 
sistem kelembagaan negara kita termasuk RI I, sebab itu usul Anda supaya 
SMI mundur bisa dimengerti.

Salam

Hok An


irmec schrieb:
>  
>
> Aku mau argue nih bung Oka. Menurut pelajaran sejarah yg kudpt, ngak 
> ada satu negarapun yg belajar dulu berdemokrasi, sebelum berdemokrasi.
>
> Ketika Amerika Serikat memutuskan ikut demokrasi, itu benar2 romatisme 
> dari pelajaran2 klasik dari para pendiri negara mereka.
>
> kupikir demokrasi bukan seperti kita berenang di kolam renang yg 
> tenang. Sebaliknya masuk ke demokrasi sperti masuk ke uncharted water.
>
> Tapi, aku sgt setuju bahwa kita memang lagi lack leadership. Contoh yg 
> paling anyar kupikir terlalu lamanya SBY menyatakan dukungannya 
> terhadap SMI dan Boediono. Seharusnya dari awal kasus dia seharusnya 
> menyatakan dukungannya. Kali, kalau aku SMI atau Boediono aku mending 
> resign, kalau bos ngak muncul2 dgn back-upnya.
>
> Minggu lalu, aku ngobrol dgn seorang pejabat kedutaan asing di 
> Jakarta. ketika aku highlight issue tsb, dia ketawa. Dia joke bhw tiap 
> kali ada kasus berat, SBY seperti run away dari kasus dgn keluar 
> negeri. Mungkin kebetulan, kataku...Tapi...
>
> Cheers
> Enda
>
> --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
> <mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com>, "oka.widana" 
> <o...@...> wrote:
> >
> > Saya copas berita dari Kompas Online, hari ini, entah diversi cetak 
> ada atau
> > tidak, berhubung sudah lama tak lagi langganan surat kabar, thanks to
> > mobile internet =D.
> >
> >
> >
> > Saya jadi teringat beberapa hari lalu berkesempatan ngobrol2 dan dinner
> > dengan kenalan baru saya, seorang Indonesian Chinese perantauan. Ada
> > kata2nya yang membuat saya terbahak,"Kita itu ibarat orang nekat 
> yang sudah
> > tahu dan dikasih tahu, kalo ngak pernah belajar renang, ya jangan 
> nyemplung
> > kelaut, tetapi tetap nekat nyemplung juga... ya mati dong. Sama dengan
> > demokrasi, kita tak pernah belajar tak pernah berlatih, tetapi langsung
> > ngebut menerapkan demokrasi, ya akibatnya.......".
> >
> >
> >
> > IMHO demokrasi jelas bukan renang dilaut. Di Amerika pun, menerapkan
> > demokrasi ngak sekali jadi, tetapi dengan belajar dari pengalaman. Kita,
> > belajar dari pengalaman orang lain dan pengalaman kita sendiri. Yang 
> penting
> > adalah leadership dari leader yang punya visi kemajuan bangsa ini, bukan
> > kemajuan keluarga atau partainya. Nah soal leadership ini yang kita ngak
> > punya. Atau, kalo ini dianggap sebagai pembelajaran, besok-besok jangan
> > pilih leader semata-mata karena iklan di TV.
> >
> >
> >
> > Oka Widana
>
> 

Kirim email ke