Indonesia seperti murid yang tidak mengerjakan PR nya. Begitu tiba waktunya
untuk dikumpulkan, jadi kelabakan sendiri.[?]

Bakalan nambah banyak pengangguran nich. haiyya ...[?]

Pada 6 Januari 2010 16:38, Oka Widana <oka.wid...@indosat.net.id> menulis:

>
>
> FTA mulai 01 Januari 2009, tapi gaungnya hilang ditelan issue Century, buku
> "Gurita Cikeas" dan gelar pahlawan bagi alm Gus Dur. Biasalah orang
> Indonesia, selalu salah fokus, terlambat bereaksi dan pandai menyalahkan
> orang lain. Issue FTA, kan mestinya sudah menjadi perhatian 10 tahun lalu
> (diawali kunjungan Gus Dur ke China dan aktanya ditanda-tangani ketika
> jaman
> ibu Mega)
>
> Sudah ada 8 sektor industri yang minta perlindungan antara lian Besi Baja,
> Makanan Minuman, Kimia karbon, Textile dan produk textile, alas kaki dll.
> Rata-rata memang industri padat karya yang bernilai sedikit added value,
> pasti akan langsung terbantai dengan produk2 China ini, artinya dalam
> jangka
> pendek kemungkinan akan ada gelombang PHK.
>
> Topik yang menarik, bukan dari kacamata konsumen, saya kira. Tetapi dari
> pembinaan industri dalam negeri dan pada akhirnya pengaruh terhadap
> pertumbuhan ekonomi.
>
> Oka Widana
>
> Pedagang Pasar: FTA ASEAN China Untungkan Ritel Moderen
>
> Suhendra - detikFinance
>
> Foto: dok.detikFinance
>
> Jakarta - Para pedagang pasar tradisional yang tergabung dalam Asosiasi
> Pedagagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) merasa para ritel moderen sangat
> diuntungkan dengan diberlakukannya perdagangan bebas atau Free Trade
> Agreement (FTA) ASEAN-China.
>
> Peritel-peritel asing seperti Giant dan Carrefour dituding lebih memilih
> melakukan impor langsung untuk produk-produk seperti alas kaki, pakaian,
> makanan dan minuman dari China karena dianggap lebih murah.
>
> Walhasil, langkah ini membuat pedagang pasar resah karena dipastikan
> barang-barang impor itu lebih murah dan mengancam persaingan usaha pelaku
> pasar tradisional.
>
> Di sisi lain para pedagang pasar untuk melakukan impor secara langsung
> tidak
> memungkinkan, paling-paling hanya mengandalkan jalur rantai distribusi yang
> panjang dari importir sehingga harganya kompetitif.
>
> Sekretaris Jenderal APPSI Ngadiran mengatakan impor langsung oleh peritel
> moderen itu berdampak pada harga yang lebih miring hingga 20% dari produk
> lokal. Maklum saja para pedagang pasar mengklaim justru lebih banyak
> menjual
> barang-barang lokal yang dianggap kurang kompetitif.
>
> "Adanya FTA ini toko ritel moderen diuntungkan, karena bisa impor langsung
> pastinya harganya lebih murah dari kita," kata Ngadiran saat dihubungi
> detikFinance , Rabu (6/1/2009).
>
> Ia mengatakan berdasarkan laporan dari anggotanya di tingkat grosir di
> beberapa Pasar Tanah Abang,Pasar senen, Pasar Jatinegara barang-barang
> impor
> eks China
>
> seperti alas kaki, pakaian jadi, makanan dan minuman sudah sangat cepat
> masuk ke pasar dalam negeri per tanggal 5 Januari lalu.
>
> Padahal kata dia, berlakunya FTA baru berlangsung per tanggal 1 Januari
> 2010, itu pun diselingi oleh libur panjang. "Makanya saya kaget kok bisa
> secepat itu," katanya.
>
> Sementara itu salah satu pelaku ritel moderen seperti Carrefour melalui
> Director Corporate Affairs PT Carrefour Irawan D Kadarman mengakui selama
> ini pihaknya
>
> malakukan langkah impor langsung terhadap beberapa jenis produk yang dijual
> Carrefour.
>
> Namun impor langsung tersebut relatif sangat sedikit dari total porsi
> barang
> impor. Itu pun hanya produk-produk yang hanya dibuat diluar negeri. Selain
> itu, impor langsung lebih efektif jika barang-barang itu berasal dari
> negara
> jaringan Carrefour dalam hal ini barang-barang impor dari Perancis.
>
> "Yang kita jual itu 95% adalah barang-barang produksi lokal,sisanya
> barang-barang impor karena memenuhi permintaan konsumen," kata Irawan.
>
> Ia menjelaskan barang-barang impor yang ada di Carrefour selain diimpor
> langsung oleh pihak Carrefour, namun mayoritas lebih banyak diperoleh
> pemasok dari importir lain. Barang-barang yang diimpor langsung oleh
> Carrefour lebih banyak pada produk yogurt, produk-produk pangan dan
> lain-lain.
>
> "Ritel boleh melakukan impor langsung, asalkan ada izinnya," jelasnya.
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
> 
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke