memangnya sistem selain neolib itu seperti apaan sih pak Yadi? emang sebelum
5 tahun lalu sistem apa yang dipake? klo jaman suharto sistem apaan? setahu
saya nih ya.. sistem yang sekarang pertanggungjawaban nya jauh lebih jelas
dari pada jaman suharto.. suharto batuk aja udah cukup alasan buat alasan
sistemik.

maaf saya masih newbi jadi masih bingung sistem yang bagus tuh ciri cirinya
kaya apa?


Gautama Seti



Pada 21 Januari 2010 22:26, Yadi Setiadi <y.seti...@gmail.com> menulis:

>
>
>
> Nampaknya ini akan menjadi awal dari perlawanan terhadap pola kepemimpinan
> SBY yang mengandalkan kebijakan2 ekonominya pada sistem neoliberalisme
> seperti lima tahun sebelumnya. Kita pantas menaruh harapan agar dalam
> pergulatan pemikiran dan perdebatan di parlemen itu dapat membuahkan sebuah
> terobosan dan cara pandang baru bagi publik (secara lebih luas) dalam
> menilai 'kesejahteraan untuk semua'.
>
> Kita juga pantas berharap agar bangsa ini bisa mulai melahirkan ekonom2
> kreatif, karena teori2 ekonomi yang diterapkan selama ini sudah tercerabut
> dari akar 'filosofi yang luhur'. Semestinya para ekonom tak hanya terpaku
> pada textbook semata dan berkiblat ke barat an-sich, tetapi sejatinya mulai
> menggali lebih mendalam sampai ke akar filosofisnya.
>
> Katakanlah: Seharusnya akar filsafat ilmu ekonomi adalah 'ilmu untuk
> mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bersama'.
>
> Semoga di antara narasumber2 yang berbicara di depan publik itu minimal ada
> satu orang atau satu kelompok yang cemerlang dan mempunyai gairah tinggi
> untuk mencipta (kreatif). Bangsa Cina mampu menciptakan formula
> -teori/praktik- ekonomi yang cocok sekaligus unggul untuk mereka sendiri,
> maupun untuk bersaing ke kancah internasional. Kita semestinya lebih dari
> mampu....!
>
> Namun kalau kita terlalu bebal dan terus-menerus bermental budak dengan
> tetap bergantung pada kekuatan asing (status quo) seperti yang terjadi
> selama ini, maka ada baiknya kita belajar dari 'kebijaksanaan ala abu nawas
> seperti dalam cerita 1001 malam'.
>
> Kita harus memberi tanggungjawab yang sangat berat kepada para ekonom kita.
> Kalau mereka membuat kebijakan2 ekonomi yang berhasil.... , mereka berhak
> mendapatkan hadiah pundi2 emas.
>
> Sebaliknya kalau ternyata mereka gagal, membuat kita makin terpuruk, makin
> mempunyai ketergantungan terhadap negara2 barat dan bahkan kebijakan2 yang
> dihasilkan malah ber-ekses kriminal, maka hukuman yang setimpal siap
> menanti....bui adalah tempat yang nyaman untuk menghabiskan masa-masa
> pensiunnya!
>
> Salam
> YS
>
>
> Sent from my MobileDevice®
>
>
> -----Original Message-----
> From: Ical Moci <ical.m...@gmail.com>
> Date: Thu, 21 Jan 2010 19:47:48
> To: <AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com>; <
> ekonomi-syar...@yahoogroups.com>; <ekonomi-nasio...@yahoogroups.com>; <
> finance-fo...@yahoogroups.com>; <feugm...@yahoogroups.com>
> Subject: [Keuangan] Kesalahan atau Kejahatan
>
> Lord Erlington: “….pemimpin yang tak melakukan kesalahan adalah pemimpin
> yang tak melakukan apa-apa…”.
> Kalau semua pemimpin yang salah mengambil keputusan diidentikkan dengan
> penjahat, maka tersenyumlah semua penjahat....
>
>
> =======================
> *Sri, Kesalahan atau Kejahatan
> *
> Sebagai rakyat biasa, belakangan ini saya sering sakit kepala menyaksikan
> siaran tentang ”pengadilan”. Apalagi ”pengadilan” yang mengusik nurani.
> ”Pengadilan” itu mencari ”kesalahan” dan setiap menemukan kesalahan, mereka
> minta dicatat dan ditindaklanjuti. Yang ”bersalah” agar dihukum.
>
> Vonis hukuman pun memiliki beragam motif. Tidak melulu untuk menimbulkan
> efek jera atau memberi rasa keadilan. Ada vonis yang bertujuan sekadar
> menjalankan tugas, menyenangkan atasan, menjalankan aspek-aspek
> legalistik-formal, balas dendam, dan mempermalukan orang.
>
> Kalau penjara semakin penuh, dan penjahat negara makin banyak ditangkap dan
> tak pernah berhenti, jangan-jangan kita telah lebih banyak menangkap orang
> yang ”bersalah” ketimbang yang jahat. Kita semua tentu menginginkan, dengan
> demokrasi, Indonesia bisa berubah menjadi bangsa yang besar. Namun, untuk
> menjadi bangsa yang besar, para elite dan pemimpinnya harus bisa membedakan
> antara kesalahan dan kejahatan.
>
> *Perubahan dan kesalahan
> *
> Setiap kali menghadapi perubahan, seorang pemimpin selalu menghadapi
> suasana
> yang dilematis. Mengambil langkah A dan B, menolong atau membiarkan mati,
> mengambil langkah berani yang berisiko atau mendiamkan saja.
>
> Lord Erlington mengatakan, pemimpin yang tak melakukan kesalahan adalah
> pemimpin yang tak melakukan apa-apa. Karena itu, di era perubahan ini
> banyak
> ditemui pemimpin dan birokrat yang tak melakukan apa-apa. Serapan dana APBN
> rendah, proyek yang dikerjakan yang gampang- gampang saja dan rutin. Tak
> ada
> yang baru, apalagi terobosan (breakthrough). Hasilnya menjadi bagus: posisi
> aman, jabatan terus diperpanjang atasan.
>
> Sebaliknya, mereka yang melakukan breakthrough menghadapi risiko tinggi
> sebab perubahan sering kali harus dimulai dengan penghancuran
> belenggu-belenggu dan kekuasaan-kekuasaan lama. Risiko mengalami benturan,
> perlawanan dan kemungkinan ”salah” atau dipersalahkan sangat besar.
>
> Mereka justru dipecat, diganti, atau diadili. Menghadapi krisis atau
> perubahan kalau tidak direspons bisa mati, tetapi kalau dihadapi dan
> keputusan yang diambil salah, mati juga. Karena itu, pemimpin yang
> menghadapi perubahan dan mau mengatasinya berpotensi melakukan kesalahan.
> Namun, apakah kesalahan otomatis sebuah kejahatan?
>
> Herbert Simon, ahli ekonomi-politik, penerima hadiah Nobel Ekonomi 1978,
> menandaskan, ”Percuma ’mengadili’ keputusan yang sudah diambil. Apalagi
> bila
> digunakan ’rasionalitas’, karena dalam setiap pengadilan keputusan
> strategis
> setiap pemimpin selalu ditengarai oleh suasana keterbatasan.”
>
> Keterbatasan itulah yang mungkin dihadapi oleh mantan Wakil Presiden M
> Jusuf
> Kalla, mantan Gubernur Bank Indonesia Boediono, atau Menkeu Sri Mulyani
> Indrawati. Keterbatasan atau ketidaklengkapan informasi, terbatasnya waktu,
> banyak celah hukum, kecerdikan penjahat yang memanfaatkan situasi, lemahnya
> sistem komunikasi, kesibukan para atasan, dan tentu saja keterbatasan otak
> manusia.
>
> Dengan demikian, percuma mencari-cari kesalahan pengambilan keputusan yang
> diambil Sri Mulyani. Percuma mempersoalkan efek sistemik atau tidak, atau
> kebijakan-kebijakan yang diambil, sementara penjahat yang melakukan
> kejahatan dibiarkan menari-nari dan menikmati keuntungan. Dalam teori
> bounded-rationality, Herbert Simon menegaskan, secara psikologi, manusia
> pengambil keputusan hanyalah partly rational.
>
> *Bersyukurlah
> *
> Selain harus mampu membedakan antara kesalahan dengan kejahatan, bangsa
> Indonesia juga harus belajar melihat jauh ke depan. Seligman, Bapak
> Psikologi Positif, mengatakan, ”Sumber kebahagiaan suatu bangsa sangat erat
> hubungannya dengan rasa syukur dan motivasi membalas.”
>
> Kita patut bersyukur kesalahan yang diambil Sri tidak merembet ke
> mana-mana.
> Ini dapat berarti dari 100 keputusan yang diambilnya, 99 persen di
> antaranya
> berujung pada hasil yang baik. Rasa syukur ini bukanlah sebuah pembenaran
> terhadap sebuah kesalahan, tetapi merupakan alat untuk bertindak dan berani
> menghadapi perubahan.
>
> Rasa syukur adalah modal penting untuk mendorong optimisme. Seperti kata
> Seligman, ”Manusia selalu memiliki dua jenis harapan, yaitu harapan bagus
> dan harapan buruk.” Saya khawatir kalau para elite terus memperbesar
> ”harapan-harapan buruk”, segala optimisme yang melahirkan ”harapan-harapan
> bagus” habis ditelan ”harapan-harapan buruk”.
>
> Sebagai bangsa yang belum benar-benar kaya, kita hendaklah jangan gegabah
> membuang baju hanya gara-gara sehelai benangnya lepas sehingga seakan-akan
> seluruh jalinannya terburai.
>
> Kita juga harus mulai menghentikan efek dendam keris Empu Gandring dan
> bukan
> memelihara dendam. Kalau semua pemimpin yang salah mengambil keputusan
> diidentikkan dengan penjahat, maka tersenyumlah semua penjahat....
>
> *Rhenald Kasali *Guru Besar Manajemen Universitas Indonesia
>
> Source:
>
> http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/01/20/04262490/sri.kesalahan.atau.kejahatan
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> ------------------------------------
>
> =========================
> Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com
> -------------------------
> Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join
> http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
> -------------------------
> Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
> http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
> =========================
> Perhatian :
> - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor
> posting sebelumnya
> - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota
> yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
> - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan
> ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
> ------------------------------------
>
> =========================
> Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com
> -------------------------
> Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join
> http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
> -------------------------
> Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
> http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
> =========================
> Perhatian :
> - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor
> posting sebelumnya
> - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota
> yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
> - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan
> ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links
>
>
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

=========================
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-------------------------
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-------------------------
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=========================
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
    ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke