Pengaturan&Penegakan hukum yaa om...?!

Klo presidennya gmn om?

Semua sih dr atasnya tuh..
Klo andaikan polisinya kaya pak sugeng..semua dibasmi, tp mentok ke presidennya 
(niat dr presiden akan penegakan hukum setinggi mungkin).
Klo baca buku sugeng, pada jaman itu para polisi tdk ada yg brani nyeleweng. 
Karena kapolrinya aja kg nyeleweng. Tp slalu mentah ke presiden (pak harto).


Wah bakal puanjang nih critanya..
Tp ak tidak mau merembet akan kesalahan pak sby. Tp sudah lumayan dbanding 
jaman sblmnya..
Cuma kurang keras lagi aja tuh..

Imho loh..




Cheers,
Reja






*sent with telkomselflash & iphonenya,yg sama2 menyebalkan...

On Jan 21, 2010, at 11:55 PM, ndewa...@mail.tempo.co.id wrote:

Menurut saya, sistem ekonomi nggak terlalu penting.
Siapa yang menjadi menteri ekonomi juga nggak
terlalu penting.

Di negeri dengan tingkat korupsi begitu parah ini yang
jauh lebih penting adalah aksi pemberantasan korupsi.
Maka yang lebih perlu diperhatikan bukan siapa yang
menjadi menteri keuangan atau menko perekonomian
melainkan siapa yang menjadi kapolri dan jaksa agung.

Guys,
>
> Ganti subjectnya ya... Monggo diterusin
>
> Salam
>
> Ryan
> Sent from my BlackBerry® pake perangko Rp 5.000
>
> -----Original Message-----
> From: Rejadado <reja_d...@yahoo.com>
> Date: Thu, 21 Jan 2010 07:51:02
> To:
> AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com<AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com>
> Subject: Re: [Keuangan] Kesalahan atau Kejahatan
>
> Semuanya ada di daerah abu2..
>
> Triak2 anti neolip, tp dia punya mercy&bmw..
> Cape deh..
>
> Yaa batasannya blm ada, dan pendapat orang2 beda2..
>
> Klo mau masuk aja ke pasar sistem syariah(nyambung kg yaa dgn topiknya?).
> :))
>
> Imho (ini my humble opinion) loh..
>
>
>
> Cheers,
> Reja yg seorang mahasiswa yg kg lulus dll.
>
>
> *sent with telkomselflash & iphonenya,yg sama2 menyebalkan...
>
> On Jan 21, 2010, at 10:34 PM, gautama seti <gautamas...@gmail.com> wrote:
>
> memangnya sistem selain neolib itu seperti apaan sih pak Yadi? emang
> sebelum
> 5 tahun lalu sistem apa yang dipake? klo jaman suharto sistem apaan?
> setahu
> saya nih ya.. sistem yang sekarang pertanggungjawaban nya jauh lebih
> jelas
> dari pada jaman suharto.. suharto batuk aja udah cukup alasan buat alasan
> sistemik.
>
> maaf saya masih newbi jadi masih bingung sistem yang bagus tuh ciri
> cirinya
> kaya apa?
>
>
> Gautama Seti
>
>
>
> Pada 21 Januari 2010 22:26, Yadi Setiadi <y.seti...@gmail.com> menulis:
>
>
>
>
> Nampaknya ini akan menjadi awal dari perlawanan terhadap pola
> kepemimpinan
> SBY yang mengandalkan kebijakan2 ekonominya pada sistem neoliberalisme
> seperti lima tahun sebelumnya. Kita pantas menaruh harapan agar dalam
> pergulatan pemikiran dan perdebatan di parlemen itu dapat membuahkan
> sebuah
> terobosan dan cara pandang baru bagi publik (secara lebih luas) dalam
> menilai 'kesejahteraan untuk semua'.
>
> Kita juga pantas berharap agar bangsa ini bisa mulai melahirkan ekonom2
> kreatif, karena teori2 ekonomi yang diterapkan selama ini sudah
> tercerabut
> dari akar 'filosofi yang luhur'. Semestinya para ekonom tak hanya terpaku
> pada textbook semata dan berkiblat ke barat an-sich, tetapi sejatinya
> mulai
> menggali lebih mendalam sampai ke akar filosofisnya.
>
> Katakanlah: Seharusnya akar filsafat ilmu ekonomi adalah 'ilmu untuk
> mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bersama'.
>
> Semoga di antara narasumber2 yang berbicara di depan publik itu minimal
> ada
> satu orang atau satu kelompok yang cemerlang dan mempunyai gairah tinggi
> untuk mencipta (kreatif). Bangsa Cina mampu menciptakan formula
> -teori/praktik- ekonomi yang cocok sekaligus unggul untuk mereka sendiri,
> maupun untuk bersaing ke kancah internasional. Kita semestinya lebih dari
> mampu....!
>
> Namun kalau kita terlalu bebal dan terus-menerus bermental budak dengan
> tetap bergantung pada kekuatan asing (status quo) seperti yang terjadi
> selama ini, maka ada baiknya kita belajar dari 'kebijaksanaan ala abu
> nawas
> seperti dalam cerita 1001 malam'.
>
> Kita harus memberi tanggungjawab yang sangat berat kepada para ekonom
> kita.
> Kalau mereka membuat kebijakan2 ekonomi yang berhasil.... , mereka berhak
> mendapatkan hadiah pundi2 emas.
>
> Sebaliknya kalau ternyata mereka gagal, membuat kita makin terpuruk,
> makin
> mempunyai ketergantungan terhadap negara2 barat dan bahkan kebijakan2
> yang
> dihasilkan malah ber-ekses kriminal, maka hukuman yang setimpal siap
> menanti....bui adalah tempat yang nyaman untuk menghabiskan masa-masa
> pensiunnya!
>
> Salam
> YS
>
>
> Sent from my MobileDevice®
>
>
> -----Original Message-----
> From: Ical Moci <ical.m...@gmail.com>
> Date: Thu, 21 Jan 2010 19:47:48
> To: <AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com>; <
> ekonomi-syar...@yahoogroups.com>; <ekonomi-nasio...@yahoogroups.com>; <
> finance-fo...@yahoogroups.com>; <feugm...@yahoogroups.com>
> Subject: [Keuangan] Kesalahan atau Kejahatan
>
> Lord Erlington: “….pemimpin yang tak melakukan kesalahan adalah
> pemimpin
> yang tak melakukan apa-apa…”.
> Kalau semua pemimpin yang salah mengambil keputusan diidentikkan dengan
> penjahat, maka tersenyumlah semua penjahat....
>
>
> =======================
> *Sri, Kesalahan atau Kejahatan
> *
> Sebagai rakyat biasa, belakangan ini saya sering sakit kepala menyaksikan
> siaran tentang ”pengadilan”. Apalagi ”pengadilan” yang mengusik
> nurani.
> ”Pengadilan” itu mencari ”kesalahan” dan setiap menemukan
> kesalahan, mereka
> minta dicatat dan ditindaklanjuti. Yang ”bersalah” agar dihukum.
>
> Vonis hukuman pun memiliki beragam motif. Tidak melulu untuk menimbulkan
> efek jera atau memberi rasa keadilan. Ada vonis yang bertujuan sekadar
> menjalankan tugas, menyenangkan atasan, menjalankan aspek-aspek
> legalistik-formal, balas dendam, dan mempermalukan orang.
>
> Kalau penjara semakin penuh, dan penjahat negara makin banyak ditangkap
> dan
> tak pernah berhenti, jangan-jangan kita telah lebih banyak menangkap
> orang
> yang ”bersalah” ketimbang yang jahat. Kita semua tentu menginginkan,
> dengan
> demokrasi, Indonesia bisa berubah menjadi bangsa yang besar. Namun, untuk
> menjadi bangsa yang besar, para elite dan pemimpinnya harus bisa
> membedakan
> antara kesalahan dan kejahatan.
>
> *Perubahan dan kesalahan
> *
> Setiap kali menghadapi perubahan, seorang pemimpin selalu menghadapi
> suasana
> yang dilematis. Mengambil langkah A dan B, menolong atau membiarkan mati,
> mengambil langkah berani yang berisiko atau mendiamkan saja.
>
> Lord Erlington mengatakan, pemimpin yang tak melakukan kesalahan adalah
> pemimpin yang tak melakukan apa-apa. Karena itu, di era perubahan ini
> banyak
> ditemui pemimpin dan birokrat yang tak melakukan apa-apa. Serapan dana
> APBN
> rendah, proyek yang dikerjakan yang gampang- gampang saja dan rutin. Tak
> ada
> yang baru, apalagi terobosan (breakthrough). Hasilnya menjadi bagus:
> posisi
> aman, jabatan terus diperpanjang atasan.
>
> Sebaliknya, mereka yang melakukan breakthrough menghadapi risiko tinggi
> sebab perubahan sering kali harus dimulai dengan penghancuran
> belenggu-belenggu dan kekuasaan-kekuasaan lama. Risiko mengalami
> benturan,
> perlawanan dan kemungkinan ”salah” atau dipersalahkan sangat besar.
>
> Mereka justru dipecat, diganti, atau diadili. Menghadapi krisis atau
> perubahan kalau tidak direspons bisa mati, tetapi kalau dihadapi dan
> keputusan yang diambil salah, mati juga. Karena itu, pemimpin yang
> menghadapi perubahan dan mau mengatasinya berpotensi melakukan kesalahan.
> Namun, apakah kesalahan otomatis sebuah kejahatan?
>
> Herbert Simon, ahli ekonomi-politik, penerima hadiah Nobel Ekonomi 1978,
> menandaskan, ”Percuma ’mengadili’ keputusan yang sudah diambil.
> Apalagi
> bila
> digunakan ’rasionalitas’, karena dalam setiap pengadilan keputusan
> strategis
> setiap pemimpin selalu ditengarai oleh suasana keterbatasan.”
>
> Keterbatasan itulah yang mungkin dihadapi oleh mantan Wakil Presiden M
> Jusuf
> Kalla, mantan Gubernur Bank Indonesia Boediono, atau Menkeu Sri Mulyani
> Indrawati. Keterbatasan atau ketidaklengkapan informasi, terbatasnya
> waktu,
> banyak celah hukum, kecerdikan penjahat yang memanfaatkan situasi,
> lemahnya
> sistem komunikasi, kesibukan para atasan, dan tentu saja keterbatasan
> otak
> manusia.
>
> Dengan demikian, percuma mencari-cari kesalahan pengambilan keputusan
> yang
> diambil Sri Mulyani. Percuma mempersoalkan efek sistemik atau tidak, atau
> kebijakan-kebijakan yang diambil, sementara penjahat yang melakukan
> kejahatan dibiarkan menari-nari dan menikmati keuntungan. Dalam teori
> bounded-rationality, Herbert Simon menegaskan, secara psikologi, manusia
> pengambil keputusan hanyalah partly rational.
>
> *Bersyukurlah
> *
> Selain harus mampu membedakan antara kesalahan dengan kejahatan, bangsa
> Indonesia juga harus belajar melihat jauh ke depan. Seligman, Bapak
> Psikologi Positif, mengatakan, ”Sumber kebahagiaan suatu bangsa sangat
> erat
> hubungannya dengan rasa syukur dan motivasi membalas.”
>
> Kita patut bersyukur kesalahan yang diambil Sri tidak merembet ke
> mana-mana.
> Ini dapat berarti dari 100 keputusan yang diambilnya, 99 persen di
> antaranya
> berujung pada hasil yang baik. Rasa syukur ini bukanlah sebuah pembenaran
> terhadap sebuah kesalahan, tetapi merupakan alat untuk bertindak dan
> berani
> menghadapi perubahan.
>
> Rasa syukur adalah modal penting untuk mendorong optimisme. Seperti kata
> Seligman, ”Manusia selalu memiliki dua jenis harapan, yaitu harapan
> bagus
> dan harapan buruk.” Saya khawatir kalau para elite terus memperbesar
> ”harapan-harapan buruk”, segala optimisme yang melahirkan
> ”harapan-harapan
> bagus” habis ditelan ”harapan-harapan buruk”.
>
> Sebagai bangsa yang belum benar-benar kaya, kita hendaklah jangan gegabah
> membuang baju hanya gara-gara sehelai benangnya lepas sehingga
> seakan-akan
> seluruh jalinannya terburai.
>
> Kita juga harus mulai menghentikan efek dendam keris Empu Gandring dan
> bukan
> memelihara dendam. Kalau semua pemimpin yang salah mengambil keputusan
> diidentikkan dengan penjahat, maka tersenyumlah semua penjahat....
>
> *Rhenald Kasali *Guru Besar Manajemen Universitas Indonesia
>
> Source:
>
> http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/01/20/04262490/sri.kesalahan.atau.kejahatan
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> ------------------------------------
>
> =========================
> Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com
> -------------------------
> Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join
> http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
> -------------------------
> Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
> http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
> =========================
> Perhatian :
> - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor
> posting sebelumnya
> - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada.
> Anggota
> yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
> - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan
> ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
> ------------------------------------
>
> =========================
> Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com
> -------------------------
> Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join
> http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
> -------------------------
> Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
> http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
> =========================
> Perhatian :
> - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor
> posting sebelumnya
> - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada.
> Anggota
> yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
> - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan
> ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> ------------------------------------
>
> =========================
> Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com
> -------------------------
> Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join
> http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
> -------------------------
> Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
> http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
> =========================
> Perhatian :
> - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor
> posting sebelumnya
> - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada.
> Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
> - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan
> ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>





      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke