Rencana Obama Rontokkan Wall Street
*Nurul Qomariyah* - detikFinance

*Foto: Reuters *
<http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=a3db6179&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE>
*New York* - Saham-saham di Bursa Wall Street kembali rontok merespons
negatif rencana Presiden Barack Obama untuk membatasi langkah perbankan. Hal
itu dikhawatirkan bisa menggerus laba perbankan.

Obama menyatakan, bank-bank bakal tidak diperbolehkan lagi memiliki,
mensponsori ataupun menginvestasinya dananya di *hedge fund* guna meraup
laba. Padahal linis bisnis itu menjadi salah satu mesin peraup laba bagi
sebagian besar.

"Sepertinya bank-bank akan berjatuhan jika diberi peraturan seperti ini,"
ujar Tom Sowanick, analis dari The Omnivest Group seperti dikutip dari *
Reuters,* Jumat (22/1/2010).

Pada perdagangan Kamis (21/1/2010), indeks Dow Jones industrial average
(DJIA) ditutup merosot 213,27 poin (2,01%) ke level 10.389,88. Indeks
Standard & Poor's 500 juga melemah 21,56 poin (1,89%) ke level 1.116,48 dan
Nasdaq melemah 25,55 poin (1,12%) ke level 2.265,70.

Dow Jones mengalami kemerosotan besar dalam dua hari berturut-turut sejak
Juni 2009. Indeks Dow Jones dan S&P 500 mencetak penurunan harian terburuk
sejak Oktober 2009.

Saham-saham bank berjatuhan, dengan Goldman Sach merosot hingga 4,1%.
Padahal Goldman baru saja mengumumkan laba kuartal IV-2009 yang melebihi
ekspektasi analis. Saham JPMorgan Chase & Co anjlok 6,6%, Morgan Stanley
anjlok 4,2%, Citigroup merosot 5,5%, Bank of America turun 6,2%.

Kemerosotan saham-saham energi juga turut memberi pengaruh besar bagi
kejatuhan indeks saham di Wall Street. Saham energi merosot setelah harga
minyak mentah anjlok 2% ke level US$ 75,92 per barel. Saham Exxon Mobil
turun 2%, Chevron Corp turun 2,4%.

Volume perdagangan cukup tebal, dengan nilai transaksi di New York Stock
Exchange mencapai 1,5 miliar, di atas rata-rata tahun lalu yang mencapai
1,49 miliar. Di Nasdaq, transaksi mencapai 2,89 miliar, di atas rata-rata
tahun lalu yang mencapai 2,28 miliar.


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke