Aduh...maaf bung oka..secara logika saya belum ngerti kok 1.8 T ga ada artinya..mungkin ada yang bisa menjelaskan...
salam -kartes- On Mon May 3rd, 2010 8:32 AM CDT oka wrote: >Pertama-tama yng disampaikan alasan gedung dah miring...sekarang bilangnya Rp. >1,8 T ngak ada artinya dibandingkan Rp.1.100 T APBN yang diawasi DPR.... > > > > >Gedung Baru >Ketua DPR: Rp 1 Triliun Tak Ada Artinya >Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary >Senin, 3 Mei 2010 | 18:20 WIB >KOMPAS.com/Caroline Damanik > > >JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPR Marzuki Alie angkat bicara mengenai rencana >pembangunan gedung baru yang konon dianggarkan Rp 1,8 triliun. > >Marzuki mengatakan, angka Rp 1 triliun-an itu tak ada artinya jika >dibandingkan dengan penguatan dan peningkatan kualitas kerja Dewan dengan >adanya gedung baru tersebut. Adanya gedung baru dinilai akan meningkatkan >kinerja dan fungsi Dewan dalam pengawasan, budgeting, dan legislasi. > >"Kami bercita-cita ingin agar DPR menghasilkan produk berkualitas. Kalau orang >bilang, belum kerja sudah minta bangunan baru, maka kami berpikirnya jauh ke >depan. Nilai Rp 1 triliun dibandingkan Rp 1.100 triliun yang diawasi oleh >Dewan tidak ada artinya," kata Marzuki dalam jumpa pers di Gedung DPR, >Jakarta, Senin (3/5/2010) petang. > >Ia mengatakan, DPR harus berani mengambil keputusan pembangunan gedung itu >untuk perbaikan kinerja ke depan. Alasan pembangunan gedung baru, kata dia, >semata-mata karena Gedung Nusantara I sudah melebihi kapasitas. > >Gedung dengan daya tampung 800 orang saat ini sudah dihuni sekitar 2500 orang. >"Percayalah, kami akan mengawasi prosesnya. Kalau fungsi pengawasan budgeting >dilakukan dengan baik, Rp 1 triliun itu enggak ada artinya. Banyak manfaat dan >penghematan yang bisa dilakukan, kalau tugas pengawasan berjalan baik. Jangan >lihat nilai rupiah, tapi nilai manfaatnya," ujarnya. > >Mengenai anggaran Rp 1,8 triliun, Marzuki menjelaskan bahwa hal itu belum >diputuskan. Untuk tahap awal, Rp 250 miliar disetujui untuk menyiapkan grand >design yang ditargetkan selesai pada Agustus mendatang. Anggaran Rp 1,8 >triliun merupakan keputusan DPR 2004-2009. > >"Untuk perencanaan gedung setinggi 36 lantai di atas tanah 150.000 meter >persegi, berarti harga per meter mencapai Rp 16 juta. "Angka itu sangat mahal. >Kan ada standarnya. Kami akan sangat hati-hati dengan angka ini," ujar mantan >Sekjen Partai Demokrat tersebut. > >=========== > >Tidak Ada Laporan Kemiringan Gedung DPR >Laporan wartawan KOMPAS Haryo Damardono >Senin, 3 Mei 2010 | 17:01 WIB >KOMPAS.com/Caroline Damanik > >JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian >Pekerjaan Umum Sumaryanto Widayatin menegaskan, dalam laporan Badan Penelitian >dan Pengembangan Permukiman Kementerian PU tidak ada laporan mengenai >kemiringan Gedung Nusantara I DPR. > >"Dengan ketinggian gedung 99 meter, apabila terjadi kemiringan 7 derajat, maka >(gedung) akan mengalami simpangan (miring) 8 meter. Itu pasti terlihat jelas," >kata Sumaryanto Widayatin, Senin (3/5/2010) di Jakarta. > >Kementerian PU sebenarnya sudah mengaudit konstruksi gedung itu pada bulan >Oktober 2009. Audit konstruksi itu atas permintaan DPR untuk meneliti dampak >gempa bumi tanggal 2 September 2009. > >Menurut Sumaryanto, pemeriksaan dilakukan dalam dua tahap. Pertama, >pemeriksaan visual. Kedua, pemeriksaan detail. Pemeriksaan visual untuk >mengidentifikasi jenis dan tingkat kerusakan secara visual dengan atau tanpa >pengujian lapangan dan analisis struktur keseluruhan, baik terhadap kerusakan >komponen nonstruktur maupun struktur. > >========= > >Gedung Baru DPR Selesai 7 Tahun >Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary >Senin, 3 Mei 2010 | 16:11 WIB >KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO >Gedung Bundar DPR/MPR RI, Jakarta, Rabu (9/12). > >JAKARTA, KOMPAS.com — Anggaran Rp 25 miliar untuk tahap pertama pembangunan >gedung baru DPR disetujui dalam APBN-P tahun 2010. Dengan rancangan anggaran >total Rp 1,8 triliun, gedung tersebut akan selesai dalam 7 tahun anggaran. Hal >itu dikatakan Ketua Badan Anggaran DPR Harry Azhar Azis, Senin (3/5/2010) di >Gedung DPR, Jakarta. > >"Anggarannya sudah dialokasikan Rp 250 miliar untuk tahap pertama di tahun >2010. Berarti gedung itu baru bisa terhuni 7 tahun kemudian. Dan yang menghuni >bukan kami-kami, tapi anggota yang mendatang. Tapi rancangan anggaran belum >clear," ujar Harry. > >Gedung Nusantara I, yang merupakan pusat ruangan anggota Dewan, dinyatakan tak >layak huni karena sudah melebihi kapasitas. Harry mempertanyakan pernyataan >Kementerian PU yang mengungkapkan bahwa gedung tersebut tak mengalami >kerusakan berarti dan masih layak untuk ditinggali. > >"Saya tanya kembali ke PU, berani enggak nyatakan gedung itu layak huni? >Menteri PU-nya harus mengatakan itu layak huni. Beberapa anggota DPR saja >sudah tidak mau tinggal di situ," kata anggota Fraksi Partai Golkar ini. > >Dari rancangan biaya Rp 1,8 triliun, untuk konstruksi bangunan dialokasikan Rp >1,6 triliun dan Rp 200 miliar untuk perlengkapan dalam gedung. > >Bagaimana nasib Gedung Nusantara I? "Gedung lama akan digunakan untuk staf >ahli. Tapi bukan berarti nyawa staf ahli lebih rendah dibandingkan dengan >nyawa anggota Dewan," ujar dia. >