Boss Waidl,

Dari pengamatan saya (kamu awam bukan pakar ekonomi seperti Boss Waidl yang
punya data lengkap), menurut pengamatan saya salah satu prestasi Ibu Sri
Mulyani adalah berani mengambil keputusan untuk melakukan Bail out Bank
Century...tentu Ibu Sri Mulyani mengambil keputusan itu setelah
melakukan evaluasi yang matang dan tentu dengan banyak pertimbangan, mungkin
kalau mau jujur saya pikir mayoritas kita akan setuju bahwa kebijakan itulah
yang terbaik saat itu untuk mengatasi masalah tersebut. Jelas terlihat
figure seorang pemimpin yang handal berani mengambil keputusan tersebut. Dan
yang paling gress pertumbuhan ekonomi kita Q1 2010 cukup baik (maaf lupa
angka persis nya tapi kalau tidak salah dikisaran 5 percent lebih apakah itu
bukan suatu prestasi yang di acungi jempol?

Orang yang bekerja di World Bank tentu bukan orang sembarangan, saya pikir
kita harus mengaminkan itu, artinya kita harus angkat jempul buat Ibu Sri
Mulyani tapi kalau anda tidak mau agnkat jempol tidak apa2 saya angkat
jempol saya dua kali mewakili anda sekali hehehe Maaf saya tidak sependapat
dengan anda :))


Salam,
Stanley Naibaho
2010/5/6 wa idl <waidl2...@yahoo.com>

>
>
> Dear all,
>
> Saya membaca tulisan Rhenald Kasali, tidak ada yang substantif. Dia hanya
> berbicara 2 hal. Pertama, Bank Dunia adalah ukuran kebaikan, prestasi, dan
> pokoknya ukuran absolut termasuk dalam hal kinerja. Barang siapa yang
> diterima baik oleh Bank Dunia, maka dia adalah orang terbaik. Di sini Sri
> Mulyani adalah orangnya. Sebagai akibatnya, siapapun yang kritis terhadap
> Sri Mulyani, maka orang tersebut adalah politisi yang sok tahu tentang
> ekonomi. Dan kedua, yang berhak berbicara tentang ekonomi, termasuk
> mengkritik kebijakan ekonomi, adalah hanya para ekonom. Rakyat kecil
> tidaklah perlu bicara, apalagi menuntut pemidanaan sebuah kebijakan. (Ini
> perdebatan apakah sebuah kebijakan bisa dipidanakan atau tidak. Yang
> kira-kira intinya berujung: kebijakan seorang penguasa pastilah benar dan
> tidak boleh dipidanakan, meskipun terindikasi koruptif).
>
> Selain Kasali, selama 2 hari ini ada banyak pemujaan yang berlebihan kepada
> Sri Mulyani, yang jika ditarik akan menjadi pemujaan terhadap Bank Dunia.
> Tetapi, belum ada yang berbicara, termasuk Kasali, hal-hal yang sifatnya
> lebih substantif. Misalnya: apa prestasi sri mulyani dan bank dunia bagi
> indonesia dan terutama rakyat kecil? Remunerasi jelas gagal dan tidak
> membuahkan kinerja yang baik, bahkan kinerja pajak ketahuan dimaling,
> penerbitan SUN dan SUKUK
> dengan bunga besar yang dibeli sebagian besar asing dan sekaligus merupakan
> hot money yang setiap saat menjadi capital flight yang mengancam dan mendera
> indonesia,
> stimulus fiskal yang tidak memberi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi
> rakyat, dan banyak lagi. Kepada bank dunia, indonesia harus mengalokasikan
> dana besar
> bahkan untuk nyahur utang yang belum dipakai, mengurangi subsidi rakyat,
> dan menghindari alokasi dana untuk pertumbuhan ekonomi rakyat.
>
> Berilah penjelasan yang rasional, sehingga enak kalau mau angkat topi
> kepada Sri Mulyani misalnya.
>
> Wassalam,
>
> Waidl
>
> ________________________________
> Dari: prastowo prastowo <sesaw...@yahoo.com <sesawi04%40yahoo.com>>
>
> Kepada: 
> AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com<AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com>
> Terkirim: Kam, 6 Mei, 2010 10:22:31
> Judul: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani
>
>
> Betul, bangsa ini juga harus belajar memilih dan memilah, agar mendewasa.
> Bahwa Ibu Sri Mulyani terkait persoalan Bank Century, biarlah itu
> diselesaikan oleh KPK yang memang berwenang untuk itu. Saya juga mengucapkan
> selamat kepada Ibu Sri atas pencapaian yang tidak mudah ini. Kata Fauzi
> Ichsan semalem, sedikit sekali orang Asia (kebanyakan India) yang bisa
> menempati posisi Managing Director WB. Berarti reputasi Ibu Sri memang
> diakui dunia internasional.
>
> Terburu-buru dan terkesan membabi buta sekedar mengaitkan SMI dengan neolib
> ( Ichsanudin Noorsy) dan pendiktean asing ( KKG). Ada saatnya kita berbeda,
> ada kalanya kita bersatu. Rasanya mencari figur komplit seperti SMI akan
> menjadi tugas berat bagi SBY, terlebih beban bagi Menkeu berikutnya, krn
> akan selalu dibandingkan dg pendahulunya. Contohlah perpaduan : integritas,
> kapabilitas, dan loyalitas SMI.
>
> salam,
>
> pras
>
> ____________ _________ _________ __
> Dari: sen diskartes <d1ka...@yahoo. com>
> Kepada: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com
> Terkirim: Rab, 5 Mei, 2010 20:03:19
> Judul: Re: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani
>
> Bagaimanapun kita harus mengangkat topi buat Bu Sri Mulyani
> kinerja beliau sudah menunjukkan hasil nyata
>
> salam
> -kartes-
>
> ____________ _________ _________ __
> From: anton ms wardhana <ari.am...@gmail. com>
> Sent: Thu, May 6, 2010 9:55:53 AM
> Subject: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani
>
> tulisan bung rhenald_kasali di kompas cetak,
> tentang ekonomi RI tanpa SMI
>
> *BR, ari.ams*
>
> ---------- Pesan terusan ----------
> Dari: Koran Digital
> Tanggal: 6 Mei 2010 09:15
> Subjek: [Koran-Digital] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani
>
> artikel asli: http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2010/05/06/ 0432580/
> ekonomi.ri.tanpa. sri.mulyani
>
> *Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani*
>
> Kamis, 6 Mei 2010 | 04:32 WIB
>
> *Rhenald Kasali*
>
> Pada tahun 1961, David McClelland menulis buku terkenal yang berjudul
> Achieving Society. Di buku itu McClelland mengingatkan, suatu bangsa akan
> jatuh bila mengandalkan pemimpin-pemimpinny a (baca: menteri atau CEO)
> berdasarkan motif-motif afiliasi (baca: persekongkolan, kekerabatan,
> afiliasi politik) atau motif kekuasaan (bagi-bagi kuasa). Sebagai gantinya,
> bangsa-bangsa harus mulai berorientasi pada achievement (hasil/kinerja) .
>
> Riset yang dibukukan itu diterima luas di dunia dan diterapkan di
> negara-negara maju, mulai dari Amerika Serikat, Jerman, Inggris, sampai
> Malaysia, Thailand, dan Singapura. Sementara di Indonesia, orang- orang
> yang
> mengejar kinerja kehilangan rumah dan dibiarkan pergi. Itukah yang terjadi
> dengan Sri Mulyani? Bagaimana masa depan ekonomi Indonesia tanpa mereka?
>
> *Korban perubahan*
>
> Tak dapat disangkal bahwa negeri ini masih perlu banyak tokoh perubahan.
> Namun, perubahan selalu datang bersama sahabat-sahabatnya, yaitu
> resistensi,
> penyangkalan, dan kemarahan. Hasil yang dicapai para achiever selalu
> ditertawakan dan mereka diadili, dipersalahkan secara hukum, seperti yang
> dialami Nicolaus Copernicus di abad ke-16, Giordano Bruno (1600), dan
> Galilei Galileo (1633) saat memperjuangkan kebenaran.
>
> Sebagian besar change maker diadili oleh bangsanya, dipenjarakan, dirajam,
> dan dibunuh, seperti Martin Luther King, Abraham Lincoln, Gandhi, dan
> Munir.
> Sementara itu di dunia ekonomi, di perusahaan-perusaha an, para pembuat
> perubahan dicari untuk diberhentikan, seperti yang dialami Rini Soewandi
> yang dianggap berhasil mengawal Astra Internasional dari krisis (1998). Ia
> diberhentikan secara tragis sebagai CEO oleh BPPN, padahal media masa
> memberikan penghargaan sebagai CEO terbaik (Kompas, 9/2/2000).
>
> Pada tahun 2009, masalah serupa dihadapi Ari Soemarno setelah tiga tahun
> memimpin perubahan yang dianggap berhasil di Pertamina. Dan, tahun ini,
> kita
> menyaksikan umpatan-umpatan tidak sedap, bahkan tuntutan hukum terhadap Sri
> Mulyani. Padahal, di luar negeri ia dianggap sebagai menteri terbaik yang
> dimiliki dunia dan dalam pertimbangan saat memilihnya sebagai direktur
> pelaksana, Bank Dunia mengakui keberhasilannya dalam menangani krisis
> ekonomi, menerapkan reformasi, dan memperoleh respek dari kolega-koleganya
> dari berbagai penjuru dunia (www.worldbank. org).
>
> Inilah saatnya bagi para politisi Indonesia untuk belajar menerima change
> maker dan achiever untuk meneruskan karya-karyanya dengan berhenti
> mengumpat
> dan mengadili apalagi mengedepankan motif-motif afiliasi dan kekuasaan.
> Kalau kita tidak bisa melakukannya, berhentilah menertawakan mereka.
> Janganlah kita menjadi sok kaya, dengan membuang baju bagus hanya karena
> satu benangnya terlepas lalu beranggapan seluruh jalinannya terburai.
>
> Sebagai akademisi, sudah lama saya menyaksikan kejanggalan- kejanggalan
> yang
> terjadi di negeri ini. Orang berdebat dengan standar yang berbeda-beda dan
> begitu mudah marah bila kehendaknya tidak dipenuhi. Kita lebih sering
> menghujat dengan ukuran-ukuran yang tidak masuk akal.
>
> Sudah sering pula disaksikan para ahli kita lebih dihargai di luar daripada
> di sini. Kita pun beranggapan politisi bisa lebih dipercaya daripada
> lembaga-lembaga internasional yang menghendaki kinerja. Persoalan yang
> dihadapi Sri Mulyani Indrawati adalah sama persis dengan anak- anak
> Indonesia yang gagal bersekolah di sini, tetapi berhasil di luar negeri.
> Saya sendiri mengalaminya, betapa sulit mendapat nilai bagus di sini,
> sementara di luar negeri kita sangat dihargai. Kita merasa bodoh di negeri
> sendiri bukan karena tidak mampu, melainkan karena betapa arogannya para
> pemimpin.
>
> *Ekonomi ke depan*
>
> Tentu saja di Indonesia ada banyak ekonom pintar yang siap menggantikan Sri
> Mulyani. Namun, untuk memimpin ekonomi Indonesia, diperlukan lebih dari
> sekadar orang pintar. Jujur, bersih, dipercaya dunia internasional,
> berpikir
> jauh ke depan, aktif bergerak dan responsif, berani melakukan perubahan dan
> diterima di dalam kementerian adalah syarat yang tidak mudah dipenuhi.
>
> Indonesia butuh lebih dari sekadar pengumbar syahwat kebencian atau orang
> yang sekadar pintar bicara. Selama lebih dari sepuluh tahun proses
> reformasi
> berlangsung, ekonomi Indonesia telah menjadi pertaruhan berbagai
> kepentingan. Ekonomi yang seharusnya dibangun dengan fondasi makro-mikro
> yang seimbang selalu menjadi rebutan di kalangan politisi. Demikian pula
> kita butuh lebih dari sekadar birokrat yang hanya menjaga sistem. Kita
> perlu
> pengambil risiko yang berani menghadapi tantangan perubahan.
>
> Ada kesan saat ini ekonom tengah diperlakukan sebagai orang yang tidak tahu
> apa-apa. Setelah dihujat sebagai neoliberal, ekonom tengah diuji untuk
> duduk
> manis di tepi ring dan membiarkan ekonomi diurus oleh para politisi. Saya
> tidak dapat membayangkan apa jadinya masa depan ekonomi Indonesia bila ia
> harus diurus oleh orang-orang yang taat pada maunya para politisi atau
> politisi yang berpura-pura menjadi ekonom.
>
> Kita harus mulai menghentikan kriminalisasi terhadap para change maker agar
> orang-orang pintar yang punya keberanian mengawal perubahan dan memajukan
> perekonomian Indonesia dapat bekerja dengan tenang. Saya yakin Sri Mulyani
> bukan ”kabur” dari masalah. Seperti Sri Mulyani, banyak orang seperti itu
> yang saat ini berpikir untuk apa mengurus negara. Bukan karena mereka
> takut,
> melainkan semua berpikir, ”Untuk apa membuang-buang waktu percuma.” Ini
> hanya sebuah zero-sum game.
>
> Tanpa Sri Mulyani, ekonomi Indonesia tentu akan tetap berjalan. Namun,
> sebuah kelumpuhan tengah terjadi karena orang- orang pintar memilih cari
> aman daripada memperjuangkan perubahan. Ekonomi Indonesia berjalan bak
> perahu kayu tanpa mesin yang mengarungi samudra luas. Tatkala kapal-kapal
> asing yang dilengkapi alat-alat navigasi modern menari di atas gelombang
> samudra dengan kekuatan pengetahuan, kita hanya mampu berputar di antara
> pusaran gelombang tanpa kepastian.
>
> Sri, selamat bergabung di Bank Dunia. Tetaplah bantu negeri ini, seberapa
> pun perihnya cobaan yang kau alami; karena itulah hukumnya perubahan.
> Memang
> perubahan belum tentu menghasilkan pembaruan, tetapi tanpa perubahan tak
> akan pernah ada pembaruan.
>
> *Rhenald Kasali Guru Besar Manajemen Universitas Indonesia
> *
>
> *
> *
> --
> -----
> save a tree, don't print this email unless you really need to
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
> ------------ --------- --------- ------
>
> ============ ========= ====
> Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking"
> ============ ========= ====
> Alamat penting terkait millis AKI
> Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan- indonesia. com
> Facebook AKI: http://www.facebook .com/group. php?gid=62473030 45
> Arsip Milis AKI online: http://www.mail- archive.com/ ahlikeuangan-
> indonesia@ yahoogroups. com
> ============ ========= ====
> Perhatian :
> Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut:
> - Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya
> - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota
> yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
> - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke ahlikeuangan-
> indonesia- ow...@yahoogroup s.comYahoo! Groups Links
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>  
>



-- 
Regards,
Stanley Naibaho
[Achievement is not measured by heights attained, but by obstacles overcome]


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

=========================
Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking"
=========================
Alamat penting terkait millis AKI
Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com 
Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
Arsip Milis AKI online: 
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=========================
Perhatian : 
Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: 
- Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
    ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke