sangat menarik bung yah memang inflasi akan bahan pangan mau tidak mau akan kita hadapi karena pertumbuhan manusia berbanding terbalik dengan lapangan kerja maupun lahan kosong yang tersedia kita benar benar dihadapkan pada masalah yang sangat ekstrim dalam lingkungan maupun ekonomi yang masih saja tidak disadari oleh berbagai elemen mudah mudahan,, akan ada jalan keluar untuk permasalahan ini
salam -kartes- ________________________________ From: Wong Cilik <gajahpelan...@gmail.com> To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Sent: Thu, May 6, 2010 7:12:22 PM Subject: [Keuangan] OOT - Sianida di Singkong (cassava) dan Ekonomi Lingkungan Di daerah Afrika, salah satu makanan pokok penduduk adalah singkong. Singkong ini menjadi makanan pokok karena mudah ditanam, sangat tahan menghadapi musim kemarau, dan mengandung karbohidrat. Celakanya, memakan singkong ini selama berminggu-minggu berkelanjutan memberikan suatu penyakit mengerikan bagi penduduk Afrika tersebut. Penyakit ini dikenal dengan nama Konzo. Penyakit konzo ini timbul karena penduduk mengambil jalan singkat dalam pengolahan singkong ini. Singkong pahit yang mereka tanam itu ternyata mengandung sianida, suatu bahan beracun yang dapat merusak sistem saraf manusia dan binatang. Rupanya sianida dan rasa pahit dari singkong ini adalah sistem pertahanan unggulan dari tumbuhan ini. Rasa pahit dan racun ini akan membuat serangga dan penyakit untuk menjauhi tumbuhan singkong. Demikianlah maka tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang paling tersedia untuk dimakan. Disaat tumbuhan lain rusak terserang hama dan mati kekeringan, tanaman singkong masih tumbuh. Dan penduduk afrika ini makan makanan beracun ini tanpa mengolahnya dengan benar. Akibatnya kaki mereka setengah lumpuh dan sistem saraf mereka terganggu oleh kandungan sianida ini. Perubahan lingkungan yang ditandai dengan peningkatan kadar CO2 ternyata dapat meningkatkan kadar sianida dalam tumbuhan singkong ini. Alasannya sederhana. CO2 adalah bahan yang sangat disenangi tumbuhan. Karena banyaknya kandungan CO2 ini, tumbuhan tidak perlu bekerja keras mengeluarkan enzim protein untuk mengikat CO2 yang dibutuhkannya. Enzim inilah yang terkait erat dengan kadar nutrisi tumbuhan (misalnya buah yang manis atau akar singkong yang bergizi tinggi). Alih-alih mengeluarkan energi untuk memproduksi enzim (nutrisi), tumbuhan memiliki energi ekstra untuk meningkatkan daya tahan sistim imun nya. Dalam kasus singkong, maka sistem pertahanannya adalah dengan meningkatkan kadar sianida nya. Beberapa tumbuhan lainnya pun (diperkirakan 2000 tumbuhan) memiliki sistem pertahanan yang sama, yakni dengan meningkatkan kadar kimia beracun nya. Mudah-mudahan tidak terjadi, tapi kalau kadar CO2 terlalu tinggi, mungkin banyak tumbuhan jadi terlalu beracun dan masyarakat jadi semakin sulit hidup karena hasil tumbuhan harus diolah sedemikian banyak sampai racun-racunnya hilang. Inflasi bahan makanan mungkin terjadi dan perekonomian jadi semakin sulit??? Ini sih mungkin... tapi soal konzo dan racun tumbuhan ini saya dengar sih memang benar... [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]