EKonomi Indonesia ditentukan harga cabai merah? coba lihat artikel dibawah, entah karena rakyat Indonesia tergila2 dengan sambal atau makanan pedas lain, sehingga sampai keluar komentar Pemerintah kecolongan.
Seperti biasa komentar saya sih pendek2 saja...he ehe he.... negara ini yang ekonominya sangat tergantung sama konsumsi maka inflasi bisa menjadi setan yang sangat menakutkan (saya tulis setan, karena inflasi pada dasarnya menakutkan tapi khusus case Indonesia, sudah seperti setan sangat menakutkan). Inflasi tinggi akan menekan konsumsi dan konsumsi akan mengerem pertumbuhan ekonomi. Selain itu inflasi akan mendorong harga terus keatas, dan harga naik artinya popularitas pemerintah turun. Ini bencana besar ..... Makanya Pemerintah dan politisi dibelakangnya saya kira, dengan kondisi seperti ini, akan menunda pencabutan subsidi BBM. Zcoba saja per 1 Juli, TDL naik...bulan depannya sudah masuk bulan puasa, September lebaran....mau dinaikkin Oktober? wah nanggung...banyak Pilkada... Artinya memang Administrasi dan birokrasi selain kekuasaan tidaklah memilki visi lain. Misalnya pengurangan kemiskinan struktural. Kemiskinan hanya dipandang dari statistik $ 1 perhari...kalo ada masyarakat yang penghasilannya lebih kecil dari itu maka kasih aja BLT...maka syuut... distatistik tiba2 dia jadi bukan miskin....Anda jangan komplen, lho jumlah yang miskin tambah banyak loh...benar, tapi secara prosentase semakin kecil....angka prosentasi kok yang dipakai kampanye.... Kemiskinan struktural hanya bisa ditanggulangi dengan penyediaan lapangan kerja dan upah yang layak. Lapangan Kerja dan upah layak hanya bisa didapat bila pendidikan semakin tinggi. Pendidikan bisa didapat jika infrastruktur pendidikan tambah baik dan dengan harga yang bisa dijangkau. Sekarang ini mungkin infrastruktur pendidikan relatif membaik (dikota besar) tapi dengan harga yang semakin tinggi......... Mau perbaiki infrastrutur pendidikan, jalan perlu duit... duitnya darimana? subsidi BBM cabut dan naikin pajak rokok...berkali-kali dimillis ini diaktakan begitu... tapi begitu subsidi BBM hilang atau pajak rokok naik....anda tahu sendirilah jawabannya... Ah tambah pabaliut..... ======================================== Republika OnLine » Breaking News » Ekonomi Inflasi Melonjak, Pemerintah Kecolongan Kamis, 01 Juli 2010, 19:17 WIB REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sejumlah pengamat ekonomi yang melakukan proyeksi terhadap angka inflasi pada Juni ini mengaku kecolongan. Pasalnya, kenaikan inflasi pada Juni ini jauh dari perkiraan awal yang sebelumnya telah diprediksikan. "Saya rasa hampir semuanya kecolongan, termasuk pemerintah," ujar Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa, ketika dihubungi Republika, Kamis (1/7). Sebelumnya memperkirakan inflasi Juni berada pada kisaran 0,51 persen, sehingga laju inflasi secara year on year akan berada pada angka 4,57 persen. Tapi yang terjadi inflasi mencapai 0,97 persen. Menurut Purbaya angka 0,97 persen ini hampir sama seperti inflasi pada saat-saat Lebaran. Inflasi tersebut didorong oleh kenaikan hampir semua bahan makanan, seperti cabe, sayur-mayur, daging dan kacang-kacangan. Faktornya bisa disebabkan karena musim yang membuat sejumlah panen menjadi gagal. "Seharusnya jika tahu cabe merah ini melonjak sedemikian rupa, pemerintah bisa menekannya barang makanan lain, seperti beras sehingga inflasinya tidak terlalu tinggi," ucapnya. Dengan angka inflasi seperti ini, Purbaya meminta supaya pemerintah untuk dapat lebih waspada. Khususnya pada beberapa bulan mendatang yang akan masuk bulan Ramadahan. Tak hanya itu, Purbaya juga meminta pemerintah mewaspadai tekanan inflasi pada Desember akibat harga beras. Karenanya masalah distribusi pangan harus serius ditangani oleh pemerintah. Melihat gambaran tersebut, Purbaya pesimistis target inflasi pemerintah 5,3 persen dapat tercapai. "Prediksi kita 6 persen, 5,3 persen itu sulit tercapai. Kalaupun tercapai harus bekerja keras," jelasnya. Inflasi di luar perkiraan Sementara Ekonom Bank Internasional Indonesia (BII), Juniman, mengaku angka inflasi 0,97 persen itu juga di luar dari perkiraanya. "Cabe, bawang, dan bahan makanan lain naik luar biasa," kata Juniman. Ia menilai faktor perubahan iklim membuat panen di sejumlah daerah menjadi berantakan, sehingga membuat pasokan terhambat. "Ini memang belum ada masukan dari TDL dan pendidikan," kata dia Sebagaimana diketehui sebelumnya Juniman memproyeksika inflasi hanya pada kisaran 0,51 persen. Inflasi bulanan ini mendorong meningkatnya laju inflasi tahun (year on year) dari sebelumnya 4,16 persen (Mei) menjadi 4,57 persen. Dengan kondisi seperti ini, Juniman meminta kepada pemerintah untuk waspada pada tiga bulan mendatang. Kenaikan TDL dan tahun ajaran baru membuat tekanan terhadap inflasi akan semakin meningkat. "Juli dn Agustus ini bisa di atas 1 persen," jelasnya. Sementara itu, proyeksi inflasi tahun 2010 ini diperkirakan mencapai 6 persen. "Kita revisi proyeksi sebelumnya, namun terpenting adalah bagaimana pemerintah menjaga pasokan bahan makanan jangan sampai tersendat, jika tidak inflasinya bisa tembus di atas enam persen," tandas Juniman. Red: Endro Yuwanto Rep: Teguh Firmansyah