Kok mundur lagi mundur lagi ya? BEI tunda lagi realisasi kontrak opsi saham 28 Jun 2010
* Bisnis Indonesia * Perbankan OLEH IRVIN AVRIANO A Bisnis Indonesia JAKARTA PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menjanjikan realisasi penerbitan kontrak opsi saham (KOS) pada tahun depan karena perlu menyinergikan perdagangannya dalam sistem mesin bursa yang baru, JATS NEXT-G. "Karena perlunya penggabungan perdagangan itu, sepertinya baru dapat berjalan akhir tahun ini dan dipraktikkan tahun depan," ujar Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Wan Wei Yiong kepada Bisnis di Jakarta, akhir pekan lalu. Dengan keputusan itu, transaksi efek derivatif itu mundur dari target akhir pengembangan KOS yang dilakukan sejak 2008. Mundurnya jadwal peluncuran transaksi efek derivatif itu sendri telah beberapa kali terjadi, bahkan sejak kepengurusan direksi otoritas bursa lama. Efek derivatif adalah produk turunan dengan efek utama, bisa berupa efek saham ataupun efek utang, dan biasa disebut aset dasar (underlying asset). Transaksinya merupakankontrak atau perjanjian yang nilai atau peluang keuntungannya terkait dengan kinerja underlying aset. Dia mengatakan penggabungan sistem transaksi tersebut tidak hanya terjadi pada sistem perdagangan KOS tetapi juga akan dilakukan pada perdagangan efek derivatif lain yaitu index future LQ45. Wei Yiong juga membantah mundurnya kesiapan fasilitas transaksi derivatif itu disebabkan oleh sepinya minat dari sekuritas untuk menjadi pencipta transaksi pasar (market maker) bagi transaksi efek itu, Market maker atau liquidity provider adalah fasilitator perdagangan dan penjaga likuiditas pasar secara reguler, menempatkan harga beli dan jual secara terus-menerus, sehingga ada kepastian transaksi atas instrumen investasi itu. Pengurusan BEI sebelumnya juga sempat mengadakan simulasi bagi perdagangan KOS dan indeks future di situs resminya sebagai salah satu langkah sosialisasi. Simulasi tersebut sudah mencapai 1.500 orang pengunjung dalam 3 bulan percobaan sejakditerbitkan awal tahun lalu. Tahun lalu, BEI memundurkan jadwal pelaksanaan transaksi derivatif dari jadwal awal pada April menjadi beberapa bulan kemudian. Hal itu karena ketidaksiapan sistem perdagangan derivatif anggota bursa (AB). Kemunduran itu disebabkan baru 5 AB, a.l. PT Universal Broker, PT Pacific 2000, dan PT Sucorinvest Central Gani, yang siap dari 34 AB yang mengajukan minat menjadi pelaku pasar derivatif. Di antara 34 AB itu sendiri, 17 di antaranya mengaku siap menjadi market maker. Penundaan dilakukan karena AB dinilai masih fokus ke sistem perdagangan saham baru yang diterapkan bursa, JATS NEXT-G. Selain itu kekurangan modal yang diperlukan di tengah kondisi pasar modal yang menurun juga menjadi alasan lainnya. Dalam berinvestasi, para pemodal dapat memanfaatkan instrumen KOS sebagai sarana lindung nilai bila harga saham cenderung menurun sehingga potensi kerugian dapat diminimalkan.