--- In artculture-indonesia@yahoogroups.com, tjuk kasturi sukiadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Kontroversi tentang "Pengangkatan Pahlawan" memang tidak dapat > dihindari.Pahlawan yang juga "manusia biasa" tentu tidak lepas > dari "kekurangan, cacat dan cela". Bangsa Indonesia harus belajar > menerima "kekurangan,cacat dan cela" dari mereka yang "diangkat > menjadi pahlawan" oleh Surat Keputusan Presiden.
apakah dengan demikian maka biarkan saja penghianat jadi pahlawan negeri ini? mungkin konsep pikir seperti inilah yang membuat rakyat jawa timur jadi tidak perduli lagi dengan sekitarnya sama dengan tidak perduli lagi dengan nilai nilai kepahlawanan Anda mengeluhkan sikap rakyat jawa timur yang tidak perduli tanpa anda sadari anda sendiri telah termasuk kedalam kelompok yang tidak perduli itu. Saya bukan orang yang paling perduli dengan nilai nilai tapi setidaknya saya menyampaikan permasalahan lewat artikel saya. Sebaiknya anda melakakan hal sama: menyampaikan permasalahan yang ada di jawa timur itu supaya pembaca milis yang belum tahu bisa lebih jelas memahaminya. Seperti apa yang anda maksud dengan "bisa tidak peduli sama sekali". Saya kenal seorang penulis skenario sedang membuat skenario untuk film layar lebar yang mengambil seting tempat di Porong. Dari penulis skenario yang pernah datang ke Porong itu kelihatannya banyak sekali oknum yang mengatas namakan rakyat sidoarjo untuk memperjuangkan hak ganti rugi tapi tidak jelas organisasi maupun gerakannya. Tentu anda lebih tahu soal itu, jadi kalau ada informasi tentang hal itu akan baik sekali untuk di share. kalau ada bahan yang menarik saya ingin juga tulis. trims Wibisono Sastrodiwiryo http://dendemang.wordpress.com