Puisi ini memang tidak bagus. Sebab Puisi bagus ya puisinya Sitok, Gunawan Moehammad, Afrizal Malna atau penyair-penyair lainya. Saya juga tidak pernah membaca puisi di manapun. Saya juga tidak penyair Namun, kemarin di depan Ratusan teman-teman difabel dan anak-anak Difabel di DPRD Jogjakarta, saya membacakan puisi ini. Setelah saya baca, maaf bagi mereka yang tidak berkendak. sekali lagi maaf
Ode untuk Bertanya Oleh Slamet Thohari Tanyakan pada angin berlabuh yang Menepuk pundakmu setiap saat Apakah makna sempurna itu? Tapi, mereka kerap kali memanggil kami: orang cacat! Tanyakan pada hujan yang sesekali datang Tanyakan pada laut biru tempat mereka berkecipik Tanyakan pada angin sejuk yang kerapkali membuat mereka mengantuk Tanyakan pada Penguasa Saturnus atau Venus Yang selalu mereka harap rinainya Saat sedang tenggelam dalam teduh atau sedang dilanda keluh Apakah dunia ini diciptakan sama bentuknya.. Tapi, mereka setiap hari menatap kami, dengan mata yang aneh Seolah-olah barang yang nyeleneh. Dan sekali lagi, mereka memanggil kami: orang cacat! Kota bersama telah mereka rebut Tangga-tangga mereka tutup Hurup-hurup kami tak pernah mereka sediakan, Jalan-jalan kami, mereka bajak Sekolah-sekolah mereka batasi, untuk diri mereka sendiri. Demi mengejar mimpi, menguasai bumi Tentang kami, tak pernah peduli Lalu kemudian memanggil: Hey..Orang Cacat! Mereka memanggil kami Orang Buta Namun dengan dunia yang semakin panas Kemiskinan yang menderas Perbedaan yang memang sebuah titah Mereka menutup mata atau entah.. Tanyakan pada rumput biasa atau Zalea siapa yang buta? Mereka memanggil kami Orang Tuli Pada saat anak-anak menangis, karena hidup yang sulit dikais Saat ibu-ibu di pelosok desa atau di mana saja bersua keluh Karena hidup yang rapuh oleh tata dunia yang angkuh Tanyakan pada rembang sore.. atau lazuardi pagi Siapakah yang tuli? Mereka memanggil kami Si Pincang Namun mereka diam duduk di kursi Saat hutan habis..bumi yang mengempis oleh orang-orang yang tak mau berkantong tipis Bertanyalah pada tanah basah atau apa saja di depan rumah Siapa yang pincang? Mereka bilang kami Si Bisu Tapi mereka diam Melihat juragan menggodam rumah orang lemah, kuburan atau sekolah melihat masa depan yang hancur karena juragan mengirim lumpur Bertanyalah pada huruf di buku-buku pintar Kursi-kursi di ruang seminar Atau pojok kafe yang segar Siapa yang bisu? Tanyakan pada Penguasa Saturnus atau Venus Yang selalu mereka harap rinainya Saat sedang tenggelam dalam teduh atau dilanda keluh Apakah dunia ini diciptakan sama bentuknya.. Tapi mereka setiap hari menatap kami, dengan mata yang aneh Seolah-olah barang yang nyeleneh. Dan terus memanggil kami: orang cacat! 2 Desember 2007, 12.34 --------------------------------- Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how.