Siaran Berita, 4 Agustus 2008
Selamatan Awal Komunitas Salihara Pada hari Jumat tanggal 8 Agustus 2008 akan diadakan acara Selamatan Awal Komunitas Salihara – kantung budaya baru yang berada di Jalan Salihara 16, Pejaten Barat, Jakarta Selatan. Acara yang sekaligus merupakan peresmian berdirinya kompleks Komunitas Salihara ini akan dihadiri oleh utusan dari Gubernur DKI Jakarta, serta relasi para penggiat Komunitas Salihara dan warga sekitar. Selain doa bersama dan potong tumpeng yang biasa menjadi penanda suatu acara selamatan dan peresmian, tepat pada pukul 8 pagi akan ditanam pohon Bodhi di pelataran kompleks Komunitas Salihara. Tanggal 8 bulan 8 tahun 2008 pukul 8 memang sengaja dipilih karena unik, sehingga hari jadi Komunitas Salihara akan lebih mudah diingat. Penanaman pohon sebagai acara puncak sejalan dengan visi pembangunan kompleks Komunitas Salihara sebagai rumah baru bagi seni dan ide yang ramah lingkungan. Agar hemat energi, tiga bangunan utama kompleks ini, yaitu teater, galeri, dan kantor, dirancang secara cermat oleh ketiga arsitek (Adi Purnomo, Marco Kusumawijaya, dan Isandra Matin Ahmad) agar dapat meminimalkan penggunaan lampu dan pendingin ruangan. Untuk itu, desain atap, dinding, dan lantai, disiasati agar cahaya matahari leluasa masuk dan pertukaran udara terjadi secara maksimal. Menurut Prof. Soegijanto, dosen ITB sekaligus konsultan fisika bangunan yang membantu rancang bangun kompleks ini, ketiga bangunan utama memenuhi syarat green building design karena hemat energi, hemat air, dan menggunakan bahan lokal. Tidak hanya pencahayaan dan pengaliran udara secara alamiah, para arsitek maupun kontraktor bersama-sama mengusahakan agar pembangunan kompleks ini tidak merusak pepohonan besar yang sudah ada. Selain itu, tata bangunan dibuat saling terpisah namun sinergis, dengan mempertimbangkan iklim, dan hubungan antara manusia dengan udara luar. Mengenai perencanaan lansekap, nantinya akan ada sejumlah pohon besar lain yang akan merindangkan lansekap kompleks Komunitas Salihara, seperti pohon Bodhi, pohon buah Kelengkeng, dan pohon bunga Kamboja – selain juga pohon bunga Salihara itu sendiri. Bodhi akan menjadi pohon yang pertama kali ditanam, yang juga menandai peresmian berdirinya kompleks Komunitas Salihara. Pohon dengan nama latin Ficus religiosa L. dan masuk dalam keluarga beringin ini dipilih karena dianggap mewakili semangat kebebasan ide Komunitas Salihara. Secara historis, pohon Bodhi merupakan tempat Pangeran Sidharta Gautama mencapai pencerahan yang sempurna menjadi Sang Budha, sehingga untuk selanjutnya pohon ini menjadi lambang kebijaksanaan. Secara aktual, filosofi tersebut sesuai dengan cita-cita Komunitas Salihara tentang kebebasan berekspresi di ranah seni dan ide, yang sangat menghargai kebaruan dan kemajemukan, namun sekaligus universal dengan tetap menjaga standar kualitas. Setelah setahun yang lalu, tepatnya 14 Juli 2007, diadakan seremoni peletakan batu pertama oleh mantan Gubernur DKI Jakarta (alm.) Ali Sadikin, di bulan Agustus 2008 ini pembangunan kompleks Komunitas Salihara selesai. Acara selamatan awal dan peresmian kompleks ini akan diikuti dengan pembukaan kompleks Komunitas Salihara, berupa rangkaian acara seni selama satu setengah bulan. Bertajuk Festival Salihara, acara yang dimulai pada tanggal 17 Oktober 2008 ini akan menghadirkan pameran seni rupa, pertunjukan musik, teater dan tari, serta ceramah dan diskusi. Selain Teater Salihara dan Galeri Salihara, bangunan lain yang siap dibuka untuk khalayak luas pada tanggal yang sama adalah Kedai Salihara dan Toko Cinderamata Salihara. Komunitas Salihara, yang berdiri di atas tanah seluas 3.000 meter persegi, merupakan pengembangan dari Komunitas Utan Kayu. Ide pengembangan ini diawali sekitar dua tahun yang lalu oleh Goenawan Mohamad dan para penggiat Komunitas Utan Kayu lainnya, berangkat dari kebutuhan ruang berkesenian yang lebih luas. Setelah resmi berdiri dan sebentar lagi dibuka untuk khalayak luas, Komunitas Salihara diharapkan dapat menjadi tempat alternatif bagi para seniman dan pemikir untuk melahirkan ide-ide dan kreasi yang tidak hanya segar, namun sekaligus unik. Dengan manajemen seni yang profesional, Komunitas Salihara juga diharapkan dapat menghimpun khalayak seluas-luasnya yang akan bersama-sama merawat kebebasan. Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi Rama Thaharani di 0816 130 8350.