Waduh jangan mBak, kalau artis dan pelaku seni protes pakai cadar, geng-geng talibanis ini justru senang. Wong saya hampir-hampir percaya UU 'porno' ini insya Allah hanyalah pintu gerbang. Tujuan akhirnya ya MENTALIBANKAN laki-laki dan perempuan Indonesia. Rumah tidak boleh berjendela, anak tidak boleh bermain, segala macam media cetak elektronik diberangus, perempuan tidak boleh sekolah, tidak boleh bekerja, tidak boleh keluar rumah, kalaupun terpaksa keluar rumah harus berbaju hitam legam dari ujung rambut sampai ujung kaki tinggal kelihatan mata doang.
Oh ya, sekadar info, POLISI MORAL sudah akan muncul. Tadi di khotbah Jumat, si pengkotbah (dari FUI kalau tidak salah) sibuk memuji UU 'porno' seraya mencap kafir pada penolak UU blekhutuk ini. Benar-benar khotbah memuakkan, satu-satunya hal yang membuat saya bertahan tidak meninggalkan Jumatan adalah semata-mata karena Jumatan adalah perintah Allah Azza Wajalla. Seandainya tadi itu adalah acara kumpul-kumpul duniawi, sudah tentu saya akan langsung angkat kaki. Yang lebih berbahaya, di khotbah itu dia mempromosikan pembentukan 'SATGAS AKHLAK BANGSA' (atau mirip-mirip begitulah, karena saya sudah tidak concern saking muaknya). Selesai Jumatan, kemudian dia panjang lebar menjelaskan 'Satgas' itu seraya mengajak jemaah untuk bergabung menjadi anggota satgas moral itu. Tugasnya antara lain mendata dan mencegah perilaku pornografi dan pornoaksi di lingkungan masing-masing, melaporkan siapa-siapa yang kerap berbaju tidak islami di luar rumah, atau siapa-siapa yang kerap menonton BF. Bikin muntah saja.. Regards, Imam From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of TANUHANDARU Monica Sent: 31 Oktober 2008 1:10 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Jurnal Perempuan] Ikut berduka Cita: RUU APP Disyahkan untuk protes, semua artis dan pelaku seni muncul memakai cadar. Monica via BlackBerry