/Kamis, 20 November 2008, 16:20 WIB/
*Jazz Bukan Hanya Milik Kaum Elit*
Joko Widiyarso - GudegNet
Anggapan sebagian orang bahwa musik jazz itu elit, eksklusif, dan
komersial dibantah dengan keras oleh seniman kontemporer asal Jogja
Djaduk Ferianto
<http://gudeg.net/directory/73/1039/Djaduk-Ferianto.html>. Menurutnya,
jazz bukan hanya komersial dan repertoir saja, namun merupakan sebuah
peristiwa budaya yang menarik.
"Ada anggapan bahwa setiap forum jazz identik dengan komersial, padahal
jazz lebih merupakan peristiwa budaya. Citra elit yang melekat pada jazz
/-ga/ tau siapa yang memulai- seharusnya tidak ada," kata Djaduk dalam
acara jumpa pers Ngayogjazz 2008 di Yogyakarta (20/11).
Menurut Djaduk, stigmatisasi musik jazz yang ekslusif hanya akan
mengakibatkan terbatasnya apresiasi terhadap musik yang seharusnya
menjadi musik rakyat itu. "Yang ada nanti adalah tiket konser musik jazz
mahal dan sedikit penonton," katanya.
Untuk itu, pada tahun 2007 lalu, Djaduk Ferianto bersama Kua Etnika,
Wartajazz.com, Bambang Paningron, dan pecinta jazz lain menyelenggarkan
sebuah acara jazz Ngayogjazz yang kemas dengan konsep lokal bahkan ndeso
yang digelar di kampung.
Menilik pada penyelenggaraan Ngayogjazz 2007 lalu, nuansa lokal yang
mengemas acara tersebut dapat mendekatkan seni kepada masyarakat.
Masyarakat yang menonton bahkan dapat berinteraksi secara langsung
dengan para seniman meski acara sedang dimulai.
"Ngayogjazz itu unik. Kami ingin mendekatkan seni kepada masyarakat.
Masyarakat akan berinteraksi dengan seni itu. Itulah yang terjadi pada
Ngayogjazz tahun lalu," ujarnya.
Sementara itu Bambang Panigron yang turut andil dalam Ngayogjazz juga
berharap dapat menjadikan musik jazz sebagai media interaksi sosial
seperti pada sejarah musik jazz dulu. Jazz bukan hanya milik masyarakat
tertentu. Jazz itu heretogen.
"Sejarah jazz berawal dari interaksi sosial, untuk itu kami ingin
mengembalikan jazz yang sebenarnya adalah heterogen," kata Bambang.
Pada penyelenggaraannya nanti, Ngayogjazz juga akan menampilkan alat
musik yang mungkin tidak akan ditemukan di acara jazz lain. "Akan ada
instrumen musik non-jazz yang tampil seperti rebana, gejog lesung dll,"
tambahnya.
*
*
*Ngayogjazz 2008* /"Nja-Jazz Desa Milang Kori"/ mendatang akan digelar
secara unik pada 23 November 2008 mulai pukul 14.00 WIB di Desa wisata
Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta. Pentas musik jazz dengan
lima panggung ini akan dilaksanakan di tengah-tengah pemukiman dan di
sela-sela penduduk yang sedang melakukan kegiatan sehari-hari. Sejumlah
penampilan spontan akan diperagakan layakanya pertama kali permainan
musik jazz muncul di benua Amerika. Jazz tidak muncul berupa
pertunjukan, tetapi berupa permainan bersama.
Sejumlah seniman musik tanah air akan hadir meramaikan acara gratis ini
seperti Rika Roeslan, Eliana Dewi Koko Harsoe & friends (Bali), Zeva
(Bandung), Komunitas Mata Hati (Surabaya), Living Room (Jogja) dan Das
Smoothly (Jogja) serta tiga perempuan pelanggan tetap NgayogJazz, Trie
Utami, Iga Mawarni dan Syaharani dengan grup Fireworks-nya.
Sumber:
http://gudeg.net/news/2008/11/3924/Jazz-Bukan-Hanya-Milik-Kaum-Elit.html
*Iwan Pribadi*
Marketing dan Promosi
Gudeg.Net - Gudang Info Kota Jogja
http://gudeg.net
Jl. Petung No. 31 Papringan
Yogyakarta INDONESIA 55281
telp. +62-274-554444
faks. +62-274-553055