koboi koboi sastra menulis dan menembak dari dalam jiwanya sendiri. dia pertama bukanlah apotik sastra, yang menjual obat tapi dialah pembuat obat sastra bahkan dialah obat sastra itu sendiri.
tak gampang mencapai tingkatan ini. sebab dia harus mengeksilkan dirinya sendiri dari apa yang masuk ke dalamnya dan terutama apa yang ada di seputaran dirinya: sebuah ide seorang kawan bisa menjadi medan perang dalam pikiran, keluar sebagai meriam yang meledak berdentam. bahkan dia mengeksilkan dirinya dari pandangan tuhan. ia berupaya hendak keluar dari dunia walau ia tahu dunia ini pun tak bisa keluar dari dirinya. sebab ia dan dunia dan dunia dan ia sudah terikat seolah tubuh dan rohnya. roh bisa keluar dari dalam tubuh tapi bukankah roh itu kelak kembali lagi kepada tubuh. dunia kata datang kepada koboi sastra tidak pertama tama sebagai bentuk lambang atau tanda yang menyimbolkan sesuatu makna dari dunia aksara atau dari dunia bunyi: lisan dari kata dari lidah tak bertulang. tapi dunia kata datang dari pusat sumbernya sendiri yakni dari dunia kesadaran. kata kata memang alat untuk menyampaikan kesadaran. kalau ada kredo yang mengatakan kata kata bukanlah alat untuk mengantarkan pengertian, maka bolehlah lupakan kredo itu dan kini menolah kepada koboi koboi sastra yang baru. kata adalah dunia luar dari dunia dalam: kesadaran. dan dunia kesadaran datang dari tuhan - yang tak nampak oleh indera. maka kalau klaim sains yang dipuja itu rumusnya bagaimana sebuah gejala hidup harus empirik, maka menjadi mitoslah sains ilmu itu dan memanglah sains ilmu itu adalah mitos. lihatlah hasilnya: dehumanisasi di mana-mana, dari klaim pencerahan dan pembuktian ke dalam laku mengolah alam, yang cepat sekali diterbab oleh orang politik dalam dunia politik maupun orang politik dari dunia industri. atau orang politik di dunia kalangan sains itu sendiri. maka kalau kata bersending dan retak dalam tiap tiap tepinya itu bukanlah kegagalan berbahasa, tapi keindahan sebuah bahasa yang harus dicari rujukannya dari kebulatan cerita atau sepotong puisi. terus menimbang maknanya dalam konteks tali menali kepada kehidupan yang mengerucut kepada tiga gejala kehidupan: tuhan, manusia, dan dunia. sejauah mana retakan itu atau tertib diri itu mampu memperlihatkan point of vieu yang baru terhadap ketiga gejala itu. sebuah kata dan dan yang bisa membolak balikkan keadaan - melawan kaidah berbahasa yang ingin dipeluk seolah dewa yang akan meledak dalam kemarahan bila kita tak tunduk. padahal dalam hidup dewa dewa telah mati dan hidup kembali ke dalam dewa tubuh kita sendiri. dan aku pun menembak yang tuhan dengan senapan. yang di sana bukanlah kesalahan, bukan pula yang dari kata sayang yang kalau kita bidikkan kedalam struktur kalimat itu juga salah: masa menembak sayang tuhan. kan maksudnya menembak tuhan dengan senapan. maka seni tak bisa dibelah dan dihidu ke dalam detil, yang kalau struktur satu detil seolah salah maka salahlah seni itu. detil penting tapi detil harus diangkat ke yang subtil: apakah massif idenya. apakah nada dasar suaranya. pemakaian yang tuhan di sana menjadi sebuah kebenaran bahkan menjadi sebuah kemampuan sang pengarang menyembunyikan detil tuhan ke balik sebelum katanya yakni yang - yang tuhan. jadi yang hendak ditembak adalah bagian dari tuhan yang tak kita mengerti yakni misteri hidup ini sendiri - sebagai salah satu bagian dari tuhan itu sendiri. dan penampakan ini datang kepada kita dari kebulatan dan keutuhan cerita yang dalam kebulatan dan keutuhan itu perlu akrobatik untuk menemukan lubang yang masih hendak disembunyikannya. lubang yang hendak menghindar dari jebakan kaidah bahasa atau kaidah cerita. singkatnya kaidah ilmu. maka seorang pembaca dengan serombongan konsep konsep yang datang dari bahasa asing memang seolah glamor dan gagah nampaknya. tapi begitu sang pengarang membelok dia tak mampu menangkap buntut sang pengarang - karena konsep di tangannya tak mengandung pembelokan seperti itu. apa ini. tak ada di buku. mana rujukannya. aha. "orang dkj, orang kla, orang pena kencana", bukanlah sang pemain akrobat sebagai koboi koboi sastra. tapi hanyalah apotik sastra belaka. tapi apotik cukup menyehatkan. setidaknya membuat kelamin kita bisa agak hidup kembali. tak? rasanya. hudan Jatuh cinta itu seperti apa ya rasanya? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com